Happy Reading!❄️🤍🔮
Sang mentari terbit memancarkan kehangatan bumi dan secara halus mengusir udara dingin malam hari. Kicauan burung yang beterbangan mengiringi sang mentari. Kehangatan yang mampu membuat penduduk bumi tersadarkan bahwa hari sudah berganti.
Tanpa seijin pemilik kamar, cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui celah jendela kamar nya. Seorang laki-laki yang tengah tertidur menggeliat sambil menyipitkan mata nya. Dia terduduk di kasur dan meregangkan otot-otot nya.
"Jam berapa ini?" tanya nya pada diri sendiri sembari mengedarkan pandangan nya mencari sebuah jam.
Penglihatan nya menangkap sebuah jam analog yang ada di atas meja. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Ya, dia kesiangan untuk berangkat kuliah.
Dia menghela nafas panjang, pandangan nya kembali menyelusuri samping kanan dan kiri nya di tempat tidur itu. Seseorang yang sedang di cari nya tidak bersama nya. Kemana gadis yang sudah berstatus menjadi istri nya itu?.
"Nayerra?" Usaha Reynan memanggil gadis kesayangan nya itu. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari sang empu.
Reynan memutuskan untuk beranjak ke kamar mandi berniat untuk membersihkan diri. Setelah selesai, dia keluar kamar untuk mencari istri nya.
Kaki nya melangkah turun dari anak tangga sembari mengedarkan pandangan nya di seluruh penjuru rumah mertua nya itu. Tatanan rumah yang cukup rapi, dekorasi rumah yang simpel namun terkesan hidup bagi ruangan rumah itu.
Pandangan nya berhenti pada seorang perempuan yang sedang berkutat di dapur. Dengan baju tidur yang masih melekat pada tubuhnya, rambut yang dia jedai, dan tangan yang sedang fokus pada alat penggorengan di atas kompor.
Reynan memeluk perempuan itu dari belakang sehingga mampu membuat perempuan itu sedikit menoleh dan berhenti dari aksi memasak nya. Reynan menaruh dagu nya di pundak Nayerra. Rasa nyaman yang tak akan pernah dia bosan. Bahkan, wangi khas dari Nayerra yang menjadi Reynan lebih lengket seperti lem dan perangko.
"Masak apa sayang?" tanya Reynan di sela pelukannya.
"Kamu suka nasi goreng? Aku masakin kamu nasi goreng spesial pakai telur lima nanti di habisin ya sayang," ucap Nayerra menahan gelak tawa nya.
Dengan spontan Reynan membuka mata nya dan mencubit perut Nayerra kecil. "Telur lima bisa kamu jual aja sayang."
"Ga mau lah," sahut Nayerra berusaha melepas tangan Reynan yang melingkar di perut nya.
"Lepasin dulu, aku mau siapin piring nya," ucap Nayerra yang berhasil melepas tangan Reynan.
"Kamu kok gitu sama aku?" tanya Reynan dengan nada kesal nya.
"Gitu gimana?" tanya Nayerra sembari memindahkan nasi goreng yang sudah matang itu di piring.
"Kamu ga bangunin aku buat berangkat kuliah? Terlambat banget ini," ucap Reynan mengetukkan lengan tangan nya yang tanpa jam tangan itu.
Nayerra terkekeh pelan. "Emang boleh se terlambat itu?"
"Ngeselin banget, anak nya siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer of All Wounds [END]
Teen FictionWelcome my fiksi>Bab masih lengkap tetapi belum direvisi Cerita tentang pertemuan seorang laki-laki dan perempuan secara tidak sengaja di media sosial. Reynan Devan Ararya, sosok laki-laki yang trauma dengan cerita di masa lalu nya bahkan masa lalu...