CM : 13

352 39 5
                                    

Keesokan harinya Leona dan kedua putrinya sudah berada di bandara. Mereka berangkat pagi pagi sekali dari rumah karna memang Leona memesan tiket penerbangan pagi. Untuk berangkat ke bandara pun masih ada rintangan yang harus dilewati oleh Leona seperti membangunkan bumi yang sangat sulit dibangunkan, bulan yang minta dipilihkan baju yang akan dipakai gadis itu walau endingnya bulan memakai pakaian pilihannya dan banyak lagi. Dan setelah terjadi rintangan panjang itu, berakhirlah mereka di bandara.

"Bumi? Fokus woy" bulan menepuk nepuk pipi bumi yang duduk disebelahnya sebab gadis itu nampak menahan kantuk dan sesekali memejamkan matanya untuk tidur namun terbangun lagi.

"Hm.. " bumi hanya merespon seperti itu saja membuat bulan kesal. Bahkan dalam keadaan setengah sadar bumi tetap ngeselin.

Mereka kini tengah duduk di sebuah tempat yang memang disediakan untuk menunggu jam penerbangan, hanya ada bulan dan bumi sedangkan Leona pergi ke toilet. Bulan hanya celingak celinguk saja, ia tak bisa bermain ponsel sebab ia ingin menghemat baterai. Namun bulan tak sengaja melirik seorang pria yang menatapnya dalam, saat mata bulan bertemu dengan mata pria itu pria itu langsung memalingkan pandangannya.

Bulan tak perduli, ia berusaha berpikir positif. Mungkin pria itu melihat hal lain dan bukan melihat dirinya. Ia berusaha tenang, namun ia kembali merasa jika pria itu kembali melihat kearahnya membuat ia risih. Bulan pun mengambil jaket milik bumi dan memakainya untuk menutupi tubuhnya. Tapi tetap saja, pria itu menatapnya dengan tatapan aneh.

"Bumi, bangun" bulan membisikkan kalimat itu pada bumi. Bumi yang mendengar bisikan bulan pun terbangun dan menatap kakaknya dengan sayu.

"Hah.. Ada apa? " tanya bumi. Bulan nampak memepetkan tubuhnya pada bumi membuat bumi bingung. Terlebih bulan terlihat ketakutan.

"Ada apa? Katakan padaku" ucapan bumi membuat bulan menatap dirinya. Dapat bumi lihat dari mata bulan jika gadis itu nampak ketakutan.

"Pria disana, ia terus menatap diriku dengan tatapan... Mesum" ujar bulan dengan memelankan suara nya diakhir, namun karna pendengaran bumi itu tajam jadi bumi masih bisa mendengarnya.

Bumi menatap ke arah pria yang dikatakan oleh bulan, bumi melihat jika pria itu menatap penuh nafsu ke arah kakaknya. Mata pria itu bertemu dengan mata bumi, hal itu membuat bumi menatap tajam ke arah pria itu seperti seekor elang yang ingin menangkap mangsanya.

"Kau tunggu disini" ujar bumi. Namun saat ia ingin berdiri bulan menahan tangannya membuat bumi tak jadi berdiri.

"Jangan membuat masalah, sudahlah abaikan saja pria itu" cicit bulan. Bumi menghela nafas dan menuruti ucapan kakaknya itu.

Pandangan bumi tak lepas dari pria itu, pria itu nampak duduk bersama teman temannya. Tetapi emosi bumi kembali naik ketika pria itu berbicara bersama teman temannya sembari melirik ke arah bulan. Bumi dengan cepat berdiri dan menghampiri pria itu dan teman temannya, mengabaikan bulan yang memanggil dirinya.

"Hei kau, kenapa kau menatap saudaraku seperti itu huh?!" Ujar bumi. Pria itu menatap bumi remeh dan tertawa bersama teman temannya. Pria itu nampak berdiri dan melipat kedua tangannya di dada

"Dia kakakmu? Maaf ku kira dia pacarmu. Apa aku salah karna melihat seorang bidadari? Terlebih kakakmu itu terlihat seksi" ujar pria itu. Bumi mengepalkan kedua tangannya, ia tak Terima bulan dihina seperti itu.

BUGH

Bumi melayangkan sebuah pukulan tepat dihidung pria itu hingga pria itu tersungkur ke belakang dan untungnya pria itu di tahan oleh teman temannya. Hidung pria itu mengeluarkan darah dan pria itu juga mengeluarkan ringisan.

"BUMI!! " bulan terkejut karna bumi yang melayangkan sebuah pukulan. Ia pun segera menghampiri bumi dan menarik adiknya itu kebelakang.

Orang orang mulai mengerubungi mereka bahkan ada yang berteriak ngeri melihat darah dari hidung pria itu. Bumi beranjak dan menarik kerah pria itu hingga pria tersebut berdiri. Tidak sulit bagi bumi karna tubuhnya sedikit lebih tinggi dari pria itu.

"Jangan pernah berkata tentang hal menjijikkan mengenai kakakku dengan mulut penuh dosa mu itu. Minta maaf atau kau ku habisi" ujar bumi dengan nada yang dipelankan, ucapannya hanya bisa didengar oleh pria itu saja. Bumi bisa merasakan jika tubuh pria ini bergetar. Bumi melepaskan cengkramannya pada kerah baju pria itu dan pria itu langsung berjalan lalu bersimpuh di hadapan bulan. Bulan yang melihat itu pun terkejut

"M-maafkan aku nona, aku minta maaf" ujar pria itu dengan nada bergetar. Bulan menatap bumi dengan tatapan tak percaya namun setelahnya ia menatap pria itu.

"Berdiri lah, aku menerima maafmu" mendengar ucapan bulan membuat pria itu bangkit dan menghampiri teman temannya. Namun saat ia melewati bumi, matanya sempat bertemu dengan tatapan bumi. Gadis itu menatapnya dengan tajam seolah ingin membunuhnya.

Tbc

Bumi style (abaikan masker)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bumi style (abaikan masker)

Bulan style (sebelum make jaket bumi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan style (sebelum make jaket bumi)

Bulan style (sebelum make jaket bumi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leona style

Gimana chapter kali ini? Suka?

Jangan lupa vote and share ya

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang