CM : 05

475 51 2
                                    

Leona kini sedang membersihkan rumahnya yang sudah mulai nampak kotor. Ia menyapu, mengepel dan merapikan setiap ruangan. Semua perkerjaan rumah sudah ia kerjakan, seperti memasak contohnya. Tak terasa semua ruangan sudah Leona bersihkan, kecuali satu ruangan yang selalu tertutup dan tak pernah ada yang boleh masuk, itu peraturan dari Azka. Leona penasaran dengan ruangan itu jadi ia memilih masuk dan membersihkan ruangan itu. Ya, ini pertama kalinya ia memasuki ruangan itu.

Cklek

Saat pintu terbuka, Leona hanya melihat ruangan yang gelap. Ia pun mencari saklar lampu untuk menghidupkan lampu agar ruangan ini terang. Saat ia menemukan saklarnya, Leona menekan saklar itu dan lampu ruangan pun hidup.

Tetapi, betapa terkejut nya Leona ketika ia melihat isi ruangan itu. Wajar jika ruangan ini pintunya selalu tertutup dan suaminya tak memperbolehkan siapapun masuk kecuali Azka sendiri karna isi ruangan ini berisi foto ciara. Bahkan diantara banyaknya foto ciara yang terpajang, ada satu foto yang membuat Leona tanpa sadar melangkahkan kakinya mendekati foto yang terpajang paling besar diantara foto lainnya. Perlahan mata Leona mulai berkaca kaca dan air matanya mulai turun ketika melihat foto itu.

Bagaimana tidak? Itu adalah foto Azka dan ciara.

Leona mulai terisak, ia menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya dan perlahan berjalan mundur. Hatinya sakit, dadanya juga sesak.

Leona harusnya sadar, jika dirinya memang tidak akan pernah menggantikan posisi sepupunya sendiri. Azka akan tetap mencintai ciara sepanjang hidupnya dan tak akan ada cinta bagi Leona. Leona juga harusnya sadar sedari dulu, jika ia hanya dijadikan pelampiasan saja. Ucapan orang orang memang benar adanya, jika masa lalu akan selalu menjadi pemenangnya.

Leona memilih pergi dari ruangan itu daripada terus melihat foto foto yang semakin membuat hatinya sakit. Leona menutup pintu ruangan itu, kakinya lemas dan ia tak tahan untuk berdiri hingga akhirnya ia terduduk di lantai.

"Hiks.. Harusnya aku sadar j-jika aku hanya pelampiasan saja" cicit leona

Kini ia tau mengapa Azka selalu melarang dirinya maupun bumi agar tidak memasuki ruangan itu, karna sebenarnya ruangan itu berisikan masa lalu suaminya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mulai terdengar memasuki indra pendengaran Leona, ia pun mulai menghapus jejak air matanya dan mulai beranjak untuk membukakan pintu.

Cklek

Pintu rumahnya terbuka dan menampilkan seorang pria yang tersenyum ke arahnya. Leona terkejut dengan kedatangan pria itu namun ia persilahkan pria itu masuk dan duduk di sofa. Saat pria itu masuk, Leona menutup pintu dan ikut duduk di sofa.

"Kau ingin minum apa, kak dipta? " tanya Leona kepada adipta.

Ya, pria yang datang adalah adipta. Ia langsung kemari untuk melihat Leona juga keponakan kesayangannya. Setelah pergi dari kantor Azka, adipta tidak langsung pulang ke kantornya melainkan mampir kemari. Awalnya ia berharap agar ia bisa bertemu dengan bumi namun nampaknya keponakan kesayangannya itu sekolah.

"Tidak perlu, aku tidak lama disini. Aku hanya ingin mengobrol denganmu,Leona" ujar adipta. Leona mulai menatap adipta bingung

"Berbicara apa? "

"Tentang perilaku sepupuku, tapi sebentar. Kau habis menangis? " tanya adipta ketika ia menyadari jika mata Leona sembab sehabis menangis.

"T-tidak, aku hanya kelilipan saja" jawab Leona. Adipta menggeleng pelan

"Kau kira aku anak kecil yang bisa dibohongi? Katakan saja kenapa kau menangis? Ahh aku tau.. Karna Azka kan? "

Leona terdiam seolah membenarkan ucapan adipta jika penyebab utama ia menangis adalah karna Azka. Adipta yang melihat Leona terdiam pun menghela nafas dan memegang kedua bahu wanita itu.

"Dengar, Azka itu memang brengsek. Aku tau kau bertahan dengannya karna bumi, kan? " ujar adipta. Leona mengangguk lemah

"Jika melihat perilaku ayahnya sendiri selama ini mungkin bumi sudah membenci ayahnya sendiri, jika kau sudah muak kau bisa meninggalkan Azka. Ingatlah, dihati Azka masih dipenuhi oleh ciara dan kau hanya menempati sebagian kecil saja" ujar adipta lagi. Leona menatap mata adipta hingga mata mereka bertemu.

"Aku tidak bisa meninggalkannya, kak. Aku mencintai Azka" ujar Leona. Adipta mulai melepaskan genggamannya di bahu wanita itu dan menatap Leona sendu.

"Kau mencintai Azka sepenuh hatimu, tapi Azka tidak. Belajarlah untuk menghapus rasa cintamu padanya, jika semakin lama kau seperti ini maka kau terlihat lemah dan tak ada rasa penyesalan bagi azka. Pikirkan dirimu dan pikirkan bumi, jika perilaku Azka terus terusan begini hingga bumi dewasa maka ia akan kekurangan kasih sayang seorang ayah. Azka memang mendapat peran sebagai seorang ayah namun ia tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah" ujar adipta panjang lebar. Leona tak merespon karna ia berusaha mencerna semuanya.

"Pikirkan baik baik, aku bisa membantumu untuk pergi. Aku pamit" ujar adipta lalu beranjak dari sana meninggalkan Leona.

Tbc

Mwehehehehe, adipta perhatian banget sih.

Jangan lupa vote and share okey?

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang