CM : 32

231 27 0
                                    

Nyonya Leana dan juga tuan Jonathan kini tengah dalam perjalanan menuju kerumah. Urusan mereka telah selesai dan waktunya mereka pulang. Tuan Jonathan fokus kearah jalan sedangkan istrinya selalu mengajaknya bicara. Tuan Jonathan selalu menanggapi pembicaraannya bersama nyonya Leana, ya mengobrol akan mengurangi rasa bosan mereka. Nyonya Leana tersenyum melihat suaminya yang selalu menanggapi dirinya, ah teringat ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih waktu muda.

"Kalau begitu aku teringat waktu kita muda, betapa romantisnya kita saat itu" ujar nyonya Leana sembari tersenyum, mengenang masa lalu mereka. Tuan Jonathan juga tersenyum dan mengangguk.

"Ya, masa masa yang indah dan itu berlaku hingga sekarang" sahut pria itu. Masa muda mereka memang dipenuhi rasa bahagia dan hal hal romantis membuat hubungan mereka akan sulit untuk dilupakan.

"Kau benar suamiku, aku senang kita bisa bertahan sampai sekarang" tutur nyonya Leana. Berkat kepercayaan yang mereka berikan satu sama lain membuat hubungan pernikahan mereka masih bertahan dan tidak renggang hingga sekarang.

"Ya, seterusnya akan terus begitu. Kita tidak akan pernah berpisah apapun yang terjadi"

Nyonya Leana menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan suaminya. Suami istri itu langsung kembali fokus diperjalanan. Ketika mereka melaju melewati perempatan jalan tiba tiba sebuah truk dengan kecepatan tinggi melaju kearah mobil mereka. Nyonya Leana yang melihat itu terlihat panik dan khawatir

"SUAMIKU, AWAS!! "

BRAK

***

Disisi Leona

Leona kini tengah membuatkan secangkir kopi untuk azka. Ketika air telah mendidik Leona segera mematikan kompor dan menuangkan air panas itu ke cangkir yang telah diisi menggunakan bubuk kopi. Namun karna kecerobohan Leona ia kehilangan fokusnya dan tak sengaja mengenai tangannya dengan air panas itu membuat Leona reflek meletakkan pemanas air itu dan tak sengaja menyenggol secangkir kopi itu hingga jatuh ke lantai.

Prang

Suara pecahan cangkir itu membuat azka dan kedua putrinya berbondong bondong menuju dapur. Saat di dapur mereka melihat jika Leona berdiri sembari memegangi tangannya yang memerah dan di dekatnya terdapat pecahan gelas. Azka yang melihat itu segera menghampiri Leona dan menarik tubuh Leona agar menyingkir dari sana sedangkan bulan mengambil sapu dan pel untuk membersihkan kekacauan.

"Astaga, apa yang terjadi na? Kenapa kau ceroboh seperti ini? " tanya Azka. Leona menatap suaminya itu dengan tatapan sendu

"A-aku tak sengaja kehilangan fokus karna memikirkan ayah dan ibu, dan hal ini terjadi" cicit Leona. Azka menghela nafas dan menggiring Leona agar duduk di kursi. Setelahnya Azka mengambil kotak p3k yang ada di dapur dan mengobati tangan Leona yang terkena air panas.

"Lain kali hati hati, kau melukai dirimu jika seperti ini" ujar Azka. Leona tak menjawab sama sekali dan termenung.

Tiba tiba atensi mereka teralihkan sebab suara ponsel Leona yang berbunyi dari arah ruang tengah. Bumi segera beranjak untuk mengambil ponsel sang ibunda lalu kembali ke dapur untuk memberikan ponsel itu kepada pemiliknya. Leona menerima ponselnya dan mengangkat telepon dari nomor yang tidak ia kenal.

"Halo, ini siapa? "

'Halo nyonya Leona, kami dari pihak kepolisian. Kami ingin memberitahukan kepada Anda jika kedua orang tua anda mengalami kecelakaan dan akan dikirim ke rumah sakit'

Deg

Leona mematung mendengar ucapan polisi itu. Ini tidak mungkin terjadi kan? Orang tuanya baik baik saja dan sedang dalam perjalanan pulang. Leona kini merasakan air matanya mulai menggenang dan siap jatuh. Hal itu membuat ia ditatap oleh tiga orang yang berada di sekitarnya terutama Azka.

'Halo nyonya? Apa anda masih ada disana'

"A-anda berbohongkan? O-orang tua saya sedang dalam perjalanan pulang dan tidak mungkin mereka kecelakaan! " sahut Leona. Azka dan kedua putrinya yang mendengar hal itu menatap Leona dengan tatapan kaget.

'Maaf nyonya, tapi dengan berat hati kami mengatakan hal yang sebenarnya. Silahkan anda datang ke rumah sakit yang kami kirimkan'

Azka yang melihat Leona terdiam pun merebut ponsel istrinya. Leona diam, air matanya mulai menetes dan dadanya sesak. Ia mulai mencerna semuanya, sekarang Leona mengerti mengapa firasatnya buruk.

"Kirimkan lokasi rumah sakitnya sekarang, saya dan istri saya akan kesana! " ujar Azka dan langsung mematikan ponsel milik Leona. Azka menyentuh bahu Leona

"Kita kerumah sakit ya? Kita harus melihat keadaan ayah dan ibumu" ajak Azka. Leona tidak merespon membuat Azka membantu istrinya berdiri dan merangkul Leona. Bumi dan bulan juga ikut dan berjalan dibelakang mereka.

Terasa sulit menerima kabar ini, terlebih kedua orang tuanya berangkat dengan penuh senyuman namun sekarang malah memberikan kabar berupa kesedihan.

TBC

Gaje banget... Sorry ya

Jangan lupa vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang