flashback
ting tong
Erick berlari ke depan pintu apartmen saat bel berbunyi.
"hai erick", ucap anak laki-laki seusianya
" hai petra", ucap erick"oh iya, ini paman ku. Paman frederick. aku biasa memanggilnya paman ed", jelas petra
" salam paman. aku erick", ucap erick sembari memberikan salam dan mengecup tangangannya
"silahkan masuk dulu. aku akan ambil bekal sebentar", ucap erick dengan sopan
"mama mu dimana?", tanya petra yang memang masih belum pernah bertemu benjamin
" mama bekerja. sebenarnya mama juga ingin bertemu kamu. tapi pekerjaannya menuntutnya pergi pagi-pagi", ujar erick
" lalu papa mu?", celetuk frederick tanpa basa basiFrederick menatap erick yang tiba-tiba terdiam
"Pa-papa.. aku tak memilikinya. Aku sering bertanya pada mama dulu. tapi berakhir dengan mama yang mendiami ku hampir sebulan. Ja-jadi sekarang aku memilih diam. A-aku pun sering bertanya pada paman neon, tapi tak di jawab", ucap erick dengan menundukkan wajah dan bahu bergetar
GREP
Frederick memeluk erick dan mengelus punggungnya. Entahlah, ada rasa sakit saat anak itu menangis.
"ini mama mu? manis sekali", ucap petra memecah suasana haru
Frederick melepas pelukan erick dan ikut melihat foto besar yang memunggunginya.
mata frederick pun membesar saat mengetahui siapa yang berada dalam frame foto itu.
" iya, itu mama. Mama manis. Mama cantik. Mama hangat. Mama sabar. Mama yang terbaik", ucap erick dengan bangga dengan menaikan sudut bibirnya
υ´• ﻌ •'υ
Setelah seharian bermain di taman, kini frederick dan petra dalam perjalanan pulang sehabis mengantarkan erick pulang ke apartemennya
" kenapa erick memanggil pria di foto itu dengan mama?", tanya frederick
" ya karena dia mamanya", ucap petra
" tapi dia laki-laki petra. harusnya dia memanggilnya ayah", ucap frederick
" hm. awalnya aku juga bingung, paman. Saat itu aku tak sengaja melihat foto mama erick di ponselnya. Kupikir itu papa nya, tapi erick bilang itu mamanya. Aku sempat berdebat dengannya, tapi erick bilang " aku ini dikandung dan dilahirkan oleh mama. mana mungkin aku memanggilnya papa", jawab petra menirukan ucapan erick
Flashback End
υ´• ﻌ •'υ
BUGH
Frederick memberikan bogem mentah saat leon datang ke restoran tempat mereka membuat janji.
"KAU INI KENAPA!?", bentak leon sembari menahan tangan frederick yang akan melayangkan bogemannya lagi
" Kau! Bisa bisa nya kau jadi pria brengsek tak bertanggung jawab! Kau akan menikah dengan wanita, tapi kau lupa dengan pria yang kau tiduri.. bahkan sampai hamil!", ucap frederick sembari menekan disetiap kalimatnya
Alis leon menekuk, mencoba mengingat ingat apa yang telah dilakukannya
"5 tahun lalu. kau meniduri seseorang yang sangat dekat dengan kita. apa kau tahu, jika kelakuanmu itu menghasilkan seorang anak!", ucap frederick lagi
Leon menghela nafas dan mendorong bahu frederick
" TOLOL!", teriak leon
" apa yang kau maksud itu erick? jadi kamu sudah tahu tentang anak itu?", ucap leon sembari menyunggingkan senyum
" jadi kau tahu tentang anak itu, tapi tak pernah menemuinya?", kesal frederick
"siapa bilang aku tak pernah menemuinya. Bahkan aku yang menjaganya saat ben sibuk bekerja", ucap leon remeh
" kau menjaganya tanpa memberi tahunya jika kau ayahnya?", ucap frederick semakin bingung
"KARENA AKU BUKAN AYAHNYA. DASAR TOLOL! KAU INI BENAR BENAR BUTA? BAHKAN DARI WAJAH NYA SAJA SUDAH SANGAT JELAS SIAPA AYAHNYA. TERNYATA KEKHAWATIRAN BEN SIA-SIA", bentak leon
" Sudah terlanjur juga kau tahu, maka akan ku katakan. Anak itu adalah anakmu , brengsek! Kau menghancurkan sahabatmu sendiri. Sahabat yang mencintaimu dengan tulus", ucap leon menatap tajam frederick
"Ta-tapi", frederick mengerjapkan matanya
" kau pikir bagaimana sikap mu padanya? bahkan siapa saja akan berpikir kalian berpacaran. Kasihan sekali sahabat ku itu, jatuh cinta pada pria egois sepertimu", ucap leon yang langsung meninggalkan frederick sendirian
υ´• ﻌ •'υ
flashback
masa SMA
Ben sedang menunggu fred yang menjanjikannya untuk pulang bersama di depan sekolah
brum brum brum
ben tersenyum melihat mobil fred berhenti di depannya. namun seketika senyum itu luntur melihat nayla, seorang anak perempuan tercantik duduk disamping fred.
"nayla ga jadi di jemput supirnya, jadi dia aku tawarin pulang bareng", ucap fred
" hm, a-aku naik bis aja fred. a-aku baru aja di kasih tahu boss untuk lebih awal datang ke kafe", ucap ben mencari alasan
namun frederick turun dari mobil dan langsung menarik lengan ben untuk masuk kedalam mobil.
"aku anter kamu. udah mendung, aku ga mau kamu kehujanan terus sakit", frederick memberikan jaket pada ben
-masa kuliah
" ben, nana mau ke toko buku. kamu udah beli belum buku yang pak yudi minta sebagai reverensi?", tanya fred sembari memainkan jarinya di sela rambut ben
"ben, nana selingkuh" , ucap frederick saat mengetahui pacarnya selingkuh dan dengan sigap mendapat pelukan dari ben
"ben, kamu hangat ya", ucap frederick saat memeluk ben di atas kasur
hingga mulai saat itu, frederick memberikan itensi perhatiannya pada ben. Frederick seperti tak bisa hidup tanpa ben. Dia akan mengantarkan ben ke kampus, mengantarkannya makanan, bahkan menginap di kontrakan kecil ben untuk memeluk ben saat bertengkar dengan pacarnya
"Andai saja kamu perempuan. pasti aku akan jadikan kamu pacarku. Orang tua ku selalu menuntutku ini itu. bahkan juga sampai pada pasangan", gumam frederick
flashback end
(づ ̄ ³ ̄)づ to be continue
udah pada tau intinya belum?
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...