bab 24 : INTROVET GIRL? YEAH IS ME (revisi)

36 4 0
                                    

Hari-hari yang berat terus berlalu begitu saja, bahkan Abbyan pun seakan melupakan kejadian waktu dimana dia menemukan sebuah ruangan. Sampai saat Yasha bertanya dia sedikit tidak mengingat apapun, ingatan nya seakan kabur dan tidak jelas.

Padahal Abbyan yakin dia bukan seorang yang pelupa, ah dia ingat apa karena pil vitamin yang selama ini mereka konsumsi?

Mereka menjalani hari-hari yang berat bahkan mereka harus mengesampingkan misi utama mereka dalam beberapa waktu ini, malam hari nya mereka dikumpulkan didalam hutan yang sudah diberi beberapa lampu sebagai penerang.

Mereka disuruh oleh master run untuk melakukan battle dengan cara tarik tambang dimana pemenang nya akan mendapatkan makan malam dan yang kalah tidak boleh makan, mereka di bagi jadi dua tim. Dimana tim A berisikan Abbyan, Laura dan Langit, sedangkan tim B berisikan Ruby, Yasha, dan Jayden.

Mereka saling melawan satu persatu, diawali dengan Ruby berhadapan dengan Jayden, Laura dan Abbyan, dan tibalah saat nya Yasha berhadapan dengan Langit. Seperti suatu keberuntungan untuk Yasha, dimana dendam milik nya masih membara disuatu sudut hati nya.

"Menyerah aja, gue tau lo ga bakalan bisa ngelawan gue. Secara udah keliatan gue lebih kuat daripada lo." Langit melontarkan kata meremehkan.

Yasha yang notabe nya anti di remehkan pun hanya tersenyum sinis, wajah tidak ramah nya sudah terlihat sejak awal mereka berhadapan. "Kita buktikan, ga usah banyak omong!" tandas Yasha.

Mereka pun saling menarik dan tidak mau kalah, bahkan Yasha harus mengerahkan semua tenaga milik nya. Yasha memutar otak cantiknya jika begini terus dia pasti akan kalah kekuatan nya tidak sebanding dengan Langit, Yasha pun tersenyum miring saat mendapati senyum sinis dari Langit bahkan disaat lelaki itu sudah terlihat lelah.

Dengan senyum lebar nya, Yasha menarik sekuat tenaga nya hingga Langit maju beberapa langkah kemudian melayangkan tendangan milik nya kearah adik kecil Langit. langit pun lantas meringis ngilu, sial dia malah terkena tendangan jika tau Yasha akan begini mungkin dia tidak akan meremehkan seorang Yasha.

Lebih baik dia yang memukul Yasha lebih dulu tanpa memikirkan jika Yasha adalah perempuan.

Tim Yasha pun akhir nya menang, dan tim Abbyan kalah. Abbyan mendesah kecewa dan menatap tidak suka kearah Langit, namun setelah menatap kearah Yasha dia hanya bisa menghela nafas kecil.

"Congrats, Asha! pinter banget temen gue sampe bisa ngalahin Langit." Abbyan berucap sembari memeluk Yasha bak anak kecil dengan sedikit menggoyangkan pelukannya kekanan dan kiri.

"Kok lo ngga marah? noh kaya temen se tim lo muka nya udah sepet di pandang." Jayden menunjuk kearah Langit yang terlihat di wajah nya yang memerah seperti menahan kesal.

Abbyan menghentikan acara memeluk nya dan melirik sekilas kearah Langit, dia mendengus kecil seraya melepas pelukan nya pada Yasha. Yasha pun minggir dan berada di samping Laura lantas bertos kecil, walaupun mereka tidak se tim tapi mereka tidak ada yang marah sebagian.

Yah lagian ini hanya sebuah permainan, menang kalah itu hal wajah. Namun jangan pernah meremehkan lawan karena pada dasarnya kita tidak tau kemampuan lawan, jangan malah jadi impulsif karena sedikit perbedaan dengan lawan.

"Biarin aja sih, biasa namanya juga Langit yang kebanyakan mendung jadi ya gitu deh gelap terus hawanya."  Abbyan menyindir.

"Udah ah ayok keruang makan, gue laper." Ruby mengungkapkan sembari melangkahkan kaki nya pergi menjauh.

Mereka pun mengikuti Ruby untuk keruangan makan, sesampai nya disana mata mereka dibuat berbinar saat melihat makanan hangat yang masih sedikit mengepul. Perut mereka langsung berbunyi minta di isi, namun sayang peraturan tetaplah peraturan. mereka yang kalah tidak bisa mendapatkan makanan yang ada di meja kecuali salah satu dari mereka berbaik hati untuk memberi,

Abbyan menatap prihatin kearah Yasha, berharap diri nya akan di berikan makanan tersebut.

"Sha, perut gue keroncongan nih." Abbyan berkata dengan wajah memelas tidak lupa dia juga memegangi perut nya yang seakan-akan dia bisa mati kapan saja.

"Ga usah di kasih deh, dia nyebelin soalnya sha!" seloroh Jayden sembari menatap jenaka kearah Abbyan, Abbyan pun menjulurkan lidah nya mengejek.

"Sini Lau, lo suka croissant kan?" ajak Yasha pada Laura. Laura pun berbinar dan langsung mengambil tempat di samping Yasha, Abbyan pun langsung merasa tersakiti padahal dia sudah berusaha memelas lho malah di kasih ke Laura.

"Lo sih curut! gue jadi ga makan kan!" berang Abbyan sembari memukul bahu Jayden.

Jayden tertawa kecil, mengambil roti didepan nya dan menjejalkan kemulut Abbyan. Abbyan pun mengoceh tapi tetap saja roti nya dia makan, enak juga roti nya tidak keras seperti kemarin waktu mereka dihukum.

Jadi dengan senang hati Abbyan menghabis roti dengan ukuran besar yang di jejalkan okeh Jayden kepadanya, ya dipikir lumayan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan sedari tadi.

"Enak!" gumam Abbyan di sela kunyahannya yang membuat Jayden menatap dengan pandangan sinis.

Selepas makan, mereka pun memutuskan untuk tidur. meninggalkan Ruby dan Langit yang menatap mereka rumit, Ruby merasa keberadaan nya seakan tidak terlihat. Dan dia sangat benci saat dia tidak di anggap, disaat dia di ratukan oleh orang terdekat nya dahulu sekarang malah seperti di abaikan membuat perasaan tidak suka memasuki relung hatinya.

Kebencian mereka seakan di pupuk, Ruby kira awal nya karena mereka memang sudah sahabatan jadi dia tidak terlalu memikirkan dia yang seperti orang asing. hanya saja semakin kesini mereka seakan tidak melihat dirinya, bahkan pacar nya saja yang tidak melakukan apapun ikut di benci oleh mereka.

"Ingin memberi mereka pelajaran? saya tahu kamu benci terhadap mereka bukan?" tanya sang master dengan senyum simpulnya.

"Bagaimana cara nya master?" bukan Ruby melainkan Langit lah yang bersuara.

"Ikut projek M lebih awal, kalian akan tahu itu."

Merasa bukan ide buruk, mereka pun menurut dan mengikuti perintah sang Master. Mereka pergi bukan kekamar melainkan kesebuah ruangan yang di tunjukan untuk projek M tersebut, mereka tidak memikirkan konsekuensi apa yang mereka dapat. Yang mereka tau mereka melakukan ujian lebih dulu, dan membuat mereka menyesal sehingga mereka bisa berbangga diri.

Namun didalam ruangan tersebut, Ruby di buat terkejut kala melihat sosok orang yang dulu di benci nya. bukan hanya Ruby, Langit pun sama terkejut nya. bagaimana bisa orang yang selama ini menghilang tiba-tiba ada disini? bahkan keadaan nya sudah seperti mayat hidup ada apa sebenarnya?

"IVORY!" seru mereka kompak.

"Lo disini? kok bisa?" tanya Ruby.

"Bukan nya lo udah mati ya, Ry?" timpal Langit.

Mereka langsung merasa ada yang tidak beres, hendak berbalik arah dan berlari. Namun tiba-tiba ada yang menyuntikkan sesuatu dileher mereka, mata mereka membulat kala bukan sang master melainkan orang lain. Kesadaran mereka perlahan mulai terenggut dan Langit sudah tumbang lebih dulu, namun samar-samar Ruby bisa mendengar seseorang berbicara.

"Dapat dua, ini mudah. hanya tinggal empat anak lagi misi kita selesai." dia menukaskan dengan senyum mengembang.

"Kau benar, sangat tidak sabar akan keberhasilan nya!"

"Lalu anak di ruangan itu bagaimana? obat kita tidak mempan terhadap tubuhnya ternyata cukup kebal juga dia."

"Jangan terlalu di pikir kan hal itu, kita bisa membuat formula baru yang lebih hebat nanti nya!"

Mereka menatap penuh minat kearah Ruby dan Langit dengan mata berbinar menunjukan obsesi gila mereka, bahkan sebuah tawa menggelegar diruangan tersebut.

"Gawat! gue harus peringatin yang lain sebelum mereka lebih dulu, jangan sampai ada korban lagi dari kita." dia bermonolog sembari berlari keluar dengan rasa takut yang mendominasi.

Dia bahkan sampai lupa tujuan awal nya kedapur untuk apa, dia pikir sang master hanya membuat mereka ujian lebih awal membuat nya penasaran hingga mengikut mereka dan berakhir dengan fakta baru.

INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang