CM : 18

283 29 7
                                    

Keesokan harinya

Kini hari sudah pagi, mentari sudah menggantikan posisi sang rembulan untuk menerangi dunia. Suara kicauan burung yang merdu menambah suasana bahagia pagi ini. Leona kini tengah membantu ibunya memasak sebab ia ingin sekali memasak bersama ibunya. Tuan Jonathan duduk di ruang keluarga sembari membaca koran pagi ini ditemani secangkir kopi, jangan lupakan posisi kakinya yang di lipat seperti para pria pada umumnya.

Bumi dan bulan juga ada di dekat kakek mereka, hanya saja mereka berada di sofa panjang sedangkan kakek mereka berada di single sofa. Mereka sedang menonton film dengan posisi bulan duduk dan bumi berbaring dengan menjadikan paha kakaknya sebagai bantalan. Tuan Jonathan melirik ke arah cucunya kemudian ia melipat korannya dan meletakkannya di atas meja.

"Bulan, bumi" panggil tuan Jonathan. Bulan dan bumi menoleh ke arah kakek mereka dengan raut wajah bingung

"Duduk dengan benar, kakek ingin memberi tau sesuatu pada kalian" ujar tuan Jonathan. Mendengar hal itu, bulan langsung merubah posisi duduknya dan bumi langsung bangkit dan duduk disebelah kakaknya. Mereka menatap tuan Jonathan dengan tatapan penasaran.

"Sesuatu apa? " tanya bumi. Tuan Jonathan tersenyum melihat cucunya penasaran

"Kakek sudah mendaftarkan kalian di sebuah universitas milik teman kakek. Kalian bisa masuk besok pagi atau lusa" ujar tuan Jonathan. Bumi dan bulan yang mendengar itu saling menatap dan dengan secepat kilat mereka berdiri dan berseru senang.

"ASYIK!! TERIMA KASIH KAKEK!! " seru kedua gadis itu. Tuan Jonathan tertawa dan mengangguk lalu menyuruh kedua cucunya itu duduk kembali.

"Tapi kek, kami tidak mau diantar jemput" celetuk bumi. Ya ia berkata seperti itu sekalian mengode sang kakek.

"Tenang saja, nanti kita ke garasi. Kakek sudah menyiapkan mobil untuk bulan dan motor untuk bumi" bumi dan bulan tersenyum sumringah mendengar hal itu. Akhirnya, mereka akan berkendara sendiri.

"Kakek yang terbaik! Terima kasih kakek" ujar bulan. Ia sangat senang sekali

"Sama sama bulan, bumi. Kalian jangan sungkan meminta apapun pada kakek, kakek akan memberikan apapun untuk cucu kesayangan kakek"

"Siap bro" sahut bumi. Kurang ajar memang

***

Disisi lain

Seorang wanita nampak menatap penuh amarah ke sebuah foto yang ditunjukkan anak buahnya. Foto itu menampilkan Leona dan anak anaknya yang berada didalam mobil menuju perjalanan pulang. Wanita itu adalah adara, ia mendatangi anak buahnya untuk mendapatkan informasi. Anak buahnya bilang jika Leona sudah kembali ke sini. Adara tentunya marah karna jika Azka tau, pasti Azka menginginkan ia kembali bersama Leona dan adara tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Leona kembali bersama kedua putrinya bos" ujar anak buahnya. Adara menatap anak buahnya dengan tatapan bingung karna yang ia tau Azka dan Leona hanya memiliki satu anak yaitu bumi.

"Kedua putrinya? Bukankah dia hanya punya satu putri saja? " tanya adara. Anak buahnya menggeleng yang berarti ucapan adara salah.

"Ia mengadopsi seorang gadis bernama bulan dari panti asuhan tiga tahun lalu" ujar anak buah adara. Adara tertegun mendengar nama itu.

"Kau ada foto anak adopsi nya? " tanya adara. Namun anak buahnya justru menggeleng

"Tidak ada? Kalau begitu usahakan ambil foto gadis bernama bulan itu dan kirim padaku" titah adara. Anak buahnya hanya mengangguk dan menuruti ucapannya.

'Bulan? Kenapa mendengar nama itu aku teringat pada seseorang? '

Tbc

Hehe, mending Azka sama adara aja nggak sih? :).

Jangan lupa vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang