CM : 02

717 58 22
                                        

Leona tersenyum bahagia ketika melihat bumi memakan nasi goreng buatannya dengan lahap. Bumi memang selalu seperti itu, selalu menikmati apapun yang Leona masak. Bahkan jika diajak makan di luar bumi selalu bilang jika resto bintang lima pun tak akan bisa mengalahkan masakan sang ibunda. Leona bersyukur karna ia telah dipilih oleh Tuhan untuk dititipkan seorang anak seperti bumi. Bumi selalu menghargainya, bumi selalu menemaninya, bumi melakukan segalanya agar Leona selalu tersenyum.

"Kenapa Buna hanya menatap bumi? Ayo makan" ujar bumi ketika menyadari jika sang ibunda hanya menatap dirinya lekat tanpa menyentuh makanannya sendiri. Leona yang mendengar ucapan putrinya itu terkekeh

"Melihatmu makan dengan lahap sudah membuat Buna kenyang, bumi" bumi tersenyum, menunjukkan giginya yang rapi lalu ia menggerakkan tangannya untuk meraih sendok yang ada dipiringnya. Ia menyendoki nasi gorengnya lalu menyodorkan nasi goreng itu kepada Leona dengan satu tangan lainnya menampung dari bawah agar tak ada nasi yang jatuh.

"Ayo buka mulut Buna biar bumi suapin, Buna juga harus makan biar ga sakit. Kalau Buna sakit siapa yang jagain bumi? " Leona terkekeh dan membuka mulutnya lalu menerima suapan dari putrinya.

Bumi tersenyum lalu kembali melanjutkan acara makan malamnya. Leona pun juga ikut makan karna bumi selalu melirik dirinya untuk memastikan jika dirinya benar benar makan.

Tok tok tok

Acara makan malam mereka harus terhenti sejenak sebab ada seseorang yang mengetuk pintu. Leona pun bangkit dan pergi menuju arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Tak biasanya rumah mereka kedatangan tamu, terlebih malam malam seperti ini. 

Cklek

Saat Leona membuka pintu, ia terpaku melihat seseorang yang berdiri dihadapannya. Orang itu memandangnya dengan tatapan sendu lalu tiba tiba memeluknya dengan erat, Leona masih mematung di tempat. Itu adalah pria yang selalu ia tunggu, siapa lagi kalau bukan Azka?. Leona bahagia karna akhirnya Azka pulang, namun ia juga berpikir karna tumben sekali suaminya ini pulang.

"I miss you, Leona" lirih Azka, ia masih memeluk Leona dengan erat. Leona hanya diam, tanpa sadar air matanya sudah terbendung dan akhirnya jatuh. Leona menangis

"I miss you too, azka" balas Leona. Ia membalas pelukan azka.

"Buna, siapa yang dat-" ucapan bumi terhenti tatkala ia melihat sang ibunda tengah berpelukan dengan seorang pria yang tak lain adalah ayahnya. Bumi awalnya berniat untuk menyusul Leona namun ia malah melihat ayahnya yang memeluk sang ibunda.

"Bumi... " lirih azka ketika ia melihat bumi berdiri di hadapannya. Ia melepaskan pelukannya pada Leona dan berjalan mendekati putrinya.

Bumi hanya diam, ia tak percaya jika ayahnya akan pulang. Ia pikir ayahnya akan pulang dua bulan lagi atau mungkin tidak pernah. Azka kini berdiri tepat dihadapan bumi, dengan cepat pria itu merengkuh tubuh bumi dan memeluk putri semata wayangnya itu. Azka kini tersadar jika bumi nya kini sudah besar, wajar saja karna selama lima belas tahun ia jarang di rumah dan tak pernah membantu istrinya mengurus bumi.

Alasan Azka pulang pada malam ini adalah karna ia merindukan istri dan anaknya. Rasa rindu yang begitu besar tiba tiba muncul pada hati Azka hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Leona sendiri hanya menangis dalam diam, terkadang ia bingung dengan Azka. Kadang pria itu ingat padanya juga bumi dan memberikan perhatian serta kasih sayang pada mereka namun setelahnya Azka kembali seperti dirinya sendiri yaitu lebih memilih tinggal di apartemen mendiang Ciara. Azka yang berada dihadapan Leona dan bumi kini seperti bukan Azka yang asli.

"Kenapa ayah pulang? " ujar bumi, perasaanya campur aduk. Antara senang,sedih, dan marah.

"Karna ayah merindukan dirimu juga Buna mu, bumi" jawab Azka. Bumi hanya diam, ternyata selama ini ayahnya bisa merindukan mereka ya?

"Leona, bisakah malam ini kita tidur bersama sama di satu kasur yang sama? Kita bertiga. Kau, aku dan bumi kita. Aku sangat merindukan kalian" ujar Azka. Nada ucapannya nampak begitu riang seolah ia melupakan tingkahnya yang lebih memilih menghabiskan waktu di tempat masa lalunya dari pada keluarganya.

"Baiklah, kau sudah makan? Ayo bergabung bersama kami karna kebetulan aku habis memasak nasi goreng"

"Belum, aku akan bergabung. Ayo bumi" Azka merangkul bumi dan berjalan bersama sama dengan putrinya menuju meja makan. Mereka meninggalkan Leona sendirian, Leona menatap kepergian suami dan juga putrinya.

"Sikapmu selalu membuat aku bingung, Azka"

Tbc

Buna leona and baby bubu😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buna leona and baby bubu😁

Segitu dulu, Akhirnya si Azka pulang wkwkk. Selalu nantiin chapter berikutnya ya.

Jangan lupa vote and share

See you guys

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang