CM : 28

328 24 1
                                        

Mobil milik adipta yang dibawa oleh Azka kini sudah terpakir di parkiran rumah sakit. Azka segera keluar dari mobil dan bergegas ke pintu penumpang, Azka membuka pintu tersebut lalu meraih tubuh bumi. Azka kembali menggendong tubuh bumi seperti saat ia pertama kali menemukan bumi, Leona juga keluar dari mobil. Tak perduli dengan hujan yang mengguyur tubuh mereka, mereka bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Leona berjalan disisi Azka sembari memanggil suster ataupun dokter. Perasaannya kini bercampur antara takut dan khawatir. Terlebih, bumi belum juga sadar.

"Dokter! Tolong putriku!! " seru Azka. Ia sedikit geram karna pihak rumah sakit ini terlalu lelet. Dua orang suster menghampiri mereka sembari membawa brangkar. Azka segera meletakkan tubuh bumi di atas brangkar itu.

Azka dan Leona mengikuti kedua suster itu, kemana mereka akan membawa bumi. Kedua suster itu membawa bumi masuk ke dalam sebuah ruangan, saat Leona dan Azka ingin ikut masuk suster lain yang berdiri didepan pintu melarang mereka masuk.

"Maaf tuan dan nyonya, tapi anda tidak boleh masuk" ujar suster tersebut. Azka dan Leona menatap suster itu tidak Terima

"Putriku didalam dan aku harus menemaninya" sahut Leona. Suster itu tetap tidak memperbolehkan mereka masuk.

"Tunggulah disini, jika anda ikut masuk akan menganggu dokter untuk memeriksa putri anda. Tolong ikuti peraturan rumah sakit ini" akhirnya Leona dan Azka mengikuti ucapan suster itu.

Ketika seorang dokter wanita telah datang dan masuk ke ruangan tersebut, suster itu menutup pintunya meninggalkan Leona dan Azka. Leona terus mondar mandir dengan perasaan khawatirnya. Azka yang melihat istrinya tidak bisa tenang pun bingung harus melakukan apa sebab ini pertama kali mereka bertemu setelah tiga tahun berpisah.

"Leona.. Tenanglah" ujar Azka. Leona menatap Azka, tatapan yang menggambarkan betapa besarnya rasa khawatir seorang ibu terhadap putrinya. Hingga tiba tiba Leona menangis membuat Azka terkejut

"Hiks.. B-bagaimana aku bisa tenang!? Putriku didalam sendirian. Hiks, ntah apa yang terjadi pada bumiku" lirih Leona. Pertahanannya goyah yang membuatnya menangis, ia sudah menahan sedari tadi namun akhirnya pertahanan itu hancur.

Azka berjalan menghampiri Leona, dan dengan cepat Azka membawa tubuh Leona kedalam pelukannya. Azka mengusap kepala Leona guna menenangkan istrinya itu. Leona yang dipeluk secara tiba tiba itu tertegun, Azka memeluknya. Azka melonggarkan pelukan mereka dan menaikkan dagu Leona menggunakan tangannya agar wanita itu menatap dirinya. Leona menatap netra Azka dengan mata berair nya, mata itu sama seperti mata putrinya.

"Tenanglah, bumi baik baik saja. Dia lahir dari seorang wanita yang kuat maka dari itu pasti dia akan menjadi anak yang kuat" ujar Azka. Leona hanya diam tanpa mau membalas, ucapan Azka sedikit membuat dirinya tenang.

"Terima kasih.. " cicit Leona. Azka tersenyum dan ia mendekatkan wajahnya ke wajah Leona.

Cup

Sebuah kecupan Azka berikan pada Leona tepatnya pada area kening. Hal itu membuat Leona membeku, wanita itu tidak bergeming sama sekali. Iris mata kucing Leona menatap ke arah Azka, Azka sendiri hanya tersenyum senang.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, Azka dan Leona menatap ke arah seorang dokter wanita yang keluar. Mereka segera menghampiri dokter itu untuk menanyai keadaan putri mereka.

"Bagaimana keadaan putri kami? " tanya Azka yang menyela Leona. Leona yang merasa sudah terwakilkan hanya diam dan menunggu jawaban dari dokter itu. Dokter itu tersenyum

"Putri tuan dan nyonya baik baik saja, hanya mengalami memar dan beberapa luka goresan dan itu tidak parah. Kami sudah mengobati luka luka itu, putri tuan dan nyonya juga sudah sadar" ucapan dokter itu berhasil membangkitkan rasa bahagia juga lega bagi Azka dan Leona.

"Terima kasih, dokter" sahut Leona. Dokter itu mengangguk

"Apa kami boleh masuk? "

"Tentu saja, silahkan. Kalau begitu saya pamit" jawab dokter itu lalu pergi meninggalkan Azka dan Leona.

"Kau temui bumi, aku akan membayar ke administrasi" titah Azka. Leona mengangguk dan masuk ke dalam ruangan itu.

Seketika mereka melupakan kecanggungan mereka. Azka tersenyum melihat kepergian Leona, akhirnya ia berhasil menemukan keluarganya. Karna ingin cepat cepat menemui Leona dan bumi, Azka segera bergegas ke administrasi.

'Terima kasih Tuhan! '

TBC

Keknya chapter ini full sama Leona dan Azka ya? Seneng ga mereka ketemu?

Jangan lupa vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang