kini bumi sudah berada di depan gerbang sekolahnya. Bumi sedang berpamitan dengan sang ibunda. Setelah berpamitan Leona kembali masuk ke dalam mobilnya dan menginjak pedal gas lalu pergi dari area sekolah putrinya. Bumi yang sudah memastikan sang ibunda pergi pun masuk ke area sekolahnya dengan wajah datarnya. Semua murid yang berpapasan dengannya tak ada yang mau menyapa bumi, memangnya siapa yang mau menyapa seorang brandal?. Tapi bumi tidak perduli, toh dia juga tidak akan mati jika tidak disapa.
"Bumi! " seseorang berteriak memanggil namanya yang sontak saja membuat bumi berhenti dan menoleh. Nampak seorang gadis dengan wajah cantik berlari ke arah bumi. Bumi tersenyum melihat gadis itu sebab gadis itu adalah sahabatnya.
"Ada apa bulan? " ujar bumi ketika sahabatnya berada di hadapannya.
Rembulan Nayyara, gadis berusia 16 tahun yang sudah bersahabat dengan bumi sejak mereka masih SD. Gadis yang kerap disapa bulan ini memiliki paras yang begitu cantik dengan wajah bak bidadari dan senyumannya yang sangat manis. Bulan selalu berpenampilan feminim, berbeda dengan sahabatnya yaitu bumi. Jika ada bumi, pasti disitu ada bulan. Namun ada fakta yang menyedihkan tentang gadis ini, ia tidak memiliki keluarga. Sedari kecil bulan tinggal di panti asuhan hingga sekarang, belum ada yang mau mengadopsi dirinya. Untungnya ibu panti yang merawatnya baik hati jadi ibu pantinya masih mau merawat bulan dengan senang hati. Bulan kerap membantu ibu pantinya.
"Ayo ke kelas bersama sama" ujar bulan sembari menggandeng tangan bumi. Bumi menuruti ucapan bulan dan mereka pergi ke kelas bersama sama.
Semua orang di sekolahan ini tentu tau bagaimana eratnya persahabatan mereka berdua. Bumi dan bulan selalu bersama disetiap tempat. Bahkan ada yang mengatakan, ntah orangnya atau planetnya sama sama berdampingan. Bumi dan bulan, planet bumi dan bulan.
***
Disisi Azka
Disisi lain Azka kini berada di kantornya. Ia sedang duduk di kursi kebanggaannya sembari mengecek beberapa berkas penting juga menandatangani nya. Ia terlihat fokus dengan perkerjaannya hingga tak menyadari jika seseorang telah masuk ke ruangannya.
"Begitu fokuskah dirimu dengan berkas berkas itu hingga mengabaikan kakak sepupumu ini? " ujar orang itu. Azka menoleh dan melihat kakak sepupunya itu.
"Kenapa kak adipta? " tanya Azka. Adipta tak menjawab melainkan duduk di sofa yang ada di ruangan Azka tanpa meminta izin sang pemilik.
Adipta Putra Ravendra, kakak sepupu Azka. Adipta memiliki wajah yang tak kalah tampan dengan Azka, ia juga memiliki kulit putih pucat yang membuatnya seperti mayat. Maka dari itu bumi selalu memanggil dirinya dengan panggilan 'om mayat'. Adipta itu orangnya cuek dan tak perduli dengan sekitarnya, namun dengan orang terdekatnya ia akan berubah 180° .
"Bagaimana kabar Leona dan bumi? Keponakanku masih kau beri makankan? Yeah siapa tau kau sibuk dengan masa lalumu yang sudah meninggal itu" ujar adipta, ucapannya memang pedas dan bisa menusuk hati. Azka memandang sepupunya itu
"Tentu saja, dia putriku jadi ia harus aku nafkahi" jawab Azka dengan malas. Adipta tertawa dan menyalakan korek api dan membakar ujung rokoknya lalu menyesap rokok itu dan menghembuskan asapnya.
"Jika kau terus begitu, Leona bisa pergi meninggalkan mu kapan saja" celetuk adipta. Azka pun menatap dirinya lagi lalu menghampiri dirinya.
"Apa maksudmu? Leona tidak akan meninggalkan ku. Aku memberinya perhatian dan kasih sayang! " ujar Azka. Ia mulai kesal dengan sepupunya ini
"Ya, kau memberinya perhatian dan kasih sayang tapi apa pernah kau memberikan waktumu untuk Leona? " ucapan adipta berhasil membuat Azka terdiam. Adipta menyeringai ketika Azka berhasil ia buat terdiam.
"Dengar, ciara hanya masa lalumu dan dia sudah tiada. Leona masa depanmu dan dia masih ada, jadi perbanyak habiskan waktu bersamanya sebelum kau menyesal. Terlebih dengan bumi, putrimu itu bisa membencimu kapan saja atau bahkan sekarang ia sudah membenci ayahnya sendiri" ujar adipta lagi. Azka nampak tak terima dengan ucapan adipta.
"Jaga ucapanmu! Kenapa kau mengatur kehidupanku, kak dipta!? Pergi dari sini!! " usir Azka ketika emosinya sudah memuncak.
"Baiklah, tapi setidaknya aku sudah memberimu peringatan. Ingat, penyesalan selalu datang di akhir" ujar adipta lalu beranjak keluar dari ruangan Azka meninggalkan Azka yang tertegun.
Tbc
Rembulan Nayyara, sahabat bumi.
Adipta Putra Ravendra, sepupu azka
Hehe, up lagi. Suka ga sih sama cerita ini?
Jangan lupa vote and share
See you

KAMU SEDANG MEMBACA
Consider me [END]
Storie d'amoreBagaimana rasanya menikah dengan seorang pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya? itulah yang dirasakan Leona. suaminya yaitu azka masih mencintai masa lalunya yang telah tiada. terkadang azka memanggil Leona dengan nama masa lalunya. sifa...