Happy Reading!☁️🤍☁️
Dua manusia sedang duduk berdampingan di sebuah kursi taman cafe. Masing-masing dari mereka bergelut dengan isi otak nya. Tidak ada dari mereka yang membuka suara nya terlebih dahulu.
Suara dari burung yang beterbangan menghiasi keheningan. Tidak hanya itu, sebuah alunan melodi dari piano yang terdengar jelas di telinga mereka. Tentu, itu dapat membantu mengusir keheningan di antara nya.
Nayerra menoleh menatap Reynan yang berada di samping nya. Wajah nya terlihat sangat murung. Senyum yang sangat tipis terpahat cantik di wajah nya. Tangan nya terulur mengelus rambut Reynan lembut. Reynan menoleh dengan senyum lebar yang terukir di pahatan wajah tampan nya.
"Rey, gue...gue minta maaf atas sikap ayah gue ke lo ya?" tanya Nayerra hati-hati.
Reynan mengulurkan tangan nya mengelus pipi Nayerra lembut. "Berat Na, seperti nya gue ga akan mampu."
Nayerra tertegun, dia berusaha menahan air mata nya yang sedari dia tahan. "Mereka ga tau yang sebenarnya, mereka egois dengan pemikiran mereka Rey."
"Egois?" tanya Reynan.
Nayerra mengangguk pelan. "Mereka berpikir kalau lo bahaya buat gue terlepas dari kejadian malam itu, padahal lo sendiri juga ga tau kalau perempuan itu menyimpan dendam ke lo."
"Itu sudah berlalu lama kan? Kenapa ayah gue masih ga suka sama lo?" lirih nya.
Reynan tersenyum getir. "Na, gimana kalau nanti kita ga akan bertemu lagi?"
Deg.
"Kenapa? Lo mau ngukir luka lagi?"
"Lo perempuan tulus yang gue kenal setelah mama dan adik gue Na, gue beruntung bertemu sama lo, gue sangat berterimakasih kepada pengatur alam semesta ini karna telah menghadirkan perempuan seperti lo," ucap Reynan sedikit terbata-bata.
Reynan menarik nafas nya sejenak dan melanjutkan bicara nya. "Bohong kalau gue ga akan rindu sama lo, tapi apa yang di bilang sama ayah lo ada benar nya."
Nayerra menggeleng kuat dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah. Bahkan air mata nya sudah menetes begitu saja. Reynan mengusap pipi Nayerra yang sudah basah karena tangisannya.
"Gue...gue ga baik buat lo."
Tangisan Nayerra pecah. Tubuhnya bergetar hebat, dada nya sudah mulai sesak, bahkan pandangan nya sudah buram karena air mata yang dia keluarkan. Reynan memeluk Nayerra erat dan mengelus rambut gadis itu lembut. Dia memejamkan matanya merasakan sebuah kehangatan pelukan yang menjadi tempat ternyaman nya.
Bagi kedua nya, mereka nyaman dengan posisi seperti itu. Bahkan rumah dan tempat singgah mereka sudah menemukan kunci nya satu sama lain. Bohong kalau Reynan bisa berpisah sama Nayerra. Bohong kalau dia ikhlas dengan perpisahan secara keterpaksaan.
Cukup di masa lalu, Reynan di sakiti oleh mendiang masa lalu nya. Apalagi di balik itu semua ada dendam untuk nya karena sebuah tragedi kepergian kakak dari mendiang masa lalu nya.
Sekarang apakah Reynan harus kehilangan gadis kesayangan nya yang kedua kali nya?. Sakit terus menusuk hati nya terus-menerus. Belum sempat sembuh, namun yang dia jadikan tujuan sebagai penyembuh pun juga sakit karena perpisahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer of All Wounds [END]
Teen FictionWelcome my fiksi>Bab masih lengkap tetapi belum direvisi Cerita tentang pertemuan seorang laki-laki dan perempuan secara tidak sengaja di media sosial. Reynan Devan Ararya, sosok laki-laki yang trauma dengan cerita di masa lalu nya bahkan masa lalu...