CM : 16

318 37 0
                                    

Skip

Leona dan kedua putri nya kini sudah sampai di bandara, mereka sedang menunggu kedatangan adipta yang akan mengantarkan mereka ke rumah keluarga Leona. Leona duduk tenang sembari memperhatikan sekitarnya, takut takut jika adipta tak dapat menemukan keberadaan
mereka. Bulan dan bumi? Jangan ditanya, tentu mereka sibuk dengan kegiatan masing masing. Bulan sibuk dengan penampilannya sedangkan bumi sibuk memikirkan nasib perutnya yang kini kelaparan

"Buna, bumi lapar" rengek bumi pada Leona. Leona menoleh dan menatap putrinya itu

"Bumi lapar ya? Mau makan apa? " tanya Leona

"Pengen kue redflag" sahut bumi. Bulan yang asyik berkaca pun langsung menatap bumi bingung, kue redflag? Memangnya ada?

"Kue apa? Redflag? " tanya bulan mengulangi ucapan bumi. Bumi mengangguk mengiyakan ucapan bulan

"Itu kue apaan dah, lo aneh aneh aja" ujar bulan. Bumi menatap kakaknya dengan tatapan kesal

"Itu loh kue yang warna merah. Nama girl band aja ada yang namanya redflag" ujar bumi. Bulan nampak mengingat ingat, begitu pula dengan Leona. Dan tak lama bulan mendesah lelah.

"Itu redvelvet goblok. Redflag, lo kira apaan!?" Ketus bulan. Bumi yang mendengar itu pun cengengesan

"Udah ganti nama ya? Seingat gua mah redflag soalnya waktu lewat di tiktok itu gua cuman dengan bagian red nya aja" celetuk bumi. Bulan menepuk keningnya, sungguh ia lelah.

Leona terkekeh melihat interaksi kedua putrinya ini. Sejak sampai di Indonesia, putrinya agak berubah. Bahkan panggilannya saja udah berubah lo-gue. Mereka seperti itu sejak turun dari pesawat, karna faktor lingkungan kali ya? Ntahlah Leona juga tidak tau.

"Nanti kita beli makanan pas diperjalanan pulang ya? Soalnya ini udah malem dan Buna takut buat ninggalin kalian" tutur Leona. Bumi mengangguk saja, ia masih bisa menahan. Jadi untuk mengganjal, bumi memilih untuk menonton video orang mukbang saja.

"Kenapa lo liat orang mukbang? " tanya bulan. Bumi menoleh dengan wajah sok polosnya

"Biar kenyangnya kebagian gitu" sahut bumi. Bulan tersenyum, adiknya memang pintar. Iyakan?

"LEONA! BUMI! BULAN! "

Seseorang meneriakkan nama mereka membuat ibu dan anak itu menoleh ke asal suara. Ternyata itu adipta yang datang menghampiri mereka dengan berlari. Saat adipta sampai di dekat mereka, pria itu nampak ngos ngosan. Leona yang melihat itu berdiri dan memberikan minum pada adipta namun adipta menolak.

"Maaf kalau kelamaan, soalnya tadi ada halangan sedikit" ujar adipta saat nafasnya sudah mulai kembali.

"Sans aja om" ujar bumi. Adipta dan yang lain menatapnya bingung, bumi yang ditatap juga bingung. Lah?

"Om? Biasanya manggil paman, kenapa berubah? " tanya Leona. Bumi tertawa lepas, jadi itu alasan ia ditatap oleh ketiga orang di hadapannya? Jadi salting deh.

"Biar elite Buna, paman itu terlalu kuno terus terlalu formal. Nah bumi sama om dipta kan udah cees jadi manggilnya harus yang elite. Kak bulan juga manggil om ya" bumi menjelaskan mengapa alasan ia memanggil adipta dengan sebutan 'om' bukan 'paman'.

"Pengaruh lingkungan ya, bumi? " bumi mengangguk membuat ketiga orang dihadapannya terkekeh. Bumi itu konyol dan ga jelas, tapi jangan main main kalau dia udah marah.

"Yaudah, yuk pulang biar kalian bisa istirahat" ajak adipta. Leona dan kedua putrinya mengangguk lalu membawa barang mereka. Adipta melarang Leona membawa kopernya dan menawarkan diri. Leona tak boleh menoleh jadi dengan terpaksa wanita itu membiarkan adipta membawa kopernya.

Bumi juga sama, ia kembali membawa tas bulan. Leona dan bulan berjalan duluan sedangkan adipta dan bumi berjalan di belakang mereka. Bumi tersenyum penuh arti sembari menatap wajah om nya, adipta yang menyadari tatapan itu pun membuat dirinya juga menatap bumi.

"Kenapa? " tanya adipta. Bumi hanya menyengir kuda dan menurun naikkan kedua alisnya. Kebayangkan wajah konyolnya?

"Tiga tahun lalu pas aku pergi, aku udah bilang sama om kalau aku balik om harus ngasih motor. Bumi tunggu ya om kiriman motornya " ujar bumi. Adipta tersenyum manis, terpaksa sih.

'Ini anak masih ingat aja, gue sebenernya udah lupa tapi malah diingetin' - poor adipta

"Iya, besok om kirimin motor yang kamu mau" ujar adipta. Bumi terkikik senang

"Om baik deh, jadi makin sayang aw"

'Selamatkan uang hamba ya tuhan'

Tbc

Adipta and Leona

Wajah bumi waktu nagih motor sama adipta

Gimana chapter kali ini!? Suka tidak? El minta maaf ya kalau kurang bagus.

Jangan lupa vote and share ya

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang