Yasha membuka mata nya, melihat siapa sosok didepan nya. "ARES!" pekik Yasha kuat. Yasha kira dia akan mati disini, ternyata Tuhan masih sayang padanya.
"Angkat senjata lo Yasha, lawan mereka semua!"
"Gue ga bisa, gue......, ga tega."
Yasha menatap kearah depan, dimana Ares tengah menghadapi Abbyan. Tangan Yasha bergetar hebat bukan main, teman nya, orang yang selalu ada sejak kecil sekarang malah jadi lawan? Rasa nya sulit untuk Yasha.
Yasha merasa tidak bisa menghadapi Abbyan, maka Yasha dengan mata berair nya menatap Abbyan yang sedang melawan Ares. Berhubung Ares sangat jago dalam hal bela diri akhir nya Ares pun menang melawan Abbyan, Ares pun tersenyum penuh kemenangan.
"Ares! Sini ikat dulu biar ga kabur," Yasha berteriak sembari membawa akar yang panjang seperti tali.
Ares mengangguk, mungkin Abbyan disini akan aman. Apalagi sedari tadi tidak ada yang lain jadi mereka bisa melanjutkan perjalanan, Abbyan terus memberontak tidak mau bahkan mata nya pun menatap tajam kearah mereka berdua.
Setelah selesai mengikat Abbyan, Yasha dan Ares lantas berjalan meninggalkan Abbyan yang masih meraung minta di lepaskan. Yasha terus menerus mengelap air mata nya dengan kasar, dia tidak boleh cengeng apalagi lemah dia harus bisa demi sahabatnya!
"Sha, kali ini lo harus lawan mereka!" tegas Ares.
Yasha yang jalan di belakang Ares pun lantas menatap Ares ragu, "lo ga boleh ragu! Anggap mereka musuh lo. Bekuin hati lo Yasha, didepan lo bukan temen lo tapi monster yang siap bunuh lo kapan aja lo lengah." Ares melanjutkan ucapannya.
"O-oke! Gue bakalan berusaha!" ucap Yasha dengan mengepalkan tangan nya keudara.
Dia sudah memantapkan hati untuk sekarang, dia pasti bisa sedikit lagi cuman sampai ditengah hutan lalu ambil obat selesai. Semua nya pasti kembali seperti sedia kala, semua nya tanpa terkecuali. Jadi Yasha harus semangat!
Mereka terus berjalan dengan Ares yang memimpin, bagaimana pun Ares lah yang tau seluk beluk hutan ini. Namun Ares tiba-tiba saja terhenti kala mendengar sesuatu, Yasha pun terhantuk bahu milik Ares hingga mengaduh pelan.
Ares sudah mengambil ancang-ancang milik nya dengan belati yang di genggam erat, memandang kearah jarum jam 3 dengan tatapan tajamnya.
"Res, kenapa? Ada siapa?" tanya Yasha dengan panik, sial dia tetap tidak berani jika mendadak seperti ini.
"Diam, Sha. Disana ada yang berlari menuju kita, lo harus bersiap kali ini bukan hanya satu!" Ares berkata tanpa melepaskan pandangan nya dari arah tatapan nya tertuju.
"MEREKA DATANG!" Ares berteriak sembari berlari, Yasha yang pada dasarnya belum siap apapun akhir nya hanya ikut berlari.
Sebisa mungkin tidak mencelakai mereka semua, bahkan Yasha meminimalisir kan lawan nya terluka karena bagaimanapun hati nurani nya tidak tega. Hingga Yasha tidak sadar sudah terpisah jauh dari Ares bahkan dia tidak tau berada dimana saat ini, yang terpenting dia bisa berlari dari kejaran mereka.
Yasha terus berlari, semua tumbuhan didepannya dia tebas menggunakan senjata miliknya. Yasha berkali-kali mengumpat serapahi semua para master dan terutama ilmuan gila itu, bisa-bisa nya mereka berbuat sejauh ini kepada mereka yang bahkan umurnya baru menginjak dewasa.
"YASHA!" seruan itu terdengar dengan tawa menggelegar nya, tubuh Yasha tersentak kala mengenali suara tersebut.
Suara dari beberapa teman nya, sial Yasha belum berani menghadapi mereka semua. Yasha pun memilih bersembunyi di tempat yang menurutnya aman, Yasha dapat melihat temannya itu tertawa sembari berkeliling. Bahkan Kampak di tangan nya pun terus terayun dengan mudah, padahal Yasha tau teman nya itu paling anti dengan senjata tajam.
Yasha terus memeras otak nya untuk berpikir bagaimana menghadapi temannya itu, Yasha ingat bahwa dulu temannya itu pernah menitipkan sesuatu. Dengan merogoh saku rok yang dipakai nya, Yasha tersenyum kala menemukan barang nya untung saja Yasha selalu membawa nya.
Yasha pun keluar dari persembunyiannya, dengan mantap diri nya menghampiri dimana teman nya itu berada.
"Laura! Lo nyari gue kangen ya?" ujar Yasha dengan nada menantang.
Bahkan Yasha memamerkan senyum lebar khas milik nya, walaupun demikian tetap hati Yasha ketar-ketir melihat Laura yang datang dengan kapak tajam ditangan nya. Bahkan Yasha memikirkan kemungkinan terburuk kala menatap kapak ditangan Laura, mungkin tubuh nya akan terbelah? Atau bahkan bisa lebih buruk lagi Yasha rasa.
"Oh hai Yasha, lama ga ketemu ya~" cetus Laura bahkan senyum yang semakin lebar, Yasha mendadak bergidik ngeri senyum nya menyeramkan! Ingatkan Yasha untuk memberitahu Laura nanti kalau sudah sembuh.
Yasha berlari di ikuti oleh Laura, Yasha sudah memperkirakan semua nya. Jika rencana berjalan mulus semoga saja rencana nya berhasil dengan sempurna, mereka tidak berubah menjadi monster seperti yang Yasha kira.
"Lau! Inget ngga lo punya adik, cowo. Terus lo manjain banget, Laura pikir deh kalau adik lo liat lo begini gimana reaksi nya?"
Masih tidak ada tanggapan dari Laura, Yasha berdecak kesal namun tetap melayangkan semua ucapan nya.
"Lau, lo suka nangis waktu ceritain tentang adik lo"
"Cewe yang suka makanan pedes, apalagi kalau dikasih seblak."
"Lo suka senyum, bahkan lo suka nempel in gue."
"Lo---" ucapan Yasha terhenti kala dia sudah mentok, bahkan Kampak Laura menempel tepat diakar besar yang ada diatas kepala Yasha. Yasha yang sedari tadi berlari dan berucap, tidak berani menoleh eh malah dia di beri kejutan yang bikin jantungan.
"LIHAT LAURA! MEREKA ORANG YANG LO BENCI, ADIK KESAYANGAN LO DI SAKITIN MEREKA!" jurus terakhir Yasha bahkan dia juga memberikan sebuah foto kecil yang sudah usang, dimana disana terlihat seorang anak gadis kecil menggendong anak kecil di punggungnya dengan beberapa luka di tubuh yang rapuh.
Laura terhenti, memegang kepala nya yang terasa nyeri. Bahkan diri nya sampai ambruk di tanah, Yasha ikut menyesuaikan tinggi nya dengan Laura. Menatap lamat berharap itu berhasil, Yasha pikir ini akan berhasil mengingat dia hanya tau jika mereka hanya mengecoh pikiran saja Yasha rasa.
Laura terus menggumam kan sesuatu yang tidak jelas, Yasha pun tak tinggal diam. Dia terus melontarkan semua kalimat yang bisa memicu semua kenangan masa lalu Laura kembali, bahkan Yasha mengungkit semua hal yang berkaitan dengan orang tua Laura.
"Ren?!" gumam Laura dengan mata yang berair, dia ingat sekarang. Selama ini dipikiran nya hanya tentang dendam yang entah dendam kepada siapa, namun setelah ingat Laura tau.
"AKHIRNYA TUHAN! gila gue takut banget, Lau!" pekik Yasha senang sembari memeluk Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Historia CortaHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...