BRUK
huh huh huh
Leon mendorong tubuh dika ke lantai
"kau apa-apaan. ku ucapkan terimakasih padamu karena mengusir nya. tapi tidak seharusnya kau melakukan lebih dari itu", kesal leon
bagaimana tidak, tiba-tiba saja tangan dika meremas dada dan bokongnya
BRAK
Leon menutup pintu rumahnya, membiarkan leon didepan rumahnya.
ting tong ting tong
" Om, buka pintunya. aku minta maaf, aku kebablasan. please om, aku ga mau pulang sekarang. aku ga punya tempat tujuan. om", panggil dik sembari berusaha menggedor pintu
(◍•ᴗ•◍)
"kenapa dari tadi senyum terus?", tanya ben pada erick
" erick senang karena papa dan mama semakin dekat. jadi, mulai sekarang papa akan bersama kita terus kan ma?", tanya erick
ben masih tak tahu sejauh apa hubungannya dengan frederick sebelum dirinya lupa ingatan. ben pun mengulum bibirnya.
"Tentu sayang. oh ya, besok kita ke rumah kakek ya", ucap frederick
"eh?", ben melihat fred
" papa ku ingin membicarakan tentang pernikahan kita", ucap fred mengelus pipi ben
"me-menikah?", ragu ben
" Kita sudah memiliki erick, restu orang tua.. kita pun saling mencintai.. lalu mau menunggu apa lagi? ", tanya frederick
(◍•ᴗ•◍)
leon mengintip dari balkon lantai 2 rumah nya.
jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi dika masih berada di depan rumah nya sembari tertidur diatas bangku.
" suhu malam ini dingin sekali. anak itu benar-benar. memang sebegitu tak inginnya dia pulang ke apartemennya", bisik leon
hati leon yang memang dasarnya lemah pun akhirnya membuat langkah kakinya melangkah ke lantai bawah, membukakan pintu untuk dika.
"Heh, masuk. kamu ini sudah seperti gembel tau ga. bisa-bisa tetangga disini ngegosip yang nggak-nggak!", kesal leon
dika pun membuka mata nya perlahan, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum mengikuti leon masuk kedalam rumah.
" om, laper", ucap dika tak tahu malu
(◍•ᴗ•◍)
kamu tidur di kamar itu. ada pakaian ganti di lemari, pakai saja untuk ganti setelah mandi.
leon baru akan melangkah sebelum dika memegang tangannya.
"terimakasih", ucap dika tulus
(◍•ᴗ•◍)
Ben keluar dari apartemennya pada pukul 4 pagi. tujuannya adalah untuk berbelanja kebutuhan dapur. entah sudah berapa lama dia tak mengisi kulkas, karena hampir semua bahan makanan habis tak bersisa.
ben berbelanja ayam, ikan, sayur, bawang-bawangan dan beberapa bahan rempah lainnya.
namun baru saja ben akan membuka pintu mobilnya, ben merasa kan sakit di pinggangnya.
JLEB
seseorang yang mengenakan jaket tertutup dan masker diwajahnya, tiba-tiba saja menusuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...