8- Kembali

63 32 2
                                    

Baca Bab ini pelan-pelan aja guys!

Happy Reading!

☁️🤍☁️

"Apakah penyembuh trauma itu adalah
orang yang sama?"

-Sheevana Nayerra Mecca-

Suara deburan ombak terdengar nyaring. Aroma khas air laut tercium begitu kuat. Embusan udara dingin menusuk tulang. Kicauan burung-burung yang terbang seiringan, seakan memberi pujian atas indahnya garis pantai. Langit senja dengan tampilan abstraknya memamerkan keindahannya.

Seseorang yang berdiri di tepi garis pantai dengan rambut yang sedikit berantakan karena embusan udara sedang menatap kosong ombak yang didepannya. Berisik namun dapat membuat hati menjadi lebih tenang.

Suara hentakkan kaki dari belakang membuat sang empu menoleh. Ternyata ada gadis kecil dengan gaya rambut yang di gerai bebas dengan jepit kecil yang sedang berlari ke arahnya. Gadis ini menyengir memperlihatkan deretan gigi putih rapi nya.

"Abang!" teriaknya sembari melompat ke gendongan yang di sebut Abang itu.

Dia mengacak rambut gadis kecil ini gemas. "Hai tuan putri nya Abang, kangen hm?"

Gadis ini hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. Dia mulai menyandarkan kepala nya di bahu yang disebutnya Abang itu.

"I Miss you too, Kania," ucapnya lembut sembari menurunkan gadis kecil yang bernama Kania itu dari gendongan nya. Dia menggenggam erat tangan mungil gadis itu dan menarik nya menuju garis tepi pantai.

Kania bersorak senang, begitu juga dengan Reynan yang sangat bersemangat bermain air dan juga pasir pantai itu sembari menikmati sumilir nya angin sore pantai.

Ya! Mereka adalah Reynan dan Kania Naava Tanisha. Reynan memang mempunyai saudara kandung yang 10 tahun lebih muda darinya. Reynan kini berusia 18 tahun sedangkan Kania berusia 8 tahun.

Saat ini Reynan sedang berada di pantai bersama sang adik di kota kelahirannya. Reynan memang sengaja pulang ke kota nya sendirian untuk sekedar melepas kangen dengan kedua orang tua nya serta Kania adik perempuan satu-satu nya. Tentu, kepulangan Reynan di kota kelahirannya ini sudah diketahui oleh Zidan, Farel, dan Aksa. Tetapi mereka bertiga memilih untuk tetap berada di kota perantauannya.

"Abang! Sudah dong Kania capek," ucapnya sambil mengusap kening nya yang sudah bercucuran air keringat.

Reynan berhenti tepat di depan gadis kecil ini. Reynan mencubit gemas kedua pipi sang adik hingga membuat pipi menjadi sedikit merah. Dia duduk di pasir pantai, dengan tangan yang dia tepukkan di pasir pantai menandakan agar Kania duduk di sampingnya.

Kania menurut dia mendudukkan dirinya di samping kakak satu-satunya ini.

"Kania happy!" antusiasnya.

Reynan tersenyum, sudah lebih dari cukup melihat adiknya melempar canda tawa nya. Tak lama dari itu seorang paruh baya mendekat ke arah keduanya dengan tatapan senyum nya yang terus melekat pada wajahnya.

"Sering-sering pulang ke kota ini ya, lihat Kania happy karna kamu," ucap seorang wanita berusia 40 tahun lembut. Wanita ini adalah Zanna - Mama dari Reynan dan Kania. Walaupun umur sudah berusia 40 tahun, tetapi wajah cantik alami nya masih setia melekat pada wajahnya. Siapapun yang melihatnya pun akan merasa lebih tenang.

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang