CM : 14

354 42 0
                                    

Leona yang baru saja kembali toilet dan berjalan menuju tempat dimana kedua putrinya berada melihat orang orang berkerumunan dari jauh. Ia penasaran sebab tempat mereka berkerumun tak jauh dari tempat kedua putrinya duduk. Leona yang khawatir, takut kedua putrinya kenapa napa pun mempercepat langkahnya. Bahkan ada beberapa security bandara yang berlari menuju kerumunan itu mendahului Leona. Hal itu semakin membuat Leona takut.

Saat ia sudah berada didekat kerumunan itu, ia segera menyelip nyelip untuk membelah kerumunan itu. Saat ia sudah keluar dari kerumunan, alangkah terkejutnya Leona melihat kedua putrinya dan beberapa pria yang berada ditengah kerumunan itu. Leona semakin kaget ketika melihat salah satu pria itu hidungnya sudah mengeluarkan darah. Leona segera menghampiri kedua putrinya

"Anak anak, ada apa ini? " tanya Leona. Bulan tak menjawab melainkan memeluk tubuh Leona, Leona dapat merasakan jika tubuh bulan gemetaran. Lantas Leona menatap bumi meminta jawaban, bumi pun menghela nafas kasar.

"Pria itu menatap kearah kakakku dengan tatapan penuh nafsu, siapa adik yang tidak emosi jika kakaknya ditatap seperti itu buna? " ujar bumi sembari menunjuk ke arah pria yang ia pukul tadi, nada bicaranya juga ia kuatkan agar semua orang mengetahui sifat pria itu.

"Nona, apa masih ada alasan lain mengapa Anda memukul tuan itu? " tanya salah satu security. Bumi mengangguk

"Dia membicarakan hal menjijikkan mengenai kakakku bersama teman temannya" sahut bumi. Security itu mengangguk sedangkan Leona sedang was was takut jika putrinya ditangkap karna menghajar orang.

"Maafkan putri saya pak, dia tidak akan melakukan hal seperti ini. Saya mohon jangan laporkan putri saya ke polisi" ujar Leona sembari mengelus bahu bulan yang berada dipelukannya. Security itu tersenyum ke arahnya

"Putri anda tidak akan kami melaporkan putri anda melainkan hanya pria itu saja" Leona sedikit lega mendengar jawaban dari security itu.

Beberapa security membawa pria itu juga teman temannya untuk dilaporkan ke polisi. Kerumunan orang orang mulai berkurang karna mereka kembali ke tempat mereka begitu pula dengan Leona juga kedua putrinya. Leona mendudukkan bulan di kursi, ia juga ikut duduk disebelah bulan guna menenangkan putrinya itu.

"Sudah, bulan tenang ya? Pria itu udah dibawa kok" ujar leona. Bulan mengangguk anggukkan kepala saja. Dilihat seperti itu saja sudah membuat gadis ini ketakutan apalagi jika ia disentuh orang yang tidak dikenal.

"Seharusnya kau tak memakai baju seperti itu. Pakai terus jaket ku sampai kita sampai di rumah keluarga buna" ujar bumi, wajah gadis itu masih belum bisa tersenyum sebab masih emosi.

"L-lalu kau bagaimana? " tanya bulan karna awalnya memang bumi yang memakai jaket kulit berwarna hitam ini namun bumi lepas karna ia ingin tidur dengan nyaman.

"Pakai saja, aku masih ada jaket lain didalam tas" sahut bumi. Bulan mengangguk saja, ia berusaha untuk menghilangkan rasa takutnya.

"Ayo kita ke pesawat, sebentar lagi pesawat kita akan berangkat" ujar Leona. Bumi dan bulan mengangguk, bulan berdiri dan ingin memakai tasnya namun tasnya lebih dulu diambil bumi.

"Kau bawa kopermu saja, biar aku yang bawa tasmu" ujar bumi. Bulan ingin membantah namun melihat bumi dengan aura berbeda membuatnya mau tak mau harus menurut.

Leona dan bulan berjalan duluan dan bumi berjalan di belakang mereka sembari membawa tas miliknya juga milik bulan dikedua bahunya dan tangannya juga menarik koper miliknya. Jatuhnya memang seperti bumi menjadi bodyguard bagi ibu dan kakaknya. Mereka pergi untuk menaiki pesawat yang akan terbang sebentar lagi.

Bumi tak habis pikir, bisa bisanya pria itu mengatakan hal yang menjijikkan mengenai kakaknya. Dan lagi, pria itu kira jika bumi adalah pacar kakaknya? Hei yang benar saja, pria itu kira jika mereka lesbi begitu? Bumi masih menyukai lawan jenis, begitu pula bulan. Ewh, membayangkan jika mereka pacaran saja sudah membuat bumi mual.

'Dikira gua lesbi gitu? Dih, spek gua itu spek Jimin bities. Kalau pun suka cewek, minimal spek irene red pelpet anjay ' - from bumi :)

Tbc

Endingnya aneh amat wkwkwk. Sorry yak

Jangan lupa vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang