Beberapa bulan kemudian
Kini tak terasa beberapa bulan telah berlalu sejak kematian kedua orang tua Leona. Leona sudah mulai menerima dan ikhlas dengan kepergian kedua orang tuanya, lagipula Leona tidak bisa bersedih terus menerus karna masih ada keluarga kecil yang harus ia urus. Terkadang, setiap hari minggu atau kapanpun ada waktu luang Leona sempatkan untuk berkunjung ke makam orang tuanya. Untuk rumah milik orang tuanya tidak Leona jual atau ia sewakan karna banyak sekali kenangan disana. Dua minggu sekali Leona dan bulan akan kesana untuk sekedar bersih bersih, bumi dan Azka juga kadang ikut.
Bumi dan bulan sering pulang sore karna kuliah mereka yang jamnya tidak menentu. Terkadang mereka pergi pagi, atau bahkan siang hari. Akan tetapi bumi dan bulan tidak mengeluh lelah akan tetapi selalu bercerita tentang keseharian mereka pada Leona dan Azka ketika mereka berkumpul bersama dimeja makan. Ya, terkadang waktu itu berjalan dengan cepat dan tidak terasa.
Akan tetapi, selama beberapa bulan ini pula Leona selalu mendapatkan hal yang mengerikan. Ia selalu di teror bahkan dikirimi sebuah paket yang isinya sebuah bangkai hewan, boneka yang dilumuri darah, atau sebuah pisau yang ada bercak darahnya. Leona tidak tau itu dari siapa, awalnya ia kira hanya orang iseng akan tetapi itu tidak terjadi sekali atau dua kali. Leona tidak berani untuk menceritakan hal ini kepada keluarganya sebab takut mereka khawatir, jadi ia pendam saja sendiri.
Siang ini, Leona sedang sendirian dirumahnya. Ia sedang memasak untuk makan siang sebab suami juga anak anaknya bilang akan makan siang dirumah. Leona tentu memasak dengan senang hati dan penuh cinta. Leona memasak makanan khusus hari ini, makanan favorit suami juga kedua putrinya. Leona sudah membayangkan wajah bahagia suami dan kedua putrinya ketika sampai dirumah dan disuguhkan makanan favorit mereka.
"Hmm rasanya sangat lezat" ujar Leona setelah mencicipi rasa sup ayam favorit bumi.
Ketika asyik memasak, Leona tak sengaja melihat ke arah luar jendela. Diluar sana, Leona melihat seseorang berpakaian serba hitam dan memakai topeng sedang mengintai dirinya. Leona berusaha untuk cuek, namun ketika ia kembali melirik sosok itu menodongkan sebuah pisau lalu menggerakkan pisau itu ke arah leher dirinya membuat pose seperti menggorok lehernya. Leona tau itu bertujuan kepadanya dan sosok itu berhasil membuat Leona gemetaran.
Leona menatap sosok itu, matanya membulat ketika sosok itu mengambil sebuah batu dan mengambil ancang ancang untuk melempar. Leona segera berlari ke bawah meja untuk berlindung dan meninggalkan masakannya. Leona menutup matanya dan kedua tangannya menutup telinganya, ia takut akan terdengar suara pecahan kaca. Tubuh Leona gemetar takut.
Prang!
Suara pecahan kaca terdengar jelas, namun Leona masih belum berani untuk beranjak. Bahkan untuk membuka matapun ia takut. Namun ketika Leona berlarut dalam ketakutannya ia merasakan sesuatu menyentuh bahunya dari belakang dan membuat Leona berteriak
"AAAAAAAA!!! "
"Buna!? B-buna kenapa?! "
Leona membuka matanya, ia mengenal suara itu. Ketika ia menoleh kebelakang Leona melihat bumi yang terduduk sembari memegangi dadanya, Leona yakin putrinya itu terkejut karna ia berteriak. Tak jauh dibelakang bumi, ada bulan yang sama terkejutnya. Leona perlahan keluar dari bawah meja dan membantu bumi berdiri.
"Buna kenapa? Kok sembunyi di bawah meja? Dan Buna kayak ketakutan gitu" tanya bulan bertubi tubi. Gadis itu mulai menghampiri sang ibunda dan saudaranya.
"B-buna gapapa, cuman-" ucapan Leona terpotong ketika bumi tiba tiba pergi ke area memasak. Bumi nampak mengambil sesuatu di lantai dan kembali menghampiri Leona juga bulan.
"Siapa yang melemparkan batu ini pada rumah kita? " tanya bumi. Ia memandangi batu itu
"Lihat ada kertas yang nempel di batu itu" sahut bulan. Bumi pun melihat dan benar, ada kertas disana. Bumi pun mengambil dan membuka gulungan kertas itu.
Bumi menunjukkan wajah yang tidak biasa ketika melihat isi kertas itu. Karna penasaran Leona dan bulan mendekat lalu ikut melihat isi kertas itu.
Di kertas itu bertuliskan ' KAU AKAN MATI LEONA ' dan itu ditulis menggunakan darah. Dari mana bumi tau? Sebab ia merasakan ini bukanlah tinta merah dan juga ada bau anyir sedikit.
"B-buna.. Siapa yang mengirim ini!? " tanya bulan. Leona hanya diam, bagaimana ia akan menjelaskan hal ini?
TBC
Hehe, baru sempet up. Kira kira berapa chapter lagi ya baru end?
Jangan lupa vote and share
See you

KAMU SEDANG MEMBACA
Consider me [END]
RomantizmBagaimana rasanya menikah dengan seorang pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya? itulah yang dirasakan Leona. suaminya yaitu azka masih mencintai masa lalunya yang telah tiada. terkadang azka memanggil Leona dengan nama masa lalunya. sifa...