19- Pergi selamanya.

59 23 2
                                    


Happy Reading!

☁️🔮☁️

"Maaf...gue pergi, selamat... tinggal..." lirih nya dengan terbatuk hingga mulut beraliran darah.

Deg

Semua orang menganga tidak percaya dengan kejadian yang terjadi di depan mata nya. Satu tembakan terjadi tepat mengenai dada Olivia. Tubuh Nayerra melemas dan hampir ambruk, namun terlebih dahulu Reynan menahan tubuh Nayerra agar tidak terjatuh.

Zidan, Farel, dan Aksa menatap sendu Olivia yang sudah tergeletak memejamkan mata nya dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Baju nya yang sudah terkena decakan darah, mulut yang juga sudah mengeluarkan darahnya. Mereka mengedarkan pandangannya mencari seseorang siapa yang sudah menembak Olivia seperti ini.

Zidan menyipitkan matanya ketika dia melihat rerumputan yang bergerak bukan karena hembusan angin tetapi seperti ada orang lain di balik rumput yang lumayan tinggi itu. Tempat yang gelap membuat Zidan kesulitan untuk memastikan orang itu.

Namun, suara langkah kaki dari belakang semakin mendekat menghampiri nya.

"Nayerra!!"

Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Terlihat dua sepasang kekasih berusia paruh baya yang di ikuti oleh satu laki-laki yang terlihat seumuran dengan Nayerra. Mereka berlari menghampiri Nayerra, dengan gesit dua paruh baya mendekap erat tubuh Nayerra yang masih melemas. Reynan pun mundur memberi ruang untuk mereka memeluk putrinya.

Ya! Mereka adalah Anna dan Irwan, bersama dengan Malika, Mahesa dan Galen. Mereka datang mencari Nayerra dan ada sebuah pistol di genggaman Galen.

"Putri ku, kamu kenapa bisa di tempat ini?" tanya Irwan panik, raut khawatir tercetak jelas di wajah mereka. Tetapi tidak dengan Galen, Galen memasang muka datar ketika pandangannya melihat Reynan yang berada di dekat Nayerra.

"Ibu khawatir sama kamu, apa yang terjadi?" giliran Anna yang bertanya dengan sang putri.

Nayerra menggeleng pelan, dia berusaha menegakkan tubuh nya dan perlahan melepas dekapan orang tua nya. Nayerra meringis memegang bagian punggung nya yang masih terasa sangat nyeri.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya?" tawar Malika yang di setujui oleh Mahesa. Namun Nayerra menggeleng menolak nya.

Pandangan Nayerra beralih pada Olivia yang sudah tergeletak tak bernyawa. Tatapan sendu terus melekat pada mata nya. Orang tua nya juga mengikuti pandangan Nayerra. Sangat mengenaskan, satu gambaran yang tepat untuk kondisi Olivia saat itu.

Galen memerhatikan Olivia dengan tubuh yang sedikit bergetar.

Maafin gue Olivia, selamat jalan. Batin Galen.

Nayerra menarik tangan Reynan untuk mendekat pada Olivia. Reynan menurut dia berjongkok menyesuaikan.

"Olivia? Ini pertama dan terakhir kali gue lihat lo, semoga lo ikhlas dan tidur dengan tenang ya? Selamat bertemu kembali dengan kakak lo," lirih Nayerra dengan mata yang sudah memanas.

Sudut mata Reynan berhasil meneteskan setetes demi setetes air mata nya. Dia menatap lekat wajah Olivia yang sudah pucat dan bibir yang sudah mulai memutih. Tangan nya mengusap kening Olivia pelan. Nayerra pun tertegun melihat apa yang dilakukan Reynan.

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang