Happy Reading!☁️🤍☁️
Bangunan gedung tinggi yang menjulang terlihat kokoh dan megah. Halaman depan yang luas di sertai taman-taman penghijauan menambah kesegaran bangunan itu. Seorang perempuan dengan pakaian formal nya, rambut yang dia biarkan tergerai bebas dan juga kacamata hitam yang bertengger di hidung nya sedang melangkah masuk ke dalam bangunan itu.
Pandangan nya menelisik bangunan yang ada di depan nya. Senyuman terus terukir di wajah nya. Perlahan, dia melepas kacamata hitam nya itu dan dia simpan di dalam saku jas nya.
"It's my dream," gumam nya.
Kaki nya kembali melangkah masuk ke dalam bangunan itu. Banyak pegawai kantor yang menyambut kedatangan nya. Pagi yang sangat cerah dapat membantu Nayerra memasang ekspresi yang ramah dan ceria.
"Selamat pagi semua!" sapa Nayerra.
"Selamat pagi, bu!" sahut mereka kompak.
Nayerra kembali melangkah menuju ke ruangan nya di lantai atas menggunakan anak tangga. Di gedung itu terdapat lift, namun Nayerra tidak terlalu menyukai nya. Sebab, dia merasa setiap langkah dalam menaiki anak tangga sama dengan langkah nya menuju cita-cita nya. Tentu, dapat merasakan kepuasan nya dalam menginjakkan kaki nya di kantor ayah nya itu.
Tangan nya membuka pintu ruangan yang berakses menggunakan pin. Dengan cekatan, dia menekan tombol yang ada di pin access itu.
Pintu terbuka sempurna, dia melangkah masuk dan kembali menutup pintu ruangan nya rapat. Dia mendudukkan diri nya di kursi kebesaran nya dengan pandangan yang terus beredar di seluruh sudut ruangan itu.
"Ga terasa waktu cepat berjalan, kemarin baru aja ujian kelulusan. Eh, sekarang udah jadi harapan keluarga aja," ucap nya sembari membuka laptop yang sudah tersedia di atas meja.
Nayerra menata barang bawaan nya terlebih dahulu di atas meja. Seperti tas dan handphone nya. Dia juga meraih parfum yang ada di dalam tas nya dan dia semprotkan di pakaian dan penjuru ruangan itu.
"Lebih segar, saat nya bekerja," kata nya sembari menekan tombol yang ada di laptop dan membuka lembaran-lembaran dokumen pekerjaan nya.
Cukup lama dia dengan posisi nya itu, telepon genggam yang berada di atas meja berdering menandakan ada telepon masuk untuk nya. Tangan nya meraih telepon itu dan mendekatkan nya di telinga.
"Halo, selamat pagi tuan putri," sapa seseorang di sebrang sana.
Nayerra tersenyum lebar ketika mendengar suara yang sangat khas itu.
"Selamat pagi, ayah. Nayerra lagi kerja nih."
"Bagus, semangat kerja nya ya, putri ayah."
"Siap, pasti!"
"Yasudah lanjutkan."
"Baik!"
Sambungan telepon terputus dari sepihak di sebrang sana. Nayerra kembali menaruh telepon itu dan kembali fokus dengan pekerjaan nya.
Toktok
Seperti ada seseorang yang sengaja mengetuk pintu ruangan. Nayerra menghela nafas nya panjang dan menyuruh seseorang itu untuk masuk ke dalam ruangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer of All Wounds [END]
Teen FictionWelcome my fiksi>Bab masih lengkap tetapi belum direvisi Cerita tentang pertemuan seorang laki-laki dan perempuan secara tidak sengaja di media sosial. Reynan Devan Ararya, sosok laki-laki yang trauma dengan cerita di masa lalu nya bahkan masa lalu...