Sequel Erick-Dion part 10

1.7K 120 3
                                    

Beni baru saja sampai di rumah bersama salsa, teman satu prodi nya. mereka memiliki tugas kelompok yang harus segera diselesaikan.

Awalnya salsa mengajak beni mengerjakan tugas di kafe, tapi beni menolak dengan alasan harus segera sampai di rumah.

" duduk dulu. aku ambilin minum", ucap beni pada salsa

beni pun berjalan menuju kamar pras, bermaksud menanyakan keadaannya.

"om", ucap beni setelah membuka pintu kamar pras

nihil, beni tak mendapati keberadaan pras.

beni sempat panik dan berpikir macam-macam.

Namun setelah memeriksa baju pras yang masih ada ditempatnya, kekhawatiran beni pun menghilang.

Beni pun  memutus kan keluar dari kamar pras dan mengambilkan minum untuk salsa di dapur

(〃∀〃)ゞ

hampir 20 menit berjalan, tiba-tiba saja mata beni rasanya terkena serangga.

" jangan di usak kasar seperti itu. sini aku bantu", ucap salsa mencoba meniup mata beni

beni yang tadinya sibuk mengusak mata nya pun pasrah.

namun yang terjadi setelah tiupan di matanya, salsa menempelkan bibirnya di bibir beni

Beni yang menyadari apa yang terjadi pun langsung mendorong salsa, terlebih beni kini panik melihat seseorang tengah  berdiri mematung di dekat pintu

"Maaf saya mengganggu", ucap seseorang yang menjadi pujaan hatinya saat ini

"om, ini bukan seperti yang om lihat", ucap beni yang langsung berdiri

" ben", ucap salsa menahan tangan beni

"Keluar", ucap beni dingin

" ben, kita masih belum selesai", ucap salsa

"KELUAR! besok aku minta pak wira untuk ganti pasangan kelompok. Mending kamu keluar sekarang", ucap beni

" kenapa? salahku apa? kamu ga bisa seenaknya ganti pasangan", ucap salsa

"salahmu adalah mencium orang seenaknya. Kamu lihat pria tadi? dia calon istri sekaligus calon ibu dari anakku. Dan gara-gara kamu, dia salah paham. Kalau terjadi apa-apa dengan nya, aku ga akan lepasin kamu. cepat keluar", ucap beni

" tapi ben-", beni pun menarik kasar tangan salsa, mendorongnya keluar rumah dan menguncinya

Beni segera berjalan menuju kamar pras, perasaannya pun tak tenang saat melihat bercak darah di depan pintu

TOK TOK TOK

"Om, buka pintunya. Kita perlu bicara", ucap beni pelan

" Om, beri aku kesempatan untuk jelasin. om", beni masih terus berusaha

tak mendapati jawaban, beni pun mendobrak pintu kamar pras. Beni lebih memilih diomeli mama nya dari pada mengabaikan keadaan pras

BRAK

Setelah mencoba beberapa kali, beni pun berhasil membuka pintu kamar pras.

"om", beni melihat sekeliling dan mendapati pintu kamar mandi tertutup

beni yang mendengarkan suara rintihan kesakitan pras pun tanpa pikir panjang kembali mendobrak pintu

" OM!", panik beni melihat keadaan pras

(〃∀〃)ゞ

"Pasien terlalu stress hingga mengalami pendarahan, namun bayinya baik-baik saja. Setelah ini mohon di jaga istrinya ya", ucap dokter pada beni

Can we be a happy ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang