EKSTRA CHAPTER!

66 8 1
                                    


Happy Reading!
☁️🤍☁️

"Happy graduation, my husband! " Nayerra terus mengucapkan kalimat itu sembari memeluk suami nya erat.

"Thank you, my dear! "

Reynan terus mendekap erat tubuh mungil istri nya, tangan nya terus mengusap punggung Nayerra lembut.

"Papa!" Panggilan lembut dari anak kecil menyapa telinga nya.

Reynan mengedarkan pandangan nya mencari sumber suara itu. Pandangan nya berhenti pada anak kecil perempuan yang tengah berlari ke arah nya. Reynan mengangkat anak itu ke dalam gendongan nya.

Anak perempuan itu mengecup pipi Reynan sekilas dengan bibir mungil nya. "Papa ... Papa!"

Reynan menarik kedua sudut bibir nya. "Hallo anak papa, kebahagiaan nya papa."

Nayerra memeluk erat suami dan anak perempuan nya yang berada di gendongan suami nya itu. Tangan kanan Reynan merangkul bahu Nayerra dan mengusap nya pelan. Dia mengecup kening Nayerra dan pipi anak perempuan nya bergantian.

"Dua perempuan hebat, Nayerra dan kamu anak kecil, Zievanna Sheeva Queenza Ararya," ucap Reynan dengan senyum yang terus terukir di wajah nya.

Lima tahun berlalu, pernikahan mereka di hadirkan kedatangan anak perempuan pertama nya yang mereka berikan nama Zievanna Sheeva Queenza Ararya, atau yang mereka panggil dengan sebutan Ziva.

Lima tahun waktu yang sangat lama, di sebuah pernikahan yang di harapkan dan selama lima tahun itu juga, akhir nya Reynan mendapatkan gelar nya sebagai dokter umum.

Tak mudah dia meraih cita-cita nya. Banyak keluh kesah yang selalu lolos dari bibir dan benak nya. Namun, rasa ingin menyerah pada diri nya pudar karena Nayerra yang selalu berada di samping nya. Bahkan sekarang ditambah kehadiran perempuan kecil yang menambah hari-hari nya semakin bahagia.

Dua pasang kekasih berusia paruh baya mendekati nya dan menyodorkan beberapa buket ke arah Reynan.

Zanna tersenyum penuh haru dia mendekap anak laki-laki nya erat. "Selamat putra ku, akhir nya cita-cita belasan tahun yang lalu tercapai. Jadi dokter yang menyembuhkan banyak orang, Nak!"

Adrian tak mau kalah dia juga merangkul bahu anak laki-laki nya dengan Zanna yang berada di tengah nya. "Papa bangga sama kamu! Mulai lah kehidupan yang selalu kamu impikan bersama keluarga kecil mu ini. Papa ga nyangka, ternyata papa sudah setua ini ya. Punya cucu pintar juga sekarang," ucap nya dengan mengelus rambut Ziva lembut.

"Ma, Pa ... Semua ini ga akan tercapai tanpa doa dari kalian semua. Terimakasih atas pengorbanan kalian selama ini!"

Zanna dan Adrian mengangguk bersamaan dan melepas pelukan nya setelah menyadari kedatangan sepasang kekasih yang terlihat seusia dengan nya. Zanna dan Adrian sedikit melangkah kebelakang memberi ruang untuk Anna dan Irwan.

Anna mengusap kedua lengan Reynan sembari berkata, "Anak laki-laki ibu udah jadi dokter ya, sekarang? Gimana pengorbanan waktu dan otak kamu selama ini? Terbayar kan, Nak! Selamat atas kelulusan kamu, ibu bangga!"

Reynan meraih kedua tangan Anna dan menggenggam nya erat. "Terimakasih, terimakasih atas waktu dan support dari kalian semua. Dan terimakasih juga, karena ibu sudah melahirkan putri hebat seperti Nayerra yang selalu berada di samping Reynan kapanpun," ucap nya dengan mata yang berkaca-kaca.

Reynan menggigit bibir bawah nya menahan isakan nya agar tidak lolos. Seseorang menepuk bahu nya pelan dengan senyum nya yang terukir di wajah yang sudah mulai berkerut itu.

"Selamat dengan cita-cita kamu yang sudah kamu genggam. Ayah juga akan selalu mendoakan hubungan rumah tangga kalian semakin bahagia apalagi dengan kehadiran Ziva sebagai penengah dari keluarga kecil ini. So, this is your dream, right?"

"Abang! Selamat ya, Abang!" seru dua perempuan kompak yang sedang berlari ke arah nya.

Reynan mendekap kedua nya erat sembari memejamkan mata nya. Momen seperti ini yang dia harapkan sejak lama. Tak bisa di bohongi, sebahagia apa diri nya sekarang sampai di titik seperti ini.

"Selamat, dek! Gue bangga sama, lo!" ucap Davero.

"Terimakasih semua," ucap Reynan.

"CIE LULUS BARENG!" sahut kedua laki-laki kompak yang tengah berjalan ke arah nya. Di ikuti oleh Zidan dan para sahabat Nayerra yang juga hadir di acara kelulusan Reynan dan para sahabat nya itu.

Mereka berempat tos ala laki-laki dan saling memberi ucapan selamat satu sama lain.

Persahabatan yang sangat lama di antara mereka tak bisa di renggangkan dalam hal sekecil atau sebesar apapun. Mereka menganggap persahabatan mereka ini sebagai rumah kedua mereka. Ada di saat mereka tak mempunyai rumah untuk bertukar cerita atau melampiaskan sebuah rasa emosi, sedih, ataupun marah. Tetapi, mereka masih mempunyai rumah kedua nya di lingkup persahabatan nya ini.

Dulu, mereka pernah membayangkan kalau saja semua nya bisa lulus dengan gelar gokter nya masing-masing. Lingkup persahabatan nya pun menjadi lebih menyala bukan?

Akhir nya setelah sekian lama, bayangan nya tak hanya sekadar mimpi. Melainkan kenyataan yang sangat indah di dalam benak hati mereka.

Reynan menghadapkan tubuh nya ke samping di mana Nayerra berdiri, tangan besar nya menggenggam erat kedua tangan Nayerra dan mengusap nya lembut. Ziva yang sedari tadi di gendongan nya sudah berada di gendongan Zanna.

"Sayang, terimakasih udah hadir di dalam kehidupan aku. Kamu sama seperti mereka tapi di ruang yang berbeda. Mereka dan kamu sama-sama selalu menemani aku meraih semua ini. Tapi tau ga, sayang? Apa yang aku bilang berbeda?"

Nayerra menggeleng pelan dan membiarkan Reynan melanjutkan bicara nya.

"Kamu yang selalu ada setiap masa-masa aku, kamulah penyembuh dari segala luka dan trauma ku di masa lalu dulu. Kamu berhasil membuktikan itu semua. Ga semua luka itu terus ada. Ga semua perempuan itu memiliki notabene yang sama. Kamu berbeda dan kamu yang membuat luka aku sembuh. Boleh tutup buku novel yang selama ini kamu tulis?"

"Bilang pada semua pembaca, bahwa tak semua orang akan memberikan luka. Namun, bagaimana kita menyikapi luka itu dengan cara berdamai. Dan akan ada saat nya, luka dan trauma di masa lalu akan sembuh bersama dengan berjalan nya waktu dan seseorang yang selalu berusaha menutup luka yang pernah ada."

Nayerra menggigit bibir bawah nya sembari memejamkan mata nya sejenak. Dia kembali membuka mata nya dan berkata, "Aku tutup dan aku berterimakasih kepada siapapun yang sudah berperan pada kisah ini. Termasuk aku dan kamu!"

-SELESAI-

☁️🤍🔮

Hai semua!
Terimakasih sudah selalu stay di cerita ini sampai ending. Terimakasih, sekali lagi akhir nya aku bisa selesain tulisan pertama ku ini.

Jangan jauh-jauh dulu😡😤
Masih ada karya aku ke dua nanti, ya!
Di tunggu guys!

I love youuuuuuuuuuu banyakkk!!






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Healer of All Wounds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang