oke.. karena ini judulnya erick dan dion.. kita akan fokuskan kembali ke tokoh anak pertama.. oke? atau mau semua nya aja sekalian barengan? saran please..
(〃∀〃)ゞ
Dion tengah memberikan susu pada bayi al (albert) yang masih berada dalam box inkubator. Rumah Sakit memberikan ijin pada dion dan erick untuk membawa bayi itu pulang dengan syarat ketersediaan box inkubator.
"sayang, makan dulu", ucap erick dengan membawakan nasi dan lauk pauk ditangan nya
erick duduk di samping dion dan langsung menyuapi sang tunangan.
" baby al minum susunya banyak", ucap dion
"iya", jawab erick sembari menyuapkan ayam ke dion
" oh ya sayang, nanti malam aku pulang ke rumah ya. ada yang ingin papa diskusikan bersama", ucap erick
dion pun hanya menganggukkan kepalanya
(〃∀〃)ゞ
Erick baru saja sampai di rumah saat melihat adiknya, bona tengah dipeluk oleh sang mama.
"dek, kamu kapan sampai. dimana morgan?", tanya erick
bona tak menjawab
" ada apa sebenarnya?", erick duduk di single sofa
"Bona hamil", jawab frederick menahan emosinya
" lalu morgan mau tanggung jawab kan? lalu pertanyaanku tadi belum dijawab. dimana morgan?", ucap erick dengan tatapan tajam pada bona
"morgan sedang menemani diska", ucap bona pelan
Erick menghela nafas, sudah sejak lama keluarga nya tak menyukai morgan. Bona dan morgan sudah bersama sejak kuliah. Namun bahkan sampai mereka sama-sama bekerja pun, bona tak benar-benar menjadi prioritasnya.
"bukannya kakak sudah ingatkan untuk menggunakan pengaman jika melakukannya? Kamu tau sendiri morgan seperti apa. lalu morgan akan tanggung jawab kan dek?", tanya erick mulai emosi
" Mo-morgan belum tau. Seminggu ini morgan ga pulang ke apartemen. Morgan sibuk di kantor. Sekali pun satu kantor, morgan ga bisa di ganggu", ucap bona
"Telpon sekarang", ucap erick mutlak
" tapi diska -", bona berhenti bicara saat erick mengambil ponsel dan menghubungi seseorang
"DATANG KE RUMAH SEKARANG JUGA. SAYA GA MAU TAHU APAPUN YANG KAMU LAKUKAN. LEBIH BAIK KAMU DATANG ATAU AKAN KU JAUHKAN KAU DARI ADIKKU SELAMANYA", ucap erick final dan memutuskan sambungan panggilannya
(〃∀〃)ゞ
Satu jam kemudian, morgan pun sampai di kediaman Frederick.
" duduk", ucap erick pada morgan
Erick melihat wajah lelah morgan namun tak perduli dengan hal itu.
" apa kau tahu kesalahanmu?", tanya erick
morgan terdiam, memikirkan kesalahannya
"Sa-saya terlalu sibuk sampai mengabaikan bona?", ucapnya ragu
" Bagus jika kau sadar. Tapi apa kau tahu, apa kesalahan besar yang kau lakukan?", tanya erick
morgan memiringkan kepalanya, mengingat kesalahan apa lagi yang di perbuatnya
"Adikku hamil sebelum kau nikahi!", kesal erick
" bona hamil? tapi dia tidak memberitahukannya pada saya", ucap morgan
Tangan erick mengepal, rasanya sangat ingin memukul wajah pria di depannya
"KARENA KAU SIBUK DENGAN JALANG ITU. MAKANYA KAU MELUPAKAN ADIKKU!", bentak erick
"namanya diska kak, dan dia bukan jalang", ucap morgan
" Oh, bagus ya. Kau abaikan adikku selama seminggu tapi kau bahkan bisa menemani wanita itu makan malam, jalan-jalan bahkan shopping. Apa namanya jika bukan jalang, untuk orang yang sudah tau jika kau kekasih seseorang tapi masih mengganggunya setiap hari. Kau pikir aku tak mengawasi mu selama ini? ", telak erick
" Kuberikan kau kesempatan, tinggalkan wanita jalang itu atau akan kubawa bona jauh dari mu. Aku tak pernah main-main dengan ucapanku", ucap erick
(〃∀〃)ゞ
Erick memeluk dion yang tengah tidur begitu sampai di apartemennya.
"aku pikir kakak menginap?", tanya dion dengan suara parau nya
" maaf, aku membangunkan mu ya", ucap erick
dion memegang wajah erick yang keningnya nampak berkerut.
"ada apa?", tanya dion sembari memijat kening erick perlahan
" bona, hamil. tapi aku tak percaya morgan bisa membahagiakannya", ucap erick
"tapi kak morgan adalah kebahagiaan kak bona", ucap dion
" Kamu tahu sendiri, setiap acara keluarga diadakan morgan sering tak hadir. Beralasan tengah bekerja, tapi nyatanya tengah mengurusi teman jalangnya itu", ucap erick
"masih orang yang sama?", tanya dion
Dion memang kenal dengan morgan yang diperkenalkan bona beberapa tahun lalu. Bahkan dion tahu tentang sikap pacar calon adik iparnya itu yang terkesan seenaknya.
" Dia mau bertanggung jawab, namun aku ragu jika dia akan melepaskan wanita sialan itu. Hah", kesal dion
(〃∀〃)ゞ
"Kenapa kamu ga bilang?", tanya morgan memeluk bona
" Aku sudah mengirimkan pesan ke kamu. Bahkan sudah 2x. Tapi kamu tak membalasnya. Aku mau bertemu di ruanganmu, tapi -", bona menggigit bibirnya
mata bona berkaca-kaca, mengingat diska yang terang-terangan selalu mencegahnya bertemu morgan. Bona sadar jika sekalipun dia mengatakan yang sebenarnya pada morgan, morgan tak akan percaya.
"Sudah malam, sekarang tidur ya. Besok kita bicarakan lagi. Biar aku hubungi papa untuk ambil cuti sehari", ucap morgan
Morgan sangat mencintai Bona, namun Diska adalah adik yang juga disayanginya. Morgan dan diska sudah bertemu sejak SMA, jauh lebih lama dari pada Bona. Saat itu morgan dan diska tinggal bersebelahan. Saat orang tua diska meninggal, morgan berjanji akan menemani dan melindunginya apapun yang terjadi. Itulah yang menyebabkan morgan merasa bertanggung jawab atas diska.
(〃∀〃)ゞ
"Sayang, kita pindah ya", ucap pras pada anak laki-laki nya yang tengah tertidur
" Mama rasa ini yang terbaik untuk kita", pras memeluk putranya dengan menahan isakannya
(〃∀〃)ゞ to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...