CM : 00

1.5K 54 6
                                    

15 tahun lalu

Seorang wanita kini tengah menggendong putrinya yang baru saja ia lahirkan saat tengah malam tadi. Bayi yang telah ia nantikan sejak sembilan bulan lalu kini telah lahir untuk melengkapi kehidupan wanita itu. Wanita itu menatap bayinya yang sedang tertidur pulas, wajah nya yang lucu dan menggemaskan nampak damai. Jari telunjuk wanita itu tergerak untuk menyentuh pipi putrinya. Wanita itu terkekeh melihat bayinya terusik karnanya. Akhirnya ia meletakkan putrinya di box bayi yang telah disiapkan oleh pihak rumah sakit. Saat bayinya telah diletakkan, ia tersenyum getir.

Leona Evara, itulah nama wanita itu. Ia baru saja melahirkan putrinya tepat tengah malam.

Cklek

Pintu kamar rawat inap Leona terbuka, menampilkan seorang pria yang sudah Leona tunggu sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan suaminya? Yaitu azka radenjaya. Sosok pria yang dicintai oleh Leona namun sayangnya pria itu masih belum selesai dengan masa lalunya. Azka terkadang perduli kepada Leona, terkadang juga azka lebih memilih tidur di kamar apartemen milik mendiang kekasihnya dahulu dan meninggalkan Leona sendirian.

"Aku ingin melihat putriku, apa boleh? " tanya azka. Leona tersenyum dan mengangguk, Leona mundur sedikit untuk memberi ruang kepada azka agar suaminya bisa melihat putri mereka. Azka berdiri tepat di depan box bayi, ia menatap lamat lamat seonggok bayi yang sedang tertidur pulas.

"Ingin diberi nama siapa? " tanya Leona. Azka menoleh sekilas ke arahnya dan kembali melihat sang bayi.

"Bumi Evrin Radenjaya, nama itu sudah ku siapkan sejak lama. Kau menyukainya? " Leona mengangguk, ia menyetujui nama yang telah diberi azka kepada putri mereka.

Bumi Evrin Radenjaya, itulah nama putrinya. Bumi kini telah menjadi dunia, semesta, separuh hidup Leona. Bumi akan sangat berharga dikehidupan wanita itu, kini bumi akan menemani Leona dikala sang ibu tengah sendirian.

"Aku tidak bisa berlama lama, aku harus ke pemakaman Ciara" ujar azka. Leona tersenyum getir, suaminya lebih memilih menghabiskan waktu di pemakaman masa lalunya yang telah tiada yaitu Ciara dibanding menemani Leona yang baru saja melahirkan.

Azka langsung pergi setelah berpamitan. Leona hanya menatapi kepergian azka, tak ada gunanya menahan pria itu. Azka memang belum selesai dengan masa lalunya. Terkadang azka memanggil Leona dengan nama Ciara, namun setelahnya ia meminta maaf. Azka bahkan sering membawa bunga ke makam Ciara sedangkan istrinya sendiri tidak pernah ia beri bunga sekali pun.

"Bumi, mulai sekarang bumi harus nemenin buna ya? Karna ayah selalu sibuk" tutur Leona kepada bumi. Leona tersenyum sendu.

Seolah tau jika buna nya sedang sedih, bumi tiba tiba bangun dari tidurnya. Leona yang melihat itu mengangkat tubuh kecil itu dengan hati hati sebab putrinya masih rapuh. Leona kembali menggendong bumi, ia mendekatkan wajahnya ke wajah bumi dan mengecup pipi bumi.

"Tumbuh jadi anak yang kuat ya sayang? " lirih leona

Tbc

Hai, el bikin cerita taennie lagi!! Semoga kalian suka ya terutama pencinta cerita taennie.

Jangan lupa vote and share ya biar rame, karna ini cerita baru.

See you guys

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang