21- Lembaran Baru.

64 22 3
                                    


Happy Reading!

☁️🔮☁️

Hari terus berlalu, kepergian Olivia mantan kekasih Reynan sudah dua minggu yang lalu. Selama dua minggu itu juga Reynan dan Nayerra tidak pernah bertemu lagi. Terakhir kedua nya bertemu adalah di malam kejadian dimana Olivia menghembuskan nafas nya terakhir kali.

Sudah berulang kali Reynan berusaha menjemput dan menemui Nayerra, dia selalu datang di rumah Nayerra setiap pagi berniat mengantarkan nya sekolah, tak lupa juga dia selalu datang di sekolah Nayerra untuk menjemput gadis itu. Namun nihil Reynan sama sekali tidak menemui gadis itu.

Bahkan, sekadar kabar nya saja Reynan tidak mengetahui nya. Kondisi Reynan sudah mulai membaik semenjak mantan nya pergi. Reynan memulai kehidupan nya kembali seperti biasa nya. Toh, bahan trauma nya sudah tiada. Tidak ada alasan lagi untuk nya teringat kejadian yang sudah terjadi.

Namun, dia yang merasa diasingkan dengan Nayerra yang menjadi sumber kebisingan di dalam otaknya. Reynan juga tidak berhenti menyalahkan diri sendiri sehingga orang tua Nayerra kecewa dengannya dan menjauhkan putri nya.

"Gue mulai lembaran baru ini masih tanpa lo Nayerra," gumam Reynan memandangi lautan yang ada di depan nya.

Reynan saat ini sedang duduk di tepi pantai, hembusan ombak serta angin membuat nya sedikit tenang. Reynan mengunjungi pantai di kota kelahirannya, bukan kota perantauannya.

Dia menatap kosong gelungan air ombak. "Laut itu tenang, tapi sekalipun laut marah semua akan hanyut," lirihnya pelan.

"Kamu menyukai laut tidak harus menyelamnya terlebih dahulu, cukup diam memandangi keindahannya," ungkap seorang perempuan yang sekarang sudah duduk berada di sampingnya.

"Mama tahu permasalahan kamu akhir-akhir ini," tambah perempuan ini. Dia adalah Zanna mama Reynan.

"Ma, ikhlas ku seluas lautan Ma," ucap nya pelan. Zanna mengangguk pelan menatap anak laki-laki nya itu.

"Sudah jangan sedih lagi, fokus karir kamu katanya mau jadi dokter menyembuhkan semua orang?"

Reynan mengangguk sebagai jawaban.

"Teringat yang kamu ucapkan dulu sama mama?" Reynan menggeleng dan Zanna menghela nafas nya panjang.

Flashback On!

Seorang anak laki-laki berusia sekitar empat tahun sedang duduk di kursi makan sembari seorang perempuan paruh baya menyuapi nya makan.

Di sela-sela makannya, anak laki-laki ini berkata, "Ma, besok kalau Reynan sudah besar mau jadi pak dokter," ucap nya antusias.

Zanna menarik kedua sudut bibirnya. "Iya sayang, Mama pasti akan dukung kamu jadi pak dokter, tugas dokter itu menyembuhkan orang yang sakit Nak, resiko nya juga ga hanya kecil saja."

Anak berusia empat tahun itu berusaha mencerna kalimat dari sang mama. "Biar nanti Reynan bisa kasih obat orang-orang yang sakit, biar dia sembuh!"

"Betul sekali anak mama, jadi laki-laki yang bertanggung jawab ya sayang," ujar Zanna lembut dan Reynan mengangguk kecil.

Tangan mungil nya terulur mengelus pipi sang mama lembut. "Siapapun nanti yang sakit, Reynan yang sembuhin ya ma!" antusias nya dan Zanna mengangguk bangga.

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang