Pagi-pagi sekali mereka sudah di bangun kan, bahwa nyawa mereka masih belum terkumpul semua. Dengan terburu-buru mereka langsung mandi dan mengenakan pakaian training, seperti nya mereka akan olahraga.
Tepat di samping danau, mereka kini menatap kearah master yang sudah ada disana.
"Telat tujuh menit." Sang master.
"Tujuh menit doang, master kita di bangunin pagi banget lho!" protes Abbyan, mereka semua mengangguk setuju.
Namun sang master hanya menatap mereka datar, tanpa berkata-kata langsung memulai lari. Mereka semua awalnya hanya memandang sang master yang berlari, mereka saling melirik satu sama lain. Setelahnya mereka pun mengikuti sang master berlari, namun rute nya ternyata bukan yang mereka pikir kan. Mereka mengitari sebuah danau!
Cukup lama berlari, bahkan nafas mereka pun sudah terputus-putus. Akhir nya sang master mulai berhenti,
"Gila! Masa kita muterin satu danau yang luas nya ga ngotak!" ujar Laura dengan nafas yang tidak beraturan nya. Bahkan Yasha sudah duduk di atas tanah karena capek, bahkan Jayden pun sampai seperti hendak pingsan.
"Kalian bisa berganti pakaian setelah nya ke ruang makan, dalam waktu lima belas menit. Kalau tidak sampai kalian tidak akan mendapatkan sarapan!" tutur sang master lalu meninggalkan mereka.
Mereka pun langsung berlarian, bahkan tak jarang mereka juga saling mendorong dan berebut kamar mandi.
"Langit! Lo paling kecil disini, jadi lo terakhir deh!" seru Abbyan saat melihat Langit yang sudah berada di tengah-tengah pintu namun di tahan oleh Jayden.
"Bener! Langit lo terakhir aja deh!" timpal Jayden.
Sedangkan disisi anak cewe pun tak kalah ribut, bahkan mereka juga saling berdebat satu sama lain. Namun mereka melakukan dengan cepat, sehingga dalam waktu lima belas menit mereka sudah sampai di meja, walaupun ada beberapa penampilan mereka yang cukup berantakan.
Disana mereka pun bertemu dengan anak cowo yang kebetulan sekali sudah sampai, mereka kini duduk di kursi masing-masing.
"Lau, Lo ngapain bawa lipstik?" tanya Jayden saat mereka sudah mulai duduk sembari menunggu makanan. Rupa nya makanan mereka belum sampai, kalau begitu kenapa mereka harus terburu-buru tadi?
Laura menoleh kearah tangannya, lalu meringis. Lipstik nya tidak sengaja terbawa tadi saat diri nya terburu-buru.
Selang beberapa menit, suara melengking dari seseorang membuat mereka menoleh. "Eyyo guys, gue telat ya? Sorry tadi ada kendala sedikit." Abbyan mengungkapkan kendala yang terjadi lalu langsung mengambil tempat.
Makanan pun tak lama tiba, dengan tudung di satu-satu piringan yang dibawa oleh para master. Ah Ruby jadi berfikir apakah disini master nya hanya ada lima? Sedikit sekali, tapi mereka pun juga sedikit sih cuman enam orang juga di kelas.
Sebenarnya bukan kelas malah lebih mirip sekolah versi mini nya, hal yang ngga habis fikir. Kenapa kalau cuman kelas mereka harus tinggal dan menetap sampai lulus di kelas tersebut?
Sudahi pemikiran tersebut, kini mereka menatap lapar kearah meja. Mereka membuka penutup makanan yang sudah di tata rapi di depan mereka.
Mereka syok bukan main saat melihatnya, disana tidak ada makanan apapun. Kosong, bahkan di yang lain pun kosong tidak ada makanan satu pun.
"Ini cerita nya kita makan ghaib ya? Atau makan angin?" ujar Laura dengan suara tidak percaya nya.
"Kayak nya sih kita di prank ga sih? Masa iya kita cuman di adepin piring kosong." Ruby menimpali.
Jayden yang emosi langsung menggebrak meja, hal itu membuat semua nya terlonjak kaget. Termasuk Yasha yang sedang melamun harus terkaget untung saja dia bisa menormalkan ekspresi nya.
Jayden berdiri hendak protes ke salah satu master yang ada, namun master run sendiri yang menghampiri mereka. Master Run yang mengajak mereka lari di pagi hari mengelilingi danau yang membuat mereka mendengus kesal.
"Master, kenapa semua nya kosong?!" seru Jayden dengan emosi membara.
Master Run pun tersenyum tipis, lalu berkata " itu salah kalian, bukan kah saya sudah bilang bahwa kalian harus tepat waktu untuk makan? Kalian telat, maka tidak ada makanan." Jawab master Run dengan tenang.
"Tapi master, cuman Abbyan yang telat, kenapa kita juga di hukum?" tanya Yasha penasaran.
"Bukan kah kalian membaca peraturan? Satu salah maka semua salah, satu di hukum semua di hukum." Master Run berkata sambil tersenyum.
Mereka semua terdiam tidak habis fikir, bahkan lebih tidak habis fikir nya saat mereka di hukum untuk bersih-bersih area asrama atau bisa di sebut kelas.
Ini semua sudah melenceng dari tujuan mereka, harus nya mereka didalam kelas dan belajar bukan malah dapat hukuman seperti ini.
Abbyan yang keras kepala memilih untuk tidak ikut bersih-bersih, tipe dulu nya anak nakal suka bolos jadi di hukum tidak akan berefek. Namun satu yang Abbyan lupa, mereka sudah bukan di sekolah, bahkan master pun terus memantau mereka.
Mereka kecuali Abbyan menyelesaikan tugas dengan cepat, namun sayang mereka di tambahkan hukuman nya. Mereka bahkan tidak merasa berbuat salah, namun mengapa hukuman mereka masih belum selesai?
Kini mereka berada di samping kolam renang, cukup aneh kalau kelas tapi dapat fasilitas lengkap. Dan Abbyan lagi-lagi ngeluh dan tidak mau ikut membantu, bahkan hari sudah hampir sore dan mereka belum selesai parah nya mereka belum makan.
Sudah cukup, kesabaran Langit tidak sebanyak itu. " Lo sadar ga sih? gara-gara orang kek lo! Kita di hukum kayak gini? dan lo dengan seenak nya gamau bantu? Lo ngeluh capek tapi lo ga liat Laura yang udah mau tepar gitu?" seru Langit yang sudah menumpahkan kekesalannya.
Rasanya tidak adil, disaat dia yang bersalah namun malah yang lain juga kena getah nya. Sudah begitu tidak mau membantu lagi sangat tidak tahu diri!
"Kok gue?" tanya Abbyan dengan wajah tak berdosa nya, dengan emosi yang sudah meluap. Langit pun membogem wajah milik Abbyan, bahkan beberapa pukulan melayang kearah Abbyan.
Abbyan yang tidak siap pun harus menerima nya, bahkan Abbyan rasa wajah nya sangat kaku akibat pukulan yang lumayan dari Langit.
"LO MIKIR! DARI AWAL SEMUA MASALAH DI LO, DARI LO TELAT SAMPAI KITA DI HUKUM! KALIAN, KALIAN GA NGERASAIN APA?!" seru Langit kembali bahkan dengan nada yang semakin tinggi.
Semua pun lantas diam, Langit semakin geram di buat nya. Langit jadi heran sendiri, apa karena Abbyan senior sampai seenak nya? Tapi yang lain pun tetap sportif dengan hukuman mereka yang jelas-jelas bukan salah mereka juga, bukan mencari alasan tidak jelas.
Langit yang sudah emosi pun pergi dari sana sembari menggandeng Ruby, Langit rasa percuma banyak bicara dengan Abbyan. Mereka menatap kecewa kearah Abbyan, apa yang Langit bilang benar semua. Laura dan Jayden pun akhir nya memilih pergi juga, menyisakan Yasha dan Abbyan.
" Lo bisa pergi Sha, Langit bener, gue yang salah disini. Sorry, gara-gara ke egoisan gue sampai ngorbanin kalian." Abbyan berkata lirih dengan wajah tertekuk tanda menyesal.
Yasha mendekat, dia mendudukkan diri di sebelah Abbyan. " Gue tau, ini pasti berat ya? Lo masih harus menyesuaikan diri, jujur gue juga kecewa sama lo, gue harap lo ga egois lagi." Yasha mencoba memberi pengertian kepada Abbyan.
Abbyan menatap kearah Yasha, spontan saja dia memeluk Yasha dengan begitu erat. Dari dulu emang cuman Yasha yang bisa dia andalkan, rasanya seperti sudah seperti kakak sendiri.
"Makasih Sha! gue gatau kalau gada lo gimana, karena yang gue punya sekarang cuma lo." Abbyan mengungkapkan isi hatinya.
"Lo tenang aja oke? gue bakalan disini sama lo terus." Yasha menjawab dengan menepuk pelan bahu Abbyan yang masih memeluknya.
"Gue juga!" tegas Abbyan.
Dari kejauhan, terlihat master Run menatap Yasha dan Abbyan dengan senyum tipis nya. Setelah nya langsung pergi, menyisakan Yasha dan Abbyan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...