Happy Reading!❄️🔮🤍
Dua jam berlalu, namun tidak ada tanda-tanda Nayerra sadarkan diri. Sang suami dan orang tua nya tak berhenti melontarkan doa untuk nya agar segera membuka mata dari tidur nya itu.
Reynan menatap perempuan kesayangan nya dengan tatapan kosong nya. Hati nya terus menangis melihat kondisi Nayerra. Apalagi di perut Nayerra ada nyawa yang ikut bertahan tetap hidup.
"Rey, kamu terus doa 'kan Nayerra ya, Nak," pesan Anna kepada Reynan. Anna dan Irwan pun berpamitan untuk pulang ke rumah nya terlebih dahulu.
Reynan menatap punggung mertua nya sampai perlahan hilang dari penglihatan nya. Dada nya sangat sesak. Andai, diri nya dapat bertukar posisi dengan Nayerra. Namun, itu hal yang mustahil. Kecuali Tuhan mengijinkan nya.
Tangan nya bergerak mengelus kening Nayerra lembut. "Sayang, buka mata kamu. Ga kangen sama aku hm?"
Tangan satu nya lagi terus mengelus punggung tangan yang dingin dan tak bergerak sama sekali. Dia mendongak menatap langit-langit ruangan itu. Ruangan yang bernuansa putih dan berbau obat-obatan.
Reynan memejamkan mata nya sejenak. Kemudian beralih menatap perempuan yang sedang terbaring lemas itu. Dalam hati nya, dia tidak berhenti terus memohon agar istri nya dapat cepat pulih seperti sedia kala.
"Tuhan, berikan lah kesembuhan untuk Nayerra. Jangan biarkan dia terus berbaring di tempat ini, Tuhan. Hamba ingin selalu bersama nya, jangan ambil dia sebelum hamba membahagiakan nya, Tuhan. Hamba sangat mencintai nya."
Setetes demi setetes air mata nya membasahi pipi nya. Tangisan nya semakin terisak tak mampu menahan nya. Penglihatan nya pun semakin memburam karena air mata yang terus menumpuk di kelopak mata nya.
Kedua tangan nya menggenggam tangan Nayerra erat. Berharap dengan sentuhan itu dapat membantu Nayerra agar cepat sadar.
"Aku sholat dulu, ya. Aku akan kembali di sini," ucap Reynan lalu mengecup kening Nayerra sekilas.
Reynan keluar dari ruangan itu berniat untuk mencari mushola atau masjid yang ada di rumah sakit itu. Setelah menemukan masjid, dia langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat nya. Tak lupa, dia selalu memanjatkan doa-doa nya.
Tak lama, dia selesai dari ibadah nya. Reynan hendak keluar dari masjid tersebut, namun langkah nya terhenti ketika suara dari seorang laki-laki menembus telinga nya.
"Kamu sedang bersedih? Menunggu siapa di sini?" tanya laki-laki itu yang terlihat lebih tua dari Reynan.
Reynan menoleh dengan tatapan kosong nya. "Istri."
"Sakit apa kalau boleh saya tahu?" Laki-laki ini terus bertanya kepada Reynan dengan sopan.
"Dia terjatuh dan posisi nya sedang hamil anak saya. Tetapi sampai sekarang istri saya belum sadarkan diri," jelas Reynan pelan.
Laki-laki ini tersenyum getir. "Duduk dulu, Nak!"
Reynan pun menurut mengikuti pergerakan laki-laki itu. Kedua nya duduk dengan berhadapan. Seakan laki-laki berusia paruh baya itu mengerti apa yang sedang Reynan rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer of All Wounds [END]
Teen FictionWelcome my fiksi>Bab masih lengkap tetapi belum direvisi Cerita tentang pertemuan seorang laki-laki dan perempuan secara tidak sengaja di media sosial. Reynan Devan Ararya, sosok laki-laki yang trauma dengan cerita di masa lalu nya bahkan masa lalu...