39- Menunggu Pulang

45 17 0
                                    


Happy Reading!

☁️🤍☁️

Waktu yang sebentar tapi terasa sangat lama. Begitu lah kira-kira yang di rasakan oleh Nayerra selama dia harus berbaring di rumah sakit. Keadaan nya sudah mulai pulih dan membaik walaupun belum tuntas.

Nayerra memilih untuk kembali ke rumah nya daripada dia harus berdiam di rumah sakit tanpa melakukan aktivitas apapun. Walaupun kepala nya masih terasa pusing, namun dia berusaha menepis rasa sakit nya. Mungkin karena efek dari benturan di kepala nya akibat jatuh nya dari tangga.

Saat ini, Nayerra sedang berdiam diri di teras belakang rumah nya. Dia duduk di pinggir sebuah kolam renang dengan kaki yang sengaja dia masukkan ke dalam air kolam itu. Kedua tangan nya pun bermain di air kolam dengan leluasa.

"Enak ya, hidup begini tanpa beban lebih," gumam Nayerra dengan kekehannya.

Nayerra menoleh menghadap ke arah pintu kaca rumah nya. "Tapi Reynan kemana sih kok belum pulang."

Hati dan pikiran nya mulai bergelut memikirkan suami nya yang yang belum pulang di tengah malam seperti ini. Embusan udara malam yang sangat dingin tak mampu mengusir Nayerra dari tempat nya. Bulan dan bintang bertaburan di atas sana dengan sangat indah. Tak heran apabila Nayerra betah dengan posisi nya.

Namun, ketidakhadiran suami nya mengubah perasaan hati nya. Dia terus berpikiran buruk tanpa mampu mengusir pemikiran nya itu.

Tangan nya beralih mengambil handphone yang ada di atas meja dekat dimana dia duduk. Dengan cekatan, dia mulai menekan tombol yang ada di dalam nya. Benda pipih itu menempel pada telinga nya berharap dari seberang sana ada seseorang yang mengangkat telepon nya.

Tut...Tut

Bunyi di handphone nya itu menandakan bahwa tak ada jawaban dari telepon nya. Dimana Reynan di tengah malam seperti ini? Baru saja Nayerra pulang lagi ke rumah nya tetapi sudah di tinggal sendiri oleh Reynan. Kemana janji nya yang akan selalu menemani Nayerra di mana pun?

Suara gemericik air kolam renang yang di hadapan nya mencuri perhatian Nayerra. Dia terus memandangi air kolam yang terus bergerak karena perlawanan dari angin. Raut wajah penuh khawatir dan ketakutan itu tak membuat nya bisa berpikir lebih jernih lagi. Dia terus melamun memandangi air kolam itu.

"Ish, kemana sih!" gerutu Nayerra.

Tak lama, suara bel rumah nya berbunyi. Wajah nya berubah menjadi lebih sumringah dan semangat. Dia beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu rumah nya.

Tangan nya berhasil membuka pintu yang memiliki akses pin itu. Nayerra reflek merentangkan kedua tangan nya menyambut kedatangan suami nya itu. Namun, tak ada sesuatu yang membalas pelukan nya itu.

Nayerra mengedarkan pandangan nya di seluruh penjuru rumah nya. Sangat sepi dan tak ada orang lain yang merupakan tetangga nya. Lampu-lampu yang menempel indah di pagar dan tembok rumah nya menyambut pandangan nya.

"Ga ada siapa-siapa," kata nya.

Memang benar apa yang di katakan nya. Di depan rumah nya saat ini tak ada atau orang pun selain diri nya. Pintu pagar pun masih tertutup rapat. Itu tanda nya, tak ada kehadiran siapapun di rumah nya. Lalu siapa yang menghidupkan bel rumah nya itu?

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang