CM : 39

279 26 0
                                    

DOR! DOR!

Leona membeku di tempat ketika mendengar suara tembakan itu, tetapi anehnya ia tidak merasakan sakit melainkan sebuah pelukan erat yang ia rasakan. Ketika Leona mulai membuka matanya, dunia seakan terasa berhenti berputar dan waktu berhenti berjalan. Tubuh bersimbah darah memeluk tubuh Leona dengan erat. Leona tertegun, air matanya mulai menetes ketika melihat putri kandungnya kini bersimbah darah hanya untuk melindunginya. Bumi mengorbankan dirinya untuk tertembak dari pada melihat Leona yang tertembak.

Dua tembakan diloloskan oleh adara dan berhasil mengenai kepala juga punggung bumi. Azka nampak syok ketika melihat dengan matanya sendiri bagaimana peluru peluru itu menembus tubuh putrinya. Air mata Azka ikut menetes, Azka mulai menetes dan memberontak hingga tubuhnya terbebaskan. Azka segera menghampiri Leona yang sedang memangku bumi dengan menjadikan pahanya sebagai bantalan. Tangan Azka yang gemetaran mulai terulur menyentuh bagian tubuh bumi yang terkena tembakan hingga darah putrinya menempel di telapak tangannya.

"BUMI!!! "

Bulan yang baru saja turun histeris ketika melihat adik angkatnya terbaring lemah dan bersimbah darah. Bulan menatap adara yang hanya diam sembari menatap kearah bumi, dengan cepat bulan menghampiri adara. Adara yang melihat adik kandungnya menghampiri dirinya pun hanya menatap bulan.

"Apa yang kau lakukan!? Kau jahat kak, kau iblis! Ibu pasti sangat kecewa dengan apa yang putrinya lakukan. Ibu tidak pernah mendidikmu untuk menjadi pembunuh hanya karna cinta!! " sentak bulan, matanya sudah mengeluarkan air mata. Ia meluapkan segalanya tepat dihadapan adara.

Azka mulai berdiri dan menghampiri keduanya lalu berdiri tepat di sisi bulan. Azka menatap adara, tatapan itu memancarkan rasa amarah dan kesedihan.

"Aku tak percaya jika ada manusia sepertimu, kau benar benar iblis adara. KAU IBLIS!! "

"AKU SEPERTI INI KARNAMU AZKA!! KAU LAH YANG MEMBUATKU JATUH HATI HINGGA SEPERTI INI! " teriak adara, tangannya tergerak untuk mengambil sesuatu.

Azka dan bulan terkejut ketika melihat adara mengeluarkan sebuah pisau lipat. Adara mengulurkan pisau lipat itu kepada Azka.

"Rusak saja wajahmu yang telah membuatku seperti ini" ujar adara. Azka hanya diam dan menatap pisau yang di ulurkan adara.

"Jika kau tidak bisa maka biarkan aku yang melakukannya! " sentak adara.

Ketika adara ingin menikam wajah Azka menggunakan pisau lipat itu, tangannya mengapung diudara sebab mendengar suara sirine polisi. Bulan tersenyum, akhirnya polisi yang ia telpon sudah datang. Ingat ketika bumi membisikkan sesuatu? Benar, bumi menyuruh bulan untuk menelpon polisi secara diam diam karna bumi memiliki firasat jika adara akan lebih menggila.

"Nyonya adara! Diam ditempat dan angkat kedua tangan anda, anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan" ujar salah satu polisi yang masuk ke rumah milik Azka.

Adara mengangkat kedua tangannya begitupula dengan para anak buahnya. Para polisi mulai menghampiri adara juga anak buahnya dan memborgol tangan mereka. Adara dan anak buahnya digiring menuju mobil polisi. Seorang polisi menghampiri Azka.

"Kami sudah menelpon ambulans, dan kami akan mengurus semua tindakan nyonya adara, tuan" ujar polisi itu. Azka mengangguk, polisi dan polisi lainnya masuk ke dalam rumah untuk mengamankan tempat dan mengambil barang bukti yang tertinggal. Azka dan bulan juga menghampiri Leona

"Bumi, bangun sayang. Bumi bisa dengar suara ayah kan? " ujar Azka sembari mengelus pipi putrinya. Mata bumi tertutup dan tidak menunjukan tanda tanda akan terbuka lagi, hal itu membuat ketiga keluarganya semakin khawatir dan takut. Terlebih Leona, ia merasa bersalah sebab Leona merasa jika ia lah yang menjadi penyebab bumi seperti ini. Tak berselang lama, suara sirine ambulans terdengar.

"Ayah.. Ambulans sudah datang, ayo bawa bumi keluar" ujar bulan dengan nada sendunya. Azka mengangguk dan mulai mengangkat tubuh bumi ala bridal.

Ini mungkin kali pertamanya Azka menggendong bumi, bahkan ketika bumi lahir Azka hanya datang untuk melihat dan memberi nama tanpa ada niat untuk menggendong putri kandungnya yang pada saat itu baru lahir ke dunia. Kini, Azka sudah menggendong bumi namun dalam keadaan yang berbeda. Mengingat hal itu membuat Azka kembali meneteskan air mata, penyesalan dan kesedihan semua bercampur di dalam pikirannya.

Bulan berjalan disisi Leona sembari merengkuh tubuh ibu angkatnya itu. Bulan juga bisa merasakan kesedihan dan rasa sakit yang dirasakan oleh Leona. Jujur, bulan juga sakit ketika melihat keadaan bumi. Bumi mendapatkan dua tembakan, namun tembakan itu mengenai bagian yang mungkin bisa mengancam nyawa.

Azka membaringkan tubuh bumi ke atas brangkar yang telah disiapkan petugas ambulans. Mereka membawa brangkar itu masuk ke ambulans. Azka, Leona dan bulan juga masuk ke dalam ambulans. Leona terus mengenggam jari jemari bumi dan mengecup punggung tangan bumi.

'Maafkan buna bumi, bumi harus bertahan demi buna ya? '

TBC

Azka gendong bumi ilustrasi nya kayak gitu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azka gendong bumi ilustrasi nya kayak gitu ya

Semoga kalian suka yaa

Jangan lupa vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang