"beni, aku mau pulang besok pagi", ucap pras
" tapi-", beni ingin menolak jika saja tak melijat wajah memohon pras
"baiklah, aku akan bicarakan pada dokter", ucap beni
(●'▽'●)ゝ
Beni dan Pras memasuki rumah tanpa memberi tahukan pada yang lain.
Beni memapah pras yang masih lemah berjalan menuju ruang makan.
" Yu" - "Yuki suka kak beni, tapi bukan untuk jadi papa", ucap yuki dan pras bersamaan
yuki melihat kearah dimana mamanya dan beni tengah berdiri.
Akhirnya pras tahu penyebab putranya mendiami nya. Putra nya menyukai calon suami seligus calon ayah bagi anak-anaknya.
(●'▽'●)ゝ
Pras kini berdiam didalam kamar. Kenapa semua nya menjadi lebih rumit, pikirnya.
pras pikir semua akan baik-baik saja. namun kenyataannya tak sesuai keinginan nya.
putranya kini menyukai calon suaminya.
Memang jika dilihat dari umur, yuki jauh lebih pantas disandingkan dengan beni dari pada dirinya. Mungkin saat ini yuki terlalu kecil, namun beberapa tahun kedepan yuki akan menjadi pria manis yang menarik banyak orang.
"Tuhan, kenapa semua ini terjadi. Lalu aku harus apa?", tanya pras entah pada siapa
(●'▽'●)ゝ
" Ma", beni menghadap pada ben setelah pras masih bertahan mengunci diri didalam kamar
"masih tak mau keluar?", tanya ben yang dijawab gelengan
" Aku harus bagaimana? jujur aku kaget mendengar pengakuan yuki. selama ini aku bersikap biasa saja padanya", ucap beni
(●'▽'●)ゝ
Siang ini erick dan dion datang ke rumah untuk berkunjung bersama baby al.
"semakin gembul saja baby al", ucap ben senang melihat tumbuh kembang cucunya
" oh ya ma, yang lain kemana?", tanya erick
" pras sejak pagi belum keluar dari kamar dan beni sedang kuliah . jadwal kelasnya hari ini dari jam 10 sampai 5 sore", jelas ben
"lalu yuki?", tanya dion
" anak itu sedang tidur", jawab ben
"Ada masalah apa ma? mama kelihatan bingung", tanya dion
" Pagi tadi yuki mengatakan jika dia menyukai beni, tapi bukan sebagai ayah. Hal itu pun langsung didengar oleh pras", ucap ben
"Astaga", dion tak habis pikir dengan jalan pikiran yuki
(●'▽'●)ゝ
Morgan dan bona saat ini tengah memilih apartemen baru yang jauh lebih aman dan juga besar. Mereka juga memilih apartemen yang child friendly.
" kamu suka ini?", tanya morgan
"suka. aku bahkan sudah membayangkan dimana saja akan meletakkan barang-barang kita", ucap bona antusias
" Baiklah, kita ambil ini saja", morgan memeluk bona dan meletakkan dagu di bahu istrinya itu
(●'▽'●)ゝ
Setelah seharian mencari apartemen, kini bona dan morgan makan malam berdua.
"Kamu yakin makan disini?", tanya morgan karena bona mengajaknya makan di pinggir jalan
" yakin. makanan disini enak dan bersih morgan. Kamu kan tahu, perut aku sensitif. Tapi selama ini aku baik-baik aja makan disini", ucap bona sembali tersenyum
" wah, masnya udah lama ga kesini", ucap sang penjual kaki lima itu
" iya pak. abis lumayan jauh dari rumah. Tapi sekarang rumah saya cuma 20 menit dari sini", ucap bona
"ohh, terus mas nya kesini sama siapa? suami?", tanya pedagang itu lagi
" iya pak, ini suami saya", jawab bona
Setelah acara basa basi itu, bona pun memesan makanan untuknya dan morgan.
"bagaimana? enak?", tanya bona setelah morgan berhasil dipaksa memasukkan sesuap nasi dan ikan asam pedas kedalam mulutnya
" emmhh... enak. ga kalah sama restoran", puji morgan
" bapak yang masak itu mantan chef di hotel bintang 5. karena dirasa cukup mampu buka tempat makan sendiri, jadi dibukalah rumah makan tenda ini", ucap bona
"pak, bapak mau kerja sama bareng saya ga? nanti bapak saya sewakan tempat dan fasilitas, kita buka resto yang lebih besar. 100 juta cukup ga ya? ", ucap morgan langsung, membuat si penjual dan bona terkejut
(●'▽'●)ゝ
" Random banget sih kamu", ucap bona setelah kembali ke mobil
"ya gimana ya. sayang banget tempatnya ga memadai gitu. udah gitu tempat parkirnya sempit . Lagi pula ruko milik papa masih ada yang kosong", ucap morgan
TING
bona melihat display handphone morgan yang menunjukkan sebuah pesan dari diska
terdengar helaan nafas morgan sebelum morgan menyalakan mesin mobil
" kemarin malam setelah mengecheck CCTV, aku pergi ke rumah diska", ucap morgan tiba-tiba
"diska adalah pelaku yang meneror kamu", memberi sedikit jeda
" Dia mengatakan jika selama ini telah mencintaiku. Dia tak terima karena aku tak memilihnya", morgan menggenggam tangan bona dengan satu tangan nya yang bebas dari setir
"Dia sempat memaksa untuk melakukan sex denganku, tapi aku menolaknya mentah-mentah. Aku tak ingin mengkhianati kepercayaanmu lagi", tegas morgan
Tentu hal itu membuat bona terkejut, terlebih mengetahui betapa nekatnya diska.
"aku hanya ingin kamu tahu semuanya dari ku, sebelum diska membuat kesalah pahaman antara kita", ucap morgan
" terimakasih sudah jujur . Kamu tenang saja, aku lebih percaya pada suamiku dari pada wanita yang jelas-jelas ingin merebutmu ", ucap bona
(●'▽'●)ゝ
" ma, mama lihat om pras?", tanya beni yang baru saja pulang
"bukankah ada di kamar?", bingung ben
" Tidak ada ma. Koper dan beberapa pakaiannya tak ada di dalam lemari. Ponselnya pun aku hubungi tak aktif", panik beni
"Mama kemana?", ucap yuki lirih
beni nampak panik dan terus mencoba menghubungi pras. beni khawatir karena pras masih belum begitu pulih.
" sayang, kamu kemana?", batin beni
(●'▽'●)ゝ to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...