CM : 26

255 31 2
                                    

Disisi lain, Leona kini tengah dilanda rasa kekhawatiran yang sangat besar sebab kedua putrinya belum juga pulang. Langit sudah hampir gelap, tapi bumi juga bulan belum pulang. Nyonya leana yang melihat putri semata wayangnya terus terusan gelisah pun menghampiri Leona. Nyonya leana menyentuh pundak Leona hingga Leona menoleh, wajah yang biasanya menunjukkan raut wajah yang bahagia dan aura positif kini dipenuhi rasa kekhawatiran dan gelisah.

"Kenapa kamu terlihat gelisah nak? " tanya nyonya leana kepada Leona. Leona sebenarnya bingung ingin menjawab, tapi ia tak akan bisa berbohong pada ibunya sendiri.

"Bumi dan bulan belum pulang ibu, langit sudah hampir gelap tapi belum ada tanda tanda kepulangan mereka" ungkap Leona. Nyonya leana tertegun, benar. Ia belum melihat kehadiran kedua cucunya

"Mungkin ada kegiatan di kampus" ujar nyonya leana, ia berusaha menenangkan Leona. Namun Leona justru menggeleng

"Tidak ibu, jika ada kegiatan pasti mereka mengabari Leona. Leona takut mereka kenapa napa ibu" cicit Leona. Nyonya leana mengusap punggung Leona.

"Aku akan menelpon kak adipta untuk membantu ku mencari bumi dan bulan"

Leona segera menghidupkan ponselnya dan mencari nomor adipta. Ketika ia menemukan nomor adipta, Leona langsung menekan nya, telpon itu berdering. Tak berselang lama, adipta mengangkat panggilannya

"Halo? Ada apa na"

"Halo, bisa kau membantuku kak? "

"Bisa, bantu apa? "

"Bumi dan bulan belum pulang sejak tadi dan langit sudah hampir gelap. Bantu aku mencarinya"

"Baiklah, aku akan menjemputmu"

"Ya"

Tut

Leona mengenggam ponselnya dengan erat, hatinya tidak bisa tenang bahkan untuk sedetik saja. Bayangan buruk tentang bumi dan bulan mulai terbayang di kepalanya membuat Leona semakin khawatir.

***

"Eugh"

Suara lenguhan keluar dari celah bibir bulan. Ia mulai membuka matanya dengan perlahan, ia melihat jika ia berada di sebuah kamar namun ini bukan kamar yang ia tempati dirumah nyonya leana dan tuan Jonathan. Kamar ini begitu asing bagi gadis itu, kepalanya juga masih pusing.

Cklek

"Kamu sudah bangun? " bulan menoleh kan kepalanya ke asal suara, seorang wanita nampak masuk ke dalam kamar tempat ia berada saat ini. Wanita itu berjalan menghampirinya dengan senyuman yang terukir indah diwajahnya.

"Siapa kau? " tanya bulan. Wanita itu duduk disisi bulan dan tanpa aba aba wanita itu memeluk bulan dengan erat membuat bulan dilanda kebingungan.

"Akhirnya aku menemukanmu, adik "

Bulan tertegun mendengar kata yang terakhir wanita itu lontarkan. Adik? Kenapa wanita itu memanggil dirinya adik? Siapa wanita ini? Itulah pertanyaan yang ada di kepala bulan. Wanita itu melepaskan pelukannya dan membelai pipi bulan.

"Aku kakakmu, namaku adara. Dan kau adalah adikku yang hilang bulan" ungkap wanita itu. Bulan semakin terkejut, namun matanya justru berlinang air mata.

"K-kau.. " bulan tidak percaya jika wanita dihadapannya ini benar benar kakaknya.

"Iya, kau adalah adikku dan aku adalah kakakmu. Hanya tersisa kita berdua di dunia ini, sedangkan keluarga kita semuanya sudah tiada" ujar adara lagi. Bulan kini menangis, antara tangis kesedihan atau kebahagiaan. Bulan segera memeluk tubuh kakaknya dan menangis disana.

"Aku sudah mencarimu kemana mana, dan akhirnya aku menemukanmu" ucapan adara membuat bulan melepaskan pelukannya dan menatap kakaknya. Bulan menghapus jejak air matanya.

"Kenapa kakak membawaku seperti menculik seseorang? Bukankah kakak bisa datang dengan cara baik baik" tanya bulan. Adara tersenyum, membuat wajahnya semakin cantik.

"Tak mungkin kakak membawamu sendirian, terutama ada bumi disisimu. Maka dari itu kakak mengutus anak buah kakak" tutur adara. Bulan menatap manik adara

"Memangnya kenapa dengan bumi? "

"Tidak ada, hanya saja kakak tidak suka padanya terutama pada ibunya"

"K-kenapa? Bumi dan buna Leona itu baik" sahut bulan. Adara hanya terkekeh

"Dengar, mereka memang terlihat baik tapi Leona sudah merebut apa yang seharusnya milik kakak"

"Apa? "

"Azka, seharusnya Azka hidup bahagia bersama kakak tapi ia justru menikahi Leona. Maka dari itu kakak membenci Leona" ujar adara. Bulan terdiam dan tak merespon. Tentu ia mengenal siapa itu Azka, ia adalah ayah dari bumi.

TBC

Mulai nggak menarik ya? Maaf.

Jangan lupa vote and share ya

See you

Consider me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang