"sayang, mama pergi dulu. kamu sekolah yang bener. Jadi anak baik dan patuh. Jangan nakal. ingat, Mama selalu sayang erick. jaga diri baik-baik, erick anak laki-laki jadi jangan cengeng ", ucap ben sembari mengusap kepala erick sebelum memasuki mobilnya
ben pun menjalankan mobilnya menuju tempatnya bekerja. namun tiba-tiba saja mobilnya dihadang oleh mobil lain.
tin tin
ben memencet klakson, namun justru muncul beberapa orang dari dalam mobil itu dan mendatanginya
tok tok tok
" buka pintunya", ucap orang itu
dada ben bergemuruh. entah kenapa ben memiliki firasat tak enak.
ben melihat kebelakang yang juga terdapat mobil yang berhenti.
ben menghela nafas sebelum memantapkan hati untuk mundur, mengabaikan dirinya yang menabrak mobil orang lain. Hingga terjadi kejar-kejaran mobil di jalan.
ben terus mengendarai mobilnya, berharap segera terbebas dari mobil-mobil yang mengejarnya.
namun naas, mobil ben jutsru menabrak pembatas jalan hingga mobilnya terguling.
(◍•ᴗ•◍)
PYAR
Frederick terkejut saat tiba-tiba bingkai foto yang berisi foto nya dan ben terjatuh hingga kacanya pecah.
"ada apa ini?", batin frederick
(◍•ᴗ•◍)
" Dok, kesadaran pasien semakin menurun"
"Dok, stock darah dirumah sakit kosong"
"Dok, pasien kehilangan detak jatungnya"
(◍•ᴗ•◍)
"Sebuah kecelakaan terjadi di jalan xxxxx, diduga pengendara mengantuk hingga menabrak pembatas jalan"
"Mobil sedan menabrak pembatas jalan, pengendara kritis"
Frederick mendengarkan berita yang muncul dari layar tv yang ada di lobby hotel. Frederick yang kenal dengan jenis mobil dan plat nomor itu pun segera pergi ke rumah sakit.
"Jika ini salah satu perbuatan papa. Aku benar-benar tak akan memaafkannya", gumam frederick
(◍•ᴗ•◍)
" Maaf sus, mau tanya. dimana pasien yang baru saja mengalami kecelakaan di jalan xxxx. saya keluarganya", ucap frederick
"pasien ada di ruang ICU saat ini. bisa tolong bantu dulu untuk menyelesaikan administrasi dan pengisian data pasien", ucap suster itu
(◍•ᴗ•◍)
Frederick duduk di depan ruang ICU setelah menyelesaikan semua administrasi ben.
Frederick termenung karena belum bisa melihat kondisi ben secara langsung.
Frederick memegang kalung ben yang sempat diberikan suster padanya.
"maaf karena papa ku berbuat sejauh ini padamu", ucap frederick
(◍•ᴗ•◍)
" hmmmm, mama kenapa lama sekali ya belum jemput jemput erick", ucap erick
"Erick", panggil leon yang diminta frederick untuk menemani erick sementara
" eh, om neon kog yang jemput erick. mama kemana?", tanya anak itu
"mama kamu tiba-tiba dapat kerjaan di luar kota. jadi om yang jemput", ucap leon berbohong
" ohhh gitu. ya udah deh", ucap erick
leon menggandeng tangan erick sembari bersyukur karena ponakannya itu tak banyak bertanya dan menjadi anak penurut
(◍•ᴗ•◍)
"PAPA! PAPA KETERLALUAN! SUDAH KUKATAKAN UNTUK JANGAN PERNAH SENTUH BEN. TAPI PAPA TAK MENDENGARKU. PUAS PAPA SEKARANG?! BEN KU. BENKU MASUK RUMAH SAKIT DAN SEKARANG KRITIS!", bentak frederick pada brian
" Asal kau tau. papa bahkan belum menyentuhnya. tapi baguslah jika dia kritis, bahkan lebih bagus lagi jika dia mati", ucap brian tanpa belas kasih
"Aku tak menyangka. Orang yang selama ini membesarkanku bisa setega itu. Aku keluar dari rumah ini. Terserah papa mau melakukan apa padaku", ucap frederick keluar dari rumah dan segera pergi kembali ke rumah sakit
(◍•ᴗ•◍)
" Bagus. ini uang untuk kalian. Setidaknya satu pengganggu telah berhasil dilumpuhkan. Selanjutnya anak itu", ucap seseorang wanita pada pria-pria yang dibayarnya untuk menyakiti ben
(◍•ᴗ•◍)
Frederick masuk ke ruang ICU setelah memakai pakaian khusus. Frederick duduk di samping ben yang berbaring dengan beberapa perban terpasang di kaki, tangan dan kepalanya.
"maaf kan aku tak bisa melindungimu. seharusnya aku membawamu keluar dari kota bahkan negri ini. menjauhkan mu dari jangkauan papa", ucap frederick menahan tangisnya
(◍•ᴗ•◍)
" Kak bri. kenapa kakak menyakiti anak kita. Bukankah kakak dulu yang bilang ingin melindunginya. namun kenapa kakak justru menyakitinya? Kak, kenapa kakak membenci putra kita? Dia sudah terlalu lama menderita. Aku kecewa padamu kak. Jika kakak membenciku tanpa alasan, aku tak mempermasalahkannya. Tapi jika kakak menyakiti anak kita, aku tak akan pernah memaafkanmu"
Huh huh huh
Brian terbangun dari tidurnya. Setelah hampir 30 tahun, brian bertemu seseorang yang dibenciny dalam mimpi.
Keringat bercucuran memenuhi kening brian.
"Kenapa? Kenapa setelah bertahun-tahun dia muncul di mimpiku", ucap brian
(づ ̄ ³ ̄)づ to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...