tiga bulan berlalu dan kini kandungan bona sudah memasuki bulan ke 9. Kehidupan rumah tangganya dengan morgan pun masih baik-baik saja. Morgan semakin menunjukkan kesiapannya menjadi ayah yang siaga dan perhatian.
Seperti hari ini, bona mengajaknya pergi ke kebun binatang dengan alasan anak mereka yang ingin melihat singa secara langsung.
"Senyummmmm", ucap morgan memfoto bona
" Cantik, seperti biasa", ucap morgan
" Kamu bohong. Wajah aku kusam begini", ucap bona melihat hasil fotonya
bona dan morgan pun kembali berkeliling dengan tangan saling bertautan.
"Morgan, aku mau pelihara anjing golden", ucap random bona
" Boleh. tapi setelah baby lahir ya. Takutnya kita ga bisa rawat nya kalau sedang repot nyiapin kelahiran kamu", ucap morgan yang dijawab anggukan
Bona antusias melihat banyak hewan liar secara langsung, apa lagi sudah sangat lama hal itu tak dilakukannya.
"Duduk dulu sayang", ucap morgan menuntun bona duduk di bangku taman dan memberikannya air mineral
" Kamu sudah lelah, kita pulang saja ya", morgan membelai rambut bona yang semakin panjang tanpa memperdulikan sekitar yang iri dengan interaksi mereka
(●'▽'●)ゝ
kini morgan dan bona mampir ke suatu rumah makan yang cukup ramai. tapi ada satu yang mengalihkan perhatian bona
"morgan, itu om pras kan?", tanya bona menunjuk seorang pria dengan perut besar tengah membuang sampah dapur
" iya", morgan membenarkan
bona pun menghampiri pras ditemani morgan.
"om", panggil bona
pras yang mendengar suara bona pun terkejut. hampir 2 bulan pras memilih pergi menghilang, berusaha tak meninggalkan jejak dengan bekerja sebagai pekerja kasar di sebuah tempat makan.
" tu-tuan muda", ucapnya gagap
" om pras kemana saja. beni sangat mengkhawatirkan keadaan om. kenapa om pergi?", tanya bona
"sa-saya hanya ingin menenangkan diri sejenak. saya mohon jangan beritahukan keadaan saya pada tuan muda beni", ucap pras sungguh-sungguh
(●'▽'●)ゝ
Setelah hampir 2 jam bona memperhatikan pras yang sibuk.
" Demi menghindari jejak, om pras tak menggunakan uang di kartu ATM nya atau pun mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan ijazahnya", guman bona
"Em.. aku ke toilet sebentar ya", ucap bona begitu merasakan kantung kemihnya penuh
" perlu ku antar?", tanya morgan
"nggak. takut nya malah meja nya dipakai orang, dikira sudah selesai. Toiletnya kan deket, itu", tunjuk bona
namun yang tidak diketahui bona adalah , ada seseorang yang tengah mengikutinya dan siap menembakkan peluru panas ke arahnya
DOR DOR DOR
suara tembakan terdengar nyaring, membuat seluruh pengunjung rumah makan berlari berhamburan.
Bona pun terkejut mendengarnya dan membalik tubuhnya.
" om pras!" teriak bona saat melihat tubuh pras kini terkapar di depannya dengan darah yang mengalir di punggungnya
"Tu-tuan muda tak apa?", tanya pras dengan sisa kesadarannya
" Om, hiks.. om.. om ... ", panik bona
" sayang!", morgan berlari mendekati bona yang sedang bersimpuh didepan pras
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...