Leona memandangi kedua putrinya sembari terkekeh. Bagaimana tidak? Sejak datang bulan sama sekali tidak melepas pelukannya pada bumi, bahkan kemanapun bumi pergi bulan selalu mengikuti. Bumi sendiri hanya pasrah meski didalam hati kecilnya ia senang karna bulan pulang. Nyonya Leana dan tuan Jonathan belum pulang, padahal mereka bilang hanya pergi sebentar. Hal itu membuat Leona bingung, orang tuanya bilang hanya sebentar karna urusan yang nyonya Leana dan tuan Jonathan urus tidak terlalu berat jadi tidak memerlukan waktu yang lama.
"Bulan, kasihan tau buminya dipeluk terus. Lepasin dulu nanti malam pelukan lagi pas mau tidur ya" ujar leona, sebenarnya Leona tak mau menegur tapi karna melihat bumi yang menatap dirinya seoleh meminta tolong membuat Leona terpaksa.
"Hehe, baik. Sorry mimi" bulan tersenyum, ya ntah mengapa ia ingin memanggil bumi dengan panggilan 'mimi'. Bulan mengecup pipi bumi sekilas membuat bumi meliriknya.
Tok tok tok
Pintu rumah ini kembali diketuk membuat atensi ketiga perempuan ini teralihkan. Baru saja Leona ingin beranjak, bi ria lebih dulu muncul dan mengatakan bahwa biar ia saja yang membuka pintu. Leona kembali duduk di sofa, namun matanya terus menatap ke arah pintu.
Cklek
"Tuan Azka" sapa bi ria. Leona yang mendengar nama itu pun berdiri dan tersenyum.
"Silahkan masuk, tuan" ujar bi ria mempersilahkan Azka untuk masuk. Azka mengangguk dan beranjak masuk ke dalam sedangkan bi ria menutup pintu dan kembali ke dapur.
"Hai Leona, bumi dan... " Azka terhenti ketika menatap bulan. Wajar, ia tidak tau nama gadis itu. Leona yang mengerti jika Azka tidak mengenal bulan pun tersenyum dan memperkenalkan bulan pada suaminya
"Ini bulan, putri angkatku" Azka mengangguk dan tersenyum menatap bulan. Azka duduk di sisi leona
"Hai bulan, saya Azka ayah dari bumi dan sekarang saya juga ayah kamu. Semoga kamu nyaman dengan kehadiran saya" bulan tersenyum dan mengangguk. Tanpa Azka berkata seperti itu, ia sudah nyaman dengan keluarga ini.
Bulan sedikit penasaran, bukankah bumi menyukai ayahnya? Tapi mengapa Azka ada disini?. Bumi melirik ke arah bulan yang terlihat bingung, bumi mengerti. Wajar bukan jika bulan tidak tau karna semalaman ia berada di kediaman kakaknya.
"Gua tau lu bingung, gua jelasin ya nyet. Gua sama buna udah maafin ayah dan sekarang kami membuka lembaran baru bersama dengan lu. Dan lu tau!? Ayah sama buna udah balikan! " ujar bumi menjelaskan segalanya. Bulan tersenyum senang, ikut bahagia dengan hal ini.
"Woah benarkah!? Bagus dong"
"Iya, kita buka lembaran baru berempat. Bikin keluarga yang bahagia" sahut azka. Bulan dan bumi mengangguk mengiyakan ucapan Azka.
Mereka senang dengan hal ini, tanpa tau jika orang lain yang mendengarkan pembicaraan mereka tengah panas dan menahan emosi. Siapa lagi kalau bukan adara? Wanita itu emosi mendengar pembicaraan keluarga ini. Alat yang ia masukkan ke dalam tas bulan terhubung dengan earphone yang ia gunakan. Adara tak terima jika Azka dan Leona kini sudah kembali bersama. Ia pun mengambil ponselnya dan menelpon anak buahnya
'Halo bos? '
"Aku ingin kau lakukan apapun pada orang tua Leona, aku tak perduli kau apakan tapi intinya aku ingin Leona hancur dan itu harus melalui kedua orang tuanya"
'Baik bos, akan saya suruh anak buah saya untuk mencari mobil mereka dan melakukan tugas saya'
"Hm, lakukan apapun itu dan setelah itu kabari aku"
'Baik bos'
Tut
Adara tersenyum setelah sambungan teleponnya mati. Ia akan mulai menghancurkan melalui kedua orang tuanya, adara tau seberapa sayangnya Leona pada kedua orang tuanya. Adara bisa membayangkan betapa hancurnya Leona ketika mendengar kabar mengenai orang tuanya. Ah, membayangkannya saja sudah membuat adara senang.
"Selamat menikmati penderitaanmu yang baru dimulai"
TBC
Pendek aja dulu, semoga suka ya.
Jangan lupa vote and share
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Consider me [END]
RomanceBagaimana rasanya menikah dengan seorang pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya? itulah yang dirasakan Leona. suaminya yaitu azka masih mencintai masa lalunya yang telah tiada. terkadang azka memanggil Leona dengan nama masa lalunya. sifa...