CM : 01

703 53 5
                                    

15 tahun kemudian

Leona tersadar dari lamunannya, ntah mengapa ingatan pada saat ia melahirkan bumi kembali terputar. Sejak bumi lahir, azka semakin jarang berada dirumah dan lebih memilih menginap di apartemen mendiang Ciara. Hanya saja, apa itu masih bisa dikatakan menginap jika sudah bertahun tahun? Bahkan satu tahun azka bisa dihitung menggunakan jari untuk berada dirumah, sisanya? Tentu di apartemen mendiang Ciara. Leona sedih tentunya, terkadang ia berpikir. Mengapa azka menikahi dirinya jika azka saja masih belum selesai dengan masa lalunya? Apa Leona hanya dijadikan pelampiasan saja?. Ntahlah, Leona saja bingung.

"Buna.. Kenapa melamun? " ujar seorang gadis yang berada disebelah Leona. Itu adalah bumi, putri semata wayangnya. Bumi menggerakkan telapak tangannya tepat dihadapan wajah Leona hingga sang ibunda tersadar.

"Tidak sayang, Buna tidak melamun" ujar Leona. Bumi hanya menatap Leona dengan tatapan jengah.

"Jangan mengingat momen menyakitkan Buna bersama ayah. Lebih baik mengingat momen bahagia Buna bersama bumi" ujar gadis itu. Memang, bumi tidak terlalu akrab dengan ayahnya sendiri. Bagaimana mau akrab? Ayahnya sendiri lebih memilih menghabiskan waktu di tempat mendiang masa lalunya.

"Iya sayang, bumi mau makan malam apa? Biar Buna masakin" tanya Leona. Bumi nampak mengetuk ngetukkan jari telunjuknya ke dagunya, ia berpose seperti orang yang sedang berpikir. Leona terkekeh melihat tingkah laku putrinya.

Bumi, gadis itu tumbuh menjadi gadis tomboy dengan sifat yang pembangkang juga nakal. Itu hanya diluar, jika sudah bersama Leona maka ia akan menjadi anak yang manja. Jika sedang bersama ayahnya, bumi hanya memasang wajah datar atau bahkan jika ia sudah kesal ia akan melawan ayahnya. Leona sudah menasehati putrinya agar tidak melawan dengan azka, hanya saja bumi ini keras kepala sama seperti ayahnya.

"Bumi mau nasi goreng special buatan Buna leona dengan segelas susu coklat! " ujar bumi. Leona mengelus kepala bumi dan tersenyum

"Baiklah tuan putri, tunggu disini sebentar. Buna akan memasak dan akan Buna panggil ketika selesai" bumi mengangguk mengiyakan ucapan Leona. Leona mengecup kening bumi lalu beranjak ke dapur untuk membuat nasi goreng sesuai keinginan bumi.

"Ayah itu bodoh ya? Buna sebaik dan seperhatian itu malah di sia siain" bumi bergumam saat melihat kepergian sang ibunda.

***

Disisi lain

Disisi lain tempat azka berada. Ia kini berada di makam Ciara. Jika tidak ke apartemen maka azka akan datang ke makam Ciara sembari membawakan satu buket bunga mawar putih, bunga favorit Ciara dahulu. Azka mengelus batu nisan yang bertuliskan nama Ciara disana. Perasaan sedih mulai menghantuinya. Jujur saja, Azka sangat merindukan Ciara. Rasa cintanya masih ada untuk Ciara, walau ia sudah memiliki Leona. Azka juga mencintai Leona, namun belum sebesar cintanya kepada Ciara.

"Sudah lima belas tahun kamu pergi, ci. Aku kangen banget sama kamu, kamu kangen juga nggak?. Aku udah nikah sama leona dan sekarang kami udah dikaruniai seorang gadis yang cantik, kau ingat Leona? Iya sepupu kamu. Jujur aja ciara, aku masih cinta sama kamu walau aku udah punya Leona. Tapi bukan berarti aku ga cinta sama Leona, aku ga mau kehilangan dia" ujar Azka. Ia berbicara sendirian di makam ini.

"Aku cinta sama Leona, tapi ga sebesar cinta ke kamu. Aku sekarang selalu tidur di apartemen kamu, aku selalu rawat apartemen kamu karna disana banyak kenangan tentang kamu. Aku egois ya ci? Aku ninggalin Leona dan anak kami demi tinggal di apartemen kamu" sambung Azka. Ntahlah, perasaannya campur aduk.

Azka sudah kehilangan Ciara, seseorang yang sangat berarti dikehidupannya. Ia tidak mau kehilangan Leona, Azka tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya. Tapi hati Azka belum bisa sepenuhnya menerima leona. Sudah belasan tahun, namun perasaan cintanya pada Leona masih seperti itu saja.

Azka tidak sadar, jika ia sudah menyakiti perasaan seorang wanita yang sudah menemaninya selama ini. Menyakiti hati wanita yang sudah bersedia mencintai dirinya meski Azka belum selesai dengan masa lalunya. Dan menyakiti batin seorang wanita yang selalu setia menunggu Azka untuk mencintai wanita itu sepenuhnya.

Tbc

Hai, consider me up lagi! Suka ga? Sorry ya kalau ga bagus soalnya el masih belajar.

Jangan lupa vote and share

See you love.

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang