Chapter 41: Destruction Land

740 42 3
                                    

SAAT INI, perkara yang paling dibenci oleh Keira ialah ketika mengingati rutin saat dirinya sedang melamun pasti akan datang seseorang dari arah belakang dan memeluk erat tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SAAT INI, perkara yang paling dibenci oleh Keira ialah ketika mengingati rutin saat dirinya sedang melamun pasti akan datang seseorang dari arah belakang dan memeluk erat tubuhnya.

Benar, Keira sangat menyukai dengan sikap Evender yang sangat lembut terhadapnya. Namun sekarang, seinci pun dia tidak mahu disentuh oleh kulit jejaka itu. Biarpun belaian mahupun usapan di pucuk kepala, dia tetap tidak menginginkannya.

Tahanan seorang ketua mafia. Mengingatkan gelaran itu, hati Keira semakin pedih bagaikan dihiris pisau yang tajam.

Tatkala sedar kembali tentang keberadaan dirinya di dalam rumah agam ini adalah untuk memuaskan nafsu sang majikan, Keira merasakan dirinya semakin tidak berguna. Hanya sekadar seorang gadis yang mempunyai rupa paras yang sempurna, selain itu, dia bukanlah sesiapa.

"I miss you, mia cara..." suara garau itu dekat bunyinya di telinga Keira.

Keira yang tersentak seketika terus berbalik tubuh seraya mengelap sisa air mata yang melekat di pipi. Mata sayunya menatap dalam mata tajam Evender. Hanya kegairahan sahaja yang terpancar dari ruak wajah tampan itu. Tidak ada cinta dang sayang. Hanya terpancar nafsu semata-mata.

Tatkala melihat renungan itu, hati Keira kembali sakit saat menyedari kedudukan dirinya yang sebenar. Gadis itu terus menghamburkan tangisannya. Air mata yang sudah tidak dapat lagi dibendung akhirnya keluar dengan raungan yang tak kalah kuat gemanya. Dia terjatuh... terduduk dan tersungkur di atas lantai sama seperti kejatuhan dirinya saat ini.

"Keira..." Evender berlutut dan menyamakan tingginya dengan Keira.

"Arghhh!!!! Ibu.... Keira penat, ibu!!! Keira sakit, ibu!!!" Keira terus menerus meraung sambil menumbuk permukaan lantai yang keras itu.

"Keira... dah, sayang... Shhh... What's wrong? Hei, pandang aku..." Kedua belah tangan Evender menyentuh lembut wajah mulus Keira. Pandangan mereka bertembung. Wajah sayu Keira menjadi renungan untuk Evender saat ini.

"S...saya nak ikut ibu saya, signor... Saya dah penat... Saya dah penat dengan semua ni, signor..." ujar Keira dengan nada yang terbata-bata.

Evender terus memeluk tubuh Keira yang bergetar kuat itu. Surai halus itu diusap lembut. Diharap dengan pelukan daripada seseorang, rasa sedih di hatinya akan beransur-ansur hilang.

"Shhh... Aku ada dekat sini, mia cara. Dengan kau... Hanya untuk kau... Shh..." Hanya dengan satu pelukan dan usapan lembut di kepala sahaja yang mampu Evender berikan saat ini.

Rancangan Xandra telah berjaya membuatkan Keira jauh lebih rapuh dan tenggelam di dalam perasaanya sendiri. Perempuan bertopengkan iblis itu harus segera lenyap dari permukaan bumi ini! Jika tidak... Keira pasti akan lebih terluka dan sangat terluka.

"Tak guna kau, Xandra!"

"Tak guna kau, Xandra!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐎𝐆 | 𝐄𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧Where stories live. Discover now