Aku masih terdiam sembari melihat tanganku yang digenggam frederick disampingku.
2jam berlalu begitu saja tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulut kami.
Frederick pun masih setia menunggu jawabanku.
hingga suara ponsel ku yang berdering mengalihkan perhatian. ku lepaskan genggaman tangan frederick sebelum mengangkat panggilan
"ya sayang kenapa?", jawabku
" hiks.. mama dimana? kenapa mama pergi ninggalin erick sendiri.. hiks", kudengar erick yang tengah menangis mencariku
" hmm, mama ada didepan gedung apartemen. maaf ya ninggalin erick sendiri. sebentar lagi mama kesana. erick pemberani kan. jangan nangis", jawabku
aku pun menutup panggilan dan menatap frederick
"maaf. aku akan pikirkan lagi nanti. sekarang aku harus masuk dulu. erick terbangun. mungkin karena tak melihatku, jadi dia panik", ucap ku
" bo-boleh kah aku menemuinya?", tanya fred
"ya, tapi tidak sekarang. ini masih tengah malam. tak baik jika aku membawa seseorang ke apartemenku", jawabku
frederick pun mengangguk, tanda mengerti.
(◍•ᴗ•◍)
Aku membuka pintu apartemenku dan segera menghampiri erick. Kulihat dia berbaring di atas ranjang sembari memejamkan mata, meski ku tahu dia tak tidur.
"Sayang", panggilku sembari mengelus lengannya
erick membuka mata dan langsung memelukku
" mama ga boleh kemana-mana. mama harus terus sama erick. mama erick cuma mama", ucapnya tiba-tiba
"memang mama mau kemana? Erick satu-satunya harta mama yang berharga", aku mengelus punggung erick dengan sayang.
(◍•ᴗ•◍)
Aku baru membuka mata dan langsung pergi ke arah dapur sembari membuka media sosial.
" Rencana pernikahan antara putra dan putri pemilik Hotel, Frederick de'Amsel dan Wanda Gutama"
aku pun melihat isi commentar yang sepenuh nya berisi pujian dan ucapan selamat
"Kalian pantas bersama. Seluruh orang memberikan kalian restu. Apa jadinya jika kamu bersama ku fred", ucap ku sembari menahan air mata ku
(◍•ᴗ•◍)
Author POV
BRAK
" Kamu gila mau membatalkan pernikahan! Semua orang sudah tahu rencana pernikahan ini. Mau taruh dimana mukan papa mama mu ini!", bentak seorang pria tua pada anaknya
"pa. Fred sudah memiliki putra berusia 4tahun. Selama ini fred sudah menelantarkan nya dan ibunya. fred tak mungkin melanjutkan pernikahan ini. bahkan sampai detik ini, fred tak mencintai wanda", ucap fred
"Apa kau yakin itu anakmu? kenapa selama ini kau tak pernah membahas tentang ini", ucap papa fred
" karena Ben tak pernah mengaku padaku jika 5 tahun lalu dia tengah hamil. Dia pergi begitu saja dan membawa anakku", ucap fred
"ben? maksudmu benjamin, pria miskin yang dulu berteman denganmu dan leon?", tanya mama fred
" pria? KAU GILA FRED. MANA MUNGKIN PRIA BISA HAMIL!", bentak papa fred
"aku tidak gila dan aku bahkan sudah bertemu anakku. dia tampan dan cerdas, dia ramah dan rendah hati", ucap fred sembari menunjukkan foto erick
" mirip sekali dengan fred ya pa", ucap mama fred
"jika benar dia putramu, ambil saja anaknya dan tetap lah menikah dengan wanda", ucap papa fred
" PAPA!", bentak fred
" Jangan kau fikir papa akan biarkan kau mempermalukan keluarga dengan menikahi pria. masalah anak itu, kau bisa pakai alasan telah mengadopsi anak. pembicaraan kita selesai." , ucap papa fred yang langsung pergi dari ruang keluarga
"Dengarkan papa mu fred. lagi pula apa hebatnya pria miskin itu", ucap mama fred sebelum menyusul suaminya
to be continue (づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...