38- Kembali Tatapan Teduh

60 18 0
                                    


Happy Reading!

☁️🤍☁️

"Be happy my universe, until you forget how to cry sadness."

-Reynan Devan Ararya to Sheevana Nayerra Mecca-

Suasana ruangan yang terbilang sangat sepi dan hening. Hanya terdengar suara dari alat medis yang terus berbunyi. Tangan besar nya kini menggenggam erat tangan perempuan yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sesekali dia mengecup tangan yang sedang berada di genggaman nya itu lembut.

"Dunia ku sepi kalau kamu seperti ini. Jangan terlalu lama menutup mata, ya? Aku berharap mata teduh ini saling menatap lagi," ucap Reynan yang tak mendapat balasan dari lawan bicara nya.

Hati nya tersayat ketika melihat perempuan yang sangat disayangi nya tak berdaya. Bahkan, enggan membuka mata nya. Kebahagian nya hanya sebentar, lalu di hadapkan dengan situasi yang membuatnya lemas seketika.

Dirinya terus melontarkan kalimat per kalimat dari mulut nya. Berharap yang menjadi tujuan bicara nya dapat mendengarkan suara nya itu.

Cukup lama, Reynan dengan posisi nya. Jemari yang sedang di genggam erat pun perlahan bergerak. Reynan menegakkan tubuh nya melihat reaksi jemari itu. Rasa lebih tenang dan lega karena mungkin perempuan kesayangan nya ini dapat mendengarkan nya.

"Sayang? Kamu udah sadar?" tanya Reynan.

Perlahan kelopak mata yang sedari tadi tertutup rapat akhir nya terbuka sempurna. Dia menyipitkan mata nya ketika cahaya menerobos masuk ke dalam manik mata nya. Tatapan nya berhenti tepat di tatapan teduh yang sangat dia rindukan.

"Aku...aku dimana?" tanya nya bingung.

Reynan tersenyum lebar. "Kamu di rumah sakit sekarang."

"Bukan nya aku...di tempat yang indah, ya?" Lagi-lagi Nayerra menanyakan isi otak nya.

Reynan pun terlihat berpikir. Diri nya sama sekali tidak paham apa yang dikatakan istri nya itu.

"Di sini 'kan tempat indahnya," ucap Reynan mengarahkan tangan Nayerra menyentuh dada nya.

Nayerra merasakan detak jantung Reynan. Terlintas di otak nya, dia menyadari bahwa ini tidak hanya sekadar mimpi nya saja.

"Aku bertemu sama anak kecil, dia sangat mirip sama kamu," ucap Nayerra menceritakan sebagian isi otak nya.

Reynan menautkan alis nya. "Siapa dia?"

"Anak kita."

Jantung Reynan memompa lebih cepat. Jawaban dari Nayerra mampu membuat nya merasa sangat bingung. Tetapi, raut khawatir tetap lebih terasa.

"Dia manggil aku dengan sebutan mama, aku ga percaya kalau dia anak aku, tapi dia ternyata sangat mirip sama kamu."

Reynan mengelus kedua pipi Nayerra lembut. Bibir nya terus mengukir senyuman.

"Oh ya? Ganteng ga?" tanya Reynan.

"Ganteng, seperti suami aku," goda Nayerra masih dengan suara yang cukup pelan.

Tenaga nya belum terlalu pulih. Dengan berbicara saja, dia harus menaikkan energi nya yang sedikit itu.

"Sayang, jangan bikin aku khawatir lagi, ya? Aku minta maaf sempat ninggalin kamu sendirian di rumah. Tapi sekarang, aku akan selalu di samping kamu. Butuh apapun, panggil aku, ya?" ucap Reynan pelan.

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang