CM : 10

455 46 0
                                    

Bumi dan bulan kini mengintip Leona yang sedang duduk sendirian di sebuah kursi yang berada di teras rumah mereka. Bumi dan bulan melihat jika raut wajah sang ibunda tidak sebahagia saat sarapan tadi, melainkan sedih. Bumi dan bulan bingung, mengapa buna mereka tiba tiba sedih? Padahal saat sarapan tadi buna mereka nampak bahagia dan tertawa bersama mereka. Bumi dan bulan saling menatap satu sama lain.

"Ayo samperin buna, bum" ujar bulan. Bumi mengangguk

Namun baru saja mereka ingin melangkah, mereka mendengar isakan tangis yang berasal dari Leona. Mereka sempat mematung sebab tak biasanya sang ibunda menangis terlebih sejak tiga tahun pindah mereka baru kali ini mendengar Leona menangis. Dengan cepat mereka berlari kecil menghampiri sang ibunda. Kedua gadis itu duduk di lantai sembari memegang kedua tangan Leona yang duduk di atas kursi.

"Buna kenapa menangis? " tanya bulan. Leona nampak terkejut dengan kehadiran kedua putrinya. Namun dengan cepat ia melepaskan tangannya dari genggaman kedua putrinya dan menghapus jejak air matanya.

"T-tidak, Buna tidak menangis sayang. Hanya kelilipan saja" ujar Leona, ia tersenyum meski matanya tak bisa berbohong. Bumi yang kembali melihat jika air mata sang ibunda jatuh membasahi wajah cantik Buna nya dengan cepat ia menghapus jejak air mata itu menggunakan ibu jarinya.

"Buna mengajari kami untuk tidak berbohong, tapi buna sendiri berbohong. Ayo ceritakan mengapa Buna bersedih" ucapan bulan membuat Leona menatap gadis itu.

"Buna hanya merindukan seseorang" lirih Leona. Bumi yang tau siapa yang dirindukan oleh sang ibunda sontak berdiri dan menatap bunanya

"Buna merindukan Ayah kan?! Bumi kan udah bilang Buna, lupain pria brengsek itu. Ingat bun! Selama belasan tahun dia lebih milih tante ciara! " sentak bumi. Bulan menatap adik angkatnya itu, tangannya bergerak mengelus tangan Leona.

"Bumi! Jangan membentak Buna, itu artinya kau tidak sopan! " ujar bulan. Bumi yang baru menyadari dengan nada bicaranya pun kembali duduk dan mengelus tangan Leona

"Maaf, bumi tidak bermaksud" cicit bumi. Leona tersenyum dan mengelus bahu kedua putrinya

"Buna mengerti, maaf ya? Buna akan kembali belajar melupakan pria itu" bumi dan bulan mengangguk mengiyakan ucapan Leona.

"Bulan sama bumi siap ngebantu Buna, iyakan adikku? " ujar bulan sembari merangkul bahu bumi. Bumi mengangguk dengan semangat

"Pokoknya kita harus bahagia disini tanpa peran seorang ayah! "

***

Disisi Azka

Kini Azka berada di kantornya, sebenarnya Azka tidak bersemangat tapi karna paksaan kedua kakaknya yang membuat Azka berada disini. Azka menatap tanpa minat ke arah tumpukan berkas yang sudah tidak ia sentuh selama tiga hari ini, tiga hari saja sudah sebanyak ini apalagi jika ia tidak datang selama berbulan bulan?.

Cklek

"Permisi tuan, saya ingin mengantarkan sebuah berkas kerja sama dari perusahaan lain" ujar seorang wanita yang masuk ke ruangan Azka. Ia adalah sekretaris sekaligus asisten pribadi Azka. Namanya adara.

"Letakkan saja disini, saya sedang malas untuk mengerjakan apapun" titah Azka. Adara hanya mengangguk dan meletakkan berkas itu di atas meja bos nya.

"Anda terlihat tidak semangat belakangan ini, ada apa tuan? Adakah yang bisa saya bantu? " tanya adara, wanita itu berjalan menghampiri azka dan berdiri di belakang pria itu

"Ntahlah, aku merasa tidak semangat" ujar Azka. Adara mengangguk, tanpa izin Azka ia pun memijat bahu bos nya itu.

"Biar saya pijitin agar anda bersemangat" ujar adara. Azka hanya diam, ia tak perduli karna dipikirkan nya hanyalah Leona.

Satu fakta yang diketahui semua orang namun tidak diketahui oleh Azka. Adara mencintai bos nya itu, bahkan sejak awal ia bekerja disini. Adara tau jika bos nya sudah memiliki seorang istri dan anak, bahkan adara juga tau jika istri dan anak bos nya ini meninggalkan bos nya sendirian. Bagaimana adara tau? Karna ia selalu memata matai Azka. Bahkan berbagai foto azka mulai dari Azka tidur, makan dan banyak lagi ada di kamar adara. Ah, mungkin bukan sebatas mencintai melainkan adara sudah terobsesi dengan bos nya ini.

'Bagaimana pun caranya, kau akan menjadi milikku tuan azka'

Tbc

Ilustrasi rumah Leona di Washington

Hehehe, satuin Azka sama adara ga nih? Atau biarin Azka nya berjuang buat balikan sama Leona?

Azka × Leona or Azka × Adara?

Jangan lupa vote and share ya

See you guys

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang