CM : 34

230 28 0
                                    

Saat ini, tuan Jonathan dan nyonya Leana telah dimakamkan. Sejak dinyatakan tiada dirumah sakit, tanpa menunda waktu Azka dan Leona langsung memakamkan orang tua mereka. Kini, Leona hanya bisa menangisi makam kedua orang tuanya. Tak akan ada lagi yang akan memeluk atau bahkan menghibur dirinya. Orang tuanya kini telah bersama sama pergi ke hadapan Tuhan meninggalkan Leona sendirian. Leona tak percaya jika ia akan berpisah dengan kedua orang tuanya secepat ini, bahkan mereka belum banyak menghabiskan waktu bersama.

"Leona, ibu turut berduka cita ya sayang atas kepergian orang tua kamu" ujar nyonya Rizka sembari menghapus jejak air mata Leona. Leona menatap ibu mertuanya itu, nyonya Rizka langsung memeluknya dengan erat agar Leona bisa menumpahkan rasa sedihnya.

Disisi lain, bumi hanya menangis dalam diam. Menatap dua gundukan tanah tempat kakek dan neneknya tinggal untuk selama lamanya. Tak akan ada lagi yang menyambutnya ketika pulang, tak akan ada lagi kakek yang akan mengajari bumi ilmu bela diri lebih hebat lagi. Bulan yang melihat bumi menangis tanpa suara pun merengkuh tubuh adiknya itu, mengusap bahu bumi agar bumi tenang.

Azka kini menatap makam ayah mertuanya dengan tatapan sendu. Azka akan berjanji pada ayah mertuanya dan juga pada dirinya sendiri, ia akan melindungi Leona dan kedua putrinya. Azka juga tidak akan menyia-nyiakan keluarganya lagi. Azka bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Leona.

"Ayah, ibu.. Izinkan Azka membawa kembali Leona dan juga anak anak Azka untuk tinggal dirumah kami. Azka janji, Azka ga bakal ngulangin kesalahan yang sama seperti dimasa lalu" lirih Azka. Seusai mengatakan hal tersebut, Azka merasakan ada sesuatu yang menepuk pundaknya dan ketika ia menoleh ternyata itu adalah adipta. Azka pun berdiri dan menatap kakak sepupunya itu.

"Kau harus bisa menjaga keluargamu Azka, aku yakin kau bisa. Kalau butuh bantuan jangan sungkan sungkan buat kabarin kakak sepupu mu ini" ujar adipta. Azka mengangguk mengiyakan ucapan adipta.

Dari kejauhan, adara tersenyum melihat bagaimana hancurnya Leona. Mata adara kembali menatap Azka, tatapan penuh cinta dan obsesi. Ia menjadi tidak sabar untuk memiliki Azka sepenuhnya.

"Aku tidak sabar untuk memilikimu, tuan Azka"

Adara kembali mengendarai mobilnya dan pergi dari sana agar tidak seorang pun yang tau jika dirinya berada disini.

"Sudah, sekarang lebih baik kalian pulang. Tidak baik berlama lama disini" ujar nyonya Rizka. Azka mengangguk paham

Azka mengambil Leona dari pelukan ibunya, ia melingkarkan tangannya di pinggang Leona untuk berjaga jaga agar istrinya tidak terjatuh. Azka dan Leona berjalan duluan sedangkan bumi dan bulan berjalan dibelakang mereka. Adipta dan keluarga lainnya juga pergi dari sana meninggalkan area pemakaman.

***

Dirumah

Kini mereka telah sampai di rumah milik orang tua leona. Mereka akan pindah kembali ke rumah milik Azka besok jika Leona sudah siap, Azka mengerti jika istrinya belum siap untuk meninggalkan rumah dimana tempat Leona tumbuh dan juga banyak kenangan bersama kedua orang tuanya disini. Azka menuntun Leona untuk duduk disofa dan ia duduk disisi Leona, Azka merengkuh tubuh rapuh Leona.

"Tenanglah, aku ada di sisimu selalu. Ikhlaskan ayah dan ibumu na, mereka tidak akan tenang jika kau seperti ini" ujar Azka. Ia mencium kening Leona dengan lembut dan mengelus bahu istrinya.

"Terima kasih, Azka"

TBC

Hehehe, bentar lagi and yeay!

Jangan lupa Vote and share

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang