"Kak", dion mendekati erick yang masih sibuk di ruang kerja nya
" yuki dan albert sudah tidur?", tanya erick
dion duduk di pangkuan erick dan mengangguk
"ada apa?", tanya erick melepas kacamatanya
" Masalah alvi. Apa kakak tau bagaimana keadaannya?", tanya dion
"kakak jujur tak tahu. semua nya diurus hasan, sekretaris kakak. kenapa?", tanya erick melihat kegelisahan dion
" kakak ingat tentang anak baru disekolahku beberapa bulan lalu? namanya alviana dan tadi siang, saat sepulang sekolah dia berbicara sesuatu padaku", ucap dion menjeda
"Bagaimana rasanya hidup dengan jantung orang lain setelah membunuhnya?", ucap dion sama persis dengan apa yang alvi katakan
" apa benar, jantung yang kudapatkan ini hasil membunuh wanita itu?", tanya dion
Erick menghadapkan wajah dion ke wajahnya.
"kakak sudah jelaskan ke kamu, dia mendonorkan jantung atas kesadarannya sendiri. Saat itu pun kondisi nya sudah sangat kritis dan dia memilih al untuk dilahirkannya", ucap erick dengan tatapan meyakinkan
Dion yang tak melihat sedikit pun kebohongan di mata erick pun menganggukkan kepalanya.
"Wajar jika dia masih belum mengikhlaskan kakaknya. lagi pula, bertha adalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Jadi kamu jangan terlalu merasa bersalah. Semua terjadi karena kehendak Tuhan", ucap erick memeluk dion
" Lalu kenapa dia tak pernah menjenguk al? Apa dia membenci al karena membuat kakaknya meninggal?", tanya dion menyamankan diri di dada erick
"Hmm.. begitulah. Jadi abaikan saja dia. Dia juga tak sebaik itu", ucap erick
"Lihat saja, jika anak itu berani menyakiti dion... akan kusingkirkan dia", batin erick
(●'▽'●)ゝ
"Ahhhhhh.. emmhhh.. ahh.. morgan.. emmhhh..ahhh", desah bona yang kini berada diatas selangka morgan
bona menggoyangkan pinggulnya, membuat morgan menggeram menikmati lubang kenikmatan sang istri
bona meletakkan tangan didada morgan, menggerakkan pinggulnya maju mundur dan mengeluar masukkan kejantanan morgan dengan hentakan kuat.
ting
ting
ting
ting
Ditengah acara pergumulan pasangan suami istri itu, ponsel morgan mendapatkan banyak notifikasi.
bona ingin menghentikan aktifitas mereka, namun morgan menahannya. morgan sendiri sudah tahu siapa yang menghubunginya dan mulai risih.
morgan mengambil ponselnya dan langsung mematikannya.
" kita ganti gaya yang lain", ucap morgan setelah meletakkan kembali ponselnya ke meja disamping tempat tidur
(●'▽'●)ゝ
DOR
"PRIA JALANG SIALAN! HARUSNYA MORGAN MENJADI MILIKKU! BERANI BERANI NYA KAU MEMBUAT MORGAN MENGABAIKANKU! LIHAT SAJA!", ucap seorang wanita sembari menembak bulls eye dengan wajah bona yang terpampang
(●'▽'●)ゝ
"selamat pagi", ben datang menjenguk pras bersama yuki setelah menjemputnya di apartemen dion
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...