Tiba waktu mereka untuk menjawab siapa werewolf yang sebenarnya dan mengakhiri permainan tersebut, mereka melangkah berkumpul di titik awal mereka bermain yaitu di lapangan kecil di mana ada telpon lama yang masih berada disana. Jayden maju mengangkat telpon tersebut, dengan tanpa ragu dia menjawab.
"Jawabannya adalah master." Jayden berbicara dengan nada tanpa ragu.
Semua khawatir jawaban mereka salah bahkan Laura sudah memeluk lengan milik Yasha, diri nya jadi was-was takut salah dan berakhir dengan hukuman yang tidak main-main.
Menunggu sang master menjawab, akhir nya jawaban mereka benar. Mereka bersorak girang satu sama lain, sang master pun datang dengan nampan di tangan nya.
"Selamat untuk kalian yang sudah bisa dengan mudah menebak." Master memuji.
Disana terisi banyak aneka seperti minuman, permen, dan beberapa cupcake. Mereka di suruh memakan salah satu dari makanan tersebut, kata master Happy ini adalah hadiah untuk mereka.
Laura dan Ruby yang paling bersemangat, bagaimana pun mereka adalah pecinta manis tentu saja di hadapkan dengan beberapa makanan tersebut akan langsung tergiur.
"Ini enak Sha!" tukas Laura.
"Manis sekali~" Ruby bergumam di sela gigitannya.
Mereka pun mulai mengambil beberapa makanan disana, hanya saja Yasha sendiri yang agak ragu untuk memakan nya.
Setelah semalam mendengar apa yang di omongkan oleh para master, Yasha tidak bisa semudah itu untuk tidak curiga terlebih mengapa mereka terkadang di suruh mengonsumsi permen atau pun pil dengan paksa. Namun Yasha tidak bisa terang-terangan curiga terhadap mereka, bisa saja nanti nya malah hal-hal yang seharus nya ga di ketahui malah jadi malapetaka.
Kegiatan selanjutnya mereka di beri jamkos untuk hari ini karena mereka sudah tiga hari di buat pusing, mereka pun tidak membuang waktu dengan percuma saja. Ini kesempatan mereka bukan?
"Gue ke ruangan head master, kalian jaga disini awasin para master oke?" ungkap Yasha.
"Biar gue ikut, lo ga mungkin sendirian kan? Bahaya kalau sendirian." Jayden menuturkan sembari menatap kearah Yasha.
"Gue ikut kalau gitu!" cetus Abbyan tak kalah ketinggalan.
"Oke! Lau, dan yang lain tetep disini, biar gue sama mereka." Yasha memutuskan sepihak saat melihat Laura hendak angkat bicara.
Tidak mungkin mereka bersama bukan? Yang ada hanya akan memperumit saja, Laura pun setuju. Akhirnya mereka berpencar dengan tujuan yang berbeda, semoga saja berjalan lancar, semoga.
Butuh beberapa menit mereka berjalan di area koridor hingga sampai di ruangan milik head master, Jayden maju untuk memastikan bahwa pintu tidak terkunci. Dan benar saja, pintu tidak terkunci ini bisa jadi peluang untuk mereka.
Tidak membuang waktu mereka akhir nya masuk kedalam ruangan yang tertata rapi, dengan rak-rak buku yang penuh dan berbagai isi, dan ruangan yang cukup luas untuk seukuran ruang kerja. Mereka pun mulai mengobrak-abrik semua yang ada disana, namun tak sampai berantakan.
Yasha menyusuri area rak buku, sembari memilih-milih siapa tau ada yang penting hingga tidak sadar bahwa di samping nya adalah Jayden, Yasha terus bergumam.
"Biasanya kalau di film-film ada tombol rahasia gitu, ini ada ngga yaa?" gumam Yasha dengan ekspresi serius hingga tidak sengaja tangan nya bersentuhan dengan Jayden.
"E-eh sorry, ga sengaja." Yasha melirik dengan cengiran nya.
Jayden hanya tersenyum dan mengangguk, namun kalian tau kan jika mereka tidak hanya berdua melainkan bertiga. Nah sosok yang ketiga menatap tidak senang kearah kedua nya bahkan mata nya menyorotkan ketidak sukaan, jadi dia menjadi penengah di antara dua orang yang tengah salah tingkah sendiri itu.
"Heh curut, noh coba kebagian sana. Kayak nya belum lo cek deh," celetuk Abbyan yang sudah berada di tengah-tengah mereka.
"Sabar Jay sabar." Jayden bergumam pelan.
Akan tetapi Jayden tetap mendengus kesal, momen berdua nya harus di ganggu oleh orang seperti Abbyan. Namun tak ayal diri nya pun tetap menuju ke arah yang di bilang Abbyan, Abbyan untuk tersenyum penuh kemenangan.
Yasha tersenyum geli melihat nya, hingga tak sadar diri nya menarik salah satu buku. Aneh nya buku tersebut tidak terambil melainkan sedikit tertarik sehingga lukisan tepat di belakang kursi sedikit terbuka, Yasha menatap takjub dengan temuan nya.
"Bener kan! Mirip yang di film-film, berasa keren gue bisa nemuin pintu rahasia." Yasha berseru dengan bangga hingga tidak sadar bahwa Abbyan dan Jayden sudah berada disampingnya.
Jayden membawa sebuah berkas di tangan nya, "gue nemuin ini, gue tadi sedikit baca. Kalau ga salah tentang projek M gitu, mereka lagi ngejalanin tapi gue ga baca semua biar nnti kita baca bareng." Jayden memaparkan hasil temuannya yang di angguki keduanya.
"Pintu nya di kunci, Sha. Kita ga bisa cek isi nya." Abbyan berkata dengan wajah sedikit kesal.
Yasha maju, disana terlihat lubang kunci namun sangat kecil bahkan Yasha tak yakin kunci biasa. Bahkan ukiran nya pun cukup aneh, Yasha hendak mencari jalan keluar siapa tau ada kunci di sekitar namun langsung panik tatkala mendengar langkah kaki.
Untung saja Yasha sempat menyuruh Jayden keluar lebih dahulu, untuk mengamankan barang temuan mereka. Namun Yasha dan Abbyan kalang kabut, mereka tidak bisa keluar dan akhirnya memilih bersembunyi di tempat terpisah.
Abbyan bersembunyi tepat di balik lemari, seperti lemari usang yang sudah jarang terpakai jadi mungkin ini pilihan tepat. Dia juga bisa mengintip dari sela-sela lemari yang terbuat dari kayu.
Berbeda dengan Abbyan, Yasha tidak bisa bersembunyi sehingga diri nya ketahuan. Tidak ingin terlihat jika sedang cemas maka Yasha bersikap normal dan biasa saja.
"Ah head master! Saya mencari anda tadi!" seru Yasha saat pemilik ruangan memasuki.
"Ada apa?" tanya head master yang sudah duduk dikursi nya dengan nyaman.
"Saya ingin bertanya tentang soal kimia yang kemarin head master berikan, tapi saya lupa bawa catatan nya jadi saya berniat untuk ambil." Yasha berkata sembari berbalik, baru saja memegang daun pintu tubuh nya sudah di buat menegang.
"Ingin bertanya atau mencari apa yang sudah kamu tahu...., Yasha Keyvara Caleesta?" celetuk Head master yang Membuat Yasha panas dingin.
Sebenarnya Yasha tidak tau apa itu, mungkin waktu kakak nya masih disini dan menggunakan nama nya tau sesuatu dan head master tau itu. "Apa maksud head master? Tentu saya ingin bertanya saja." Yasha menjawab dengan tenang mencoba agar dia tidak terlihat kikuk.
"Seorang murid yang berhasil kabur setelah mengorbankan teman nya, tiba-tiba saja kembali seolah tidak terjadi apapun? Saya yakin kamu bukan orang bodoh Yasha." Dia berucap dengan sarkas.
Sebuah fakta lain, kakak nya ternyata kabur menggunakan teman nya sendiri. Ingin rasanya Yasha ingin merutuki dan memakai almarhum kakak nya yang entah di mana jasad nya berada, dia jadi berada di posisi sulit seperti sekarang.
"Saya rasa kamu tau apa resiko kembali ke kelas ini, saya jadi tidak sabar melihat rencana apa lagi yang akan kamu perbuat seperti dahulu." Lanjutnya.
Ingin rasa nya Yasha berteriak dan berkata jika dia memang benar tidak tahu apapun, bukan diri nya yang dulu disini melainkan kakak nya. Namun diri nya tidak cukup berani untuk berkata didepan head master, nyali milik nya masih kecil bukan sebesar kakak nya yang selalu berulah.
"Sepertinya urusan saya sudah tidak ada, kalau begitu saya permisi, head master." Yasha pamit sembari melangkah pergi, ujung mata nya melirik cemas kearah tempat dimana Abbyan berada.
Abbyan yang berada didalam lemari pun di buat ikut mematung, namun sayang rasa syok nya harus di gantikan dengan kecemasan tatkala lantai lemari yang dia pijak harus luruh kebawah dan untung saja tidak mengeluarkan suara apapun.
Akan tetapi Abbyan tetap terkejut dengan apa yang ada di ujung dari sebuah lorong rahasia bawah lemari tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...