bab 35 : INTROVET GIRL? YEAH IS ME (revisi)

34 6 0
                                    

Dengan pandangan kosong dan mata yang terus mengeluarkan air mata sejak tadi, Yasha terus ditarik oleh Ares menjauh dan menghampiri orang yang masih bisa di selamatkan.

"Kenapa lo narik gue? Gue bisa selamatin kakak gue tadi, kenapa lo bawa gue pergi?!" amuk Yasha sembari menarik kerah baju Ares.

Ares mendorong Yasha keras hingga tersungkur kelantai bahkan dengan kasar nya Ares menarik rahang milik Yasha, gadis itu meringis merasakan sakit namun mata nya tetap menatap tajam kearah Ares.

"Buta mata lo? apa perlu gue buat buta beneran tuh mata, kakak lo udah mirip monster gitu lo masih harus selametin? bahkan jantung nya pun sudah hilang! Mikir kakak lo udah bukan manusia normal lagi, yang ada dia tersiksa!" desis Ares membuat Yasha semakin menatap nya tajam.

" Kakak gue masih hidup! lo bohong kan?! Kakak gue bukan monster Res, dia cuman sedikit kayak gitu karena vaksin nya, iya karena vaksin yang dikasih ilmuan gila itu!" Sangkal Yasha dengan wajah marah bahkan air matanya pun tak bisa dia hentikan sedari tadi.

Namun Ares tak merespon dia malah mencengkeram kuat rahang Yasha dan memajukan wajah nya, nyaris saja berciuman namun Yasha langsung mengalihkan pandangan milik nya.

"Mata lo emang katarak kek nya, kalau lo mau sama kakak lo sana jadi monster. Lupain perjuangan lo selama ini yang bakalan sia-sia gitu aja!" setelah mengucapkan itu Yasha langsung dihempas kan begitu saja.

Sifat lain dari Ares yang membuat Yasha ketakutan setengah mampus, benar kakak nya memang sudah menjadi monster dan Yasha menyangkal semua nya. Setelah melihat Ares menjauh Yasha merenung dan kembali meraung nangis, dia memang salah dengan menutup mata bahwa kakak nya bukan manusia normal pada umumnya.

"Gue janji bakalan bunuh mereka, kak!" monolog Yasha ditengah tangis nya. Bahkan sebuah pistol yang sedari tadi disembunyikan di belakang baju nya pun di ambil, dengan ini semoga dendam nya terbalas!

Yasha berdiri, dengan tangan sedikit bergetar menyusul Ares yang sedikit jauh dari jangkauan nya.

"Ares, Ayok bunuh mereka!" seru Yashadengan nada menggebu-gebu sarat akan dendam yang mendalam.

Ares pun tersenyum dan mengelus puncuk kepala Yasha, lalu mengangguk tanda setuju. Yasha dibuat terdiam namun tak urung senyum nya pun terbit, akhir nya dia punya teman untuk balas dendam nanti. Dengan langkah riang Yasha mereka pun sampai lah mereka ke korban yang selamat.

"Hai semua, akhir nya bangun juga." Yasha berkata dengan senyum khas nya, sangat cantik namun sedikit aneh.

Mereka menatap linglung Yasha dan Ares, namun seperti nya para master masih memiliki sedikit memory jadi mereka menatap mereka dengan pandangan terima kasih.

"Nah sekarang kita harus keluar dengan selamat oke?" Yasha kembali berujar mewakili Ares.

Mereka pun berniat pergi bersama, namun diurung kan karena Langit dan Ares memilih memisahkan diri dan berjanji akan bertemu kembali tepat didepan hutan. Mereka pun setuju, dengan Yasha yang memimpin mereka berpencar haluan.

Ares membawa Langit entah kemana, Langit pun hanya mengikuti dengan senyum tipis nya. namun tiba-tiba Ares terhenti membuat Langit pun itu terhenti dan menatap aneh Ares, dia pikir mereka akan terus-menerus berjalan hingga keluar hutan.

"Kak, akhir nya gue ketemu lo lagi!" celetuk Langit dengan senyum manis tanda dia senang.

Ares mendekat, "gue udah nyuruh lo buat ga terlibat, kenapa lo ngeyel? gue tau lo bego dari dulu tapi disini lo cuman jadi beban!" ucapan Ares langsung membuat senyum Langit surut.

Bahkan tatapan yang Ares layangkan adalah tatapan kebencian, tatapan yang selama ini tidak pernah Langit harap kan dari sosok idola nya.

"Gue cuman khawatir sama lo jadi gue nyari lo, salah?" jawab Langit dengan nada tegas nya.

Menurut nya dia tidak salah, disini dia cuman jadi adik yang khawatir terhadap kakak nya jadi apa salah nya? Namun Ares tidak berpikir seperti itu, sorot mata nya sarat akan kebencian bahkan seperti berapi-api membuat Langit takut.

"Soal Yasha--" ucapan Ares terhenti kala Langit memotong nya.

"Oh cewe sialan itu ya? Dia kabur dengan ngorbanin lo terus tiba-tiba dia ga inget gue dan bilang punya kembaran, aneh. Dia pikir gue percaya? mana mungkin, orang di rumor Yasha itu anak tunggal yakali tiba-tiba punya kembaran?" ujar Langit.

"Lo kan yang bunuh? Gue tau soal nya barang lo ketinggalan waktu." Ares berucap sembari menunjukkan sebuah liontin.

Liontin yang Ares dapatkan tadi saat berhadapan dengan Yasha ralat Nasya maksud nya, saat menenangkan Yasha, Ares dapat melihat sebuah liontin yang tidak asing di penglihatannya berada di tangan Nasya jadi Ares ambil. Dan benar saja setelah di teliti liontin itu adalah liontin milik adik nya yang tertinggal, liontin pemberian nya, sebuah liontin yang sama mirip dengan milik Yasha.

Langit dibuat terdiam, terbongkar sudah namun dia tetap tidak merasa bersalah karena apa yang dilakukan nya adalah benar menurutnya toh Yasha juga masih hidup?

"Itu salah Yasha sendiri, kenapa dia ngorbanin lo bertahun-tahun disini di ruangan terkutuk? gue rasa itu hukuman buat dia yang tega ninggalin lo!" jawab Langit dengan bangga nya.

"Salah dia yaa, hm~" Ares berujar sembari mendekat kearah Langit.

Langit tersenyum miring, kakak nya harus tau bahwa ini bukan salah nya melainkan salah Yasha sendiri yang cari mati dengan nya.

"Iya, salah di--" ucapan Langit terhenti kala harus memutahkan seteguk darah dari mulut nya.

Menatap ke samping tempat tangan kakak nya berada, ada sebuah pisau yang menancap tepat di dada sebelah kiri Langit. Langit menatap Ares dengan pandangan heran nya sekaligus kecewa, namun Ares malah tersenyum miring.

"Lo tau karma kan? Yang orang bilang bentuk balasan Tuhan kepada orang jahat, karena gue gamau ngerepotin Tuhan jadi gue pake balasan gue sendiri, nah kan Tuhan ga perlu repot kasih karma ke orang." Ares memaparkan dengan memainkan sedikit pisau nya lalu menarik, seketika sebuah darah segar mengalir keluar.

Langit terjatuh di tanah, dada nya amat terasa nyeri. Pandangan nya tertuju kearah Ares yang pergi meninggalkan nya, sorot mata penuh kekecewaan tergambar jelas di mata itu. Di detik diri nya hampir memejamkan mata, seseorang datang dengan sebuah suntikkan.

"Bangkit Langit, lo bakalan jadi kuat seperti yang lain." Ucap nya sembari menyuntikkan ke leher Langit.

Disisi lain, Ares dengan langkah santai nya pun pergi menuju tempat yang di tentukan. Tak butuh waktu lama untuk nya sampai disana sudah terlihat rombongan yang menanti diri nya, namun pandangan Yasha menatap bingung kearah Ares.

"Langit mana?" bukan Yasha melainkan Ruby lah yang bertanya lebih dulu.

"Mati? tadi di hutan kita diserang monster terus Langit kena makan dan mati deh." Ares menjawab dengan santai.

"Kenapa lo ga nolong bangsat?" marah Ruby.

"Mikir banyak monster didalem sana, gue bahkan ngehadapin lebih banyak di banding langit. Karena dia nya aja yang lemah jadi mati, gue juga mau nolong susah!" jawaban Ares membuat Ruby malah menangis kencang dengan histeris.

Yasha menatap tidak percaya kearah Ares, tidak mungkin mati semudah itu. Ares itu sifat nya sulit di tebak, namun dia cukup manipulatif makannya Yasha tidak percaya begitu saja. Menatap penuh menyelidik namun hanya di berikan senyuman oleh Ares membuat Yasha bergidik ngeri, dan mengalihkan pandangan nya.

Yasha berfikir tidak mungkin Ares membiar kan Langit mati begitu saja, apalagi Yasha tau Langit adalah adik kandung dari Ares. Mungkin kah yang di katakan Ares benar? Tapi Yasha tidak percaya dengan begitu saja, Yasha tidak tahu kebenarannya. Namun satu hal yang tidak Yasha tau, dari Ares maupun Langit mereka memiliki kelainan mental mereka sendiri.

"Gue rasa Ares perlu psikologi." Yasha sedikit bergumam dengan pelan.

INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang