"mama, apa kak beni akan jadi papa yuki?", tanya yuki yang sedang menemani pras
" Memang kenapa? yuki tidak ingin memiliki papa?", tanya pras melihat wajah sedih yuki
yuki terdiam dan mengabaikan pras.
(●'▽'●)ゝ
"ada apa?", tanya beni pada pras setelah ben menjemput yuki
" yuki sepertinya tidak suka jika kita bersama", ucap pras sedih
" sejak sore, yuki mendiami ku setelah bertanya apakah kamu akan menjadi papanya", lanjut pras
beni yang mendengar hal itu pun menggenggam tangan pras, mencoba menenangkan sang kekasih
"Aku akan coba bicarakan dengan yuki", ucap beni
(●'▽'●)ゝ
" sayang, maaf aku pulang terlambat. ada rapat dadakan. mau aku bawakan sesuatu?", tanya morgan
"hmm, bawakan aku pukis saja", jawab bona
" Baik. Tunggu aku pulang ya. Kunci apartemen. Jangan biarkan siapapun masuk kedalam jika tak ada aku", ucap morgan posesif
"iya iya", ucap bona sebelum mematikan sambungan telponnya
Bona memilih untuk ke dapur, mengambil camilan buahnya dan berencana menonton neteflik..
TING TING
Bona yang mendengar suara bel pun kini berjalan dengan perlahan mengarah pada depan pintu.
Bona melihat dari lubang pintu, memeriksa siapa yang membungikan bel.
" Kog tidak ada siapa-siapa", ucap bona
Baru akan membalikkan tubuhnya, bona kembali mendengar suara bel.
namun saat kembali akan memeriksa, bona melihat sebuah paket berada didepan kamar apartemennya..
Tiba-tiba saja perasaan bona tak tenang.
Bona memberanikan diri membuka pintu dan memeriksa sekitarnya.
Setelah dirasa aman, bona mengambil paket box itu dan membawanya masuk. Dikuncinya pintu dengan cepat
BRAK
tangan bona bergetar melihat isi box itu. bona menahan tubuhnya dengan berpegang pada meja disekitarnya.
bona mengambil ponsel di celana nya dan secepat mungkin menghubungi morgan
"ada apa sayang, baru ju-", morgan berhenti saat mendengarkan suara bona
"Mo-morgan. Aku takut", ucap bona
" kenapa sayang?", tanya morgan
" Aku ga tau. ta-tapi tadi ada yang memencet bel. saat ku periksa, tak terlihat siapapun di depan pintu. Tapi setelah nya ada suara bel lagi. Aku melihat box. Dan saat membuka nya, a-ada boneka penuh darah", ucap bona panik
(●'▽'●)ゝ
"Sayang!", morgan datang dengan tergesa
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...