14- Permintaan

49 24 0
                                    


Happy Reading!

☁️🤍☁️

"Ijinkan gue nulis kisah kita disebuah karya sastra gue ya?"
-Sheevana Nayerra Mecca-

Seorang laki-laki dengan tubuh tegap nya, rambut yang berwarna brown sedang menyelesaikan tugas kuliah nya di sebuah cafe yang cukup terkenal di kota Jogja. Dia duduk menghadap ke jalanan Jogja yang cukup padat. Apalagi hari sudah mulai sore, jalan Jogja tidak diragukan lagi kemacetannya.

Dia menarik nafas sejenak untuk menghilangkan rasa penat yang mengalir di tubuhnya. Laptop yang sedari tadi di sentuhnya, dia tutup sejenak dan beralih menyeruput seduhan secangkir kopi hangat yang dia pesan.

"Sunset mulai kelihatan bagus warnanya," ucapnya sumringah sembari meraih handphone nya dan menghadapkan kamera nya ke arah langit yang sudah menampakkan warna senja yang sangat indah.

Cekrek

Dia meletakkan kembali handphone nya dan menopang kedua pipi nya dengan telapak tangannya. Pandangan nya masih setia menatap langit serta jalanan Jogja dari cafe bagian lantai atas. Sehingga dapat dengan leluasa dia menikmati kenikmatan bumi yang tidak ada habisnya.

Drrt drrt

Handphone nya berbunyi menandakan ada telepon masuk untuk dirinya. Nomor tidak dikenal? Pikirnya. Dia menggeser tombol hijau ke atas dan mendekatkan handphone di telinga nya.

"Rey!"

Reynan mengerutkan kening nya, siapa suara dari ujung telepon yang menyapa nya. Seperti pernah dengar namun dia lupa pemilik suara itu.

"Iya?"

"Lagi sibuk ga?"

"Engga juga sih, ini siapa ya?"

"Kamu lupa sama Tante?"

Reynan benar-benar tidak mengenali suara perempuan ini bahkan dia menyebut dirinya sebutan Tante?.

"Maaf saya lupa."

"Baiklah Tante ini mama nya Oliv Rey, masa lupa sih cah bagus."

"Oh Tante Dina, ada apa Tan?"

"Tante mau ngomong sesuatu penting sama kamu, tapi enak kalau ngobrol langsung."

"Besok pagi di cafe Deline Coffe, Tante tunggu kamu disana!"

Tut

Panggilan terputus secara sepihak. Reynan menjauhkan handphone dari telinga nya dan dia taruh di atas meja. Reynan menghela nafas panjang.

"Sepenting itu kah?"

Reynan mengusap kasar wajah nya, dia beralih mengedarkan pandangan nya di sekeliling. Tak lama Reynan tersadar dia menatap kembali handphone nya.

"Cafe Deline bukannya cafe nya Jogja ya, itu tanda nya tante Dina akan dateng kesini."

"Dor!"

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang