Pras membuka mata begitu cahaya matahari menyilaukan mata nya.
"ini jam berapa?", tanya nya entah pada siapa
pras memundurkan punggungnya ke headboard sembari mengumpulkan nyawanya.
Setelah 5 bulan, baru kali ini pras tertidur lelap.
" Kamu senang bisa menerima sentuhan dari papa mu ya", ucap pras sembari mengelus perutnya
Hahahahahahahahaha
Pras mendengar suara tawa yuki dari arah luar pun perlahan menuruni ranjang dan melihat keluar jendela.
Tanpa sadar, senyum pun terbit diwajah pras begitu melihat interaksi yuki dan beni.
"Mereka seperti kakak adik", ucap pras
TOK TOK TOK
pras membalik tubuh dan melihat ben muncul di ambang pintu.
" Bisa bicara?", tanya ben yang langsung di angguki pras
(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و
siang ini bona makan bersama morgan di ruang kerja sang suami.
"Baby rewel ga sayang?", tanya morgan
" Nggak. Hari ini baby kita sedang menjadi anak baik", jawab bona dengan senyum lebarnya
morgan pun menyendokkan lauk pauk kedalam sendok dan mengarahkan nya pada bona.
Tentu bona dengan senang hati menerima nya. Bona pun ikut menyuapi morgan.
TING
Ditengah aktifitas makan bersama mereka, dapat bona lihat sebuah pesan dari diska kini terpampang di notifikasi ponsel morgan
"Kenapa ga di buka? Mungkin aja ada yang penting", ucap bona basa basi
Morgan nampak gelisah, namun tak menanggapi pesan itu.
" Aku sudah mengatakan pada diska untuk mengubah kebiasaannya. Aku sadar kalau selama ini terlalu membuatnya tergantung padaku. Aku juga menjadi sering mengabaikan mu.
Jadi tenang saja", ucap morganSenyum pun berkembang di wajah bona
(〃∀〃)ゞ
Dion tengah menata meja nya saat seorang anak perempuan, yang diketahuinya bernama alvi jalan melewatinya
"Bagaimana rasanya hidup dengan jantung orang lain setelah membunuhnya?", tanya nya dengan nada datar
DEG
dion melihat kearah alvi yang kini berjalan keluar kelas
Dion memegang dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang.
(〃∀〃)ゞ
Dion masuk kedalam mobil erick yang sudah menunggu nya sejak tadi.
" ada apa sayang, kenapa wajahmu pucat?", tanya erick
"Kak - siapa nama adik perempuan dari orang yang mendonorkan jantungnya untukku?", tanya dion
" Untuk apa kamu bertanya tentang anak itu?", tanya erick tak suka
"Aku hanya ingin memastikan sesuatu", ucap dion
" Namanya alviana", jawab erick setelah mengingat ingat
(〃∀〃)ゞ
"Issshhhhh", pras merasakan kakinya membengkak dan rasanya sangat ingin memijat nya
namun dengan perut besarnya, bahkan melihat kaki nya pun sudah tak nampak
pras menyandarkan tubuhnya di ranjang, memikirkan perkataan ben padanya.
" Saya tahu kamu merasa rendah diri menjadi bagian dari keluarga kami. Tapi yang perlu kamu tahu, saya dan frederick tak peduli siapa pun dan dari mana pun pasangan hidup anak kami. yang kami tahu adalah, anak-anak kami cukup dewasa untuk memilih pasangannya", ucap ben sembari mengelus perut pras
"Saya juga tahu rasanya mengandung tanpa di dampingi pasangan. Rasanya sangat berat kan. Apa lagi ini kedua kalinya kamu merasakan hal yang sama", ben melihat wajah pras
" Jika kamu benar-benar tak mencintai beni, maka saya akan membantu kamu untuk bersembunyi. Bahkan siapa pun tak akan menemukan kamu. Tapi pikirkan lah lagi, apa kamu mau kedua putramu kehilangan figur seorang ayah?", ucap ben sembari tersenyum
"Awalnya saya pikir, saya bisa hidup tanpa frederick karena saya seorang pria. Dapat berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi erick. Tapi saya sadar jika erick membutuhkan ayahnya", ucap ben
" ta-tapi tuan muda bukan ayah yuki. Sa-saya takut setelah bayi ini lahir, tuan muda akan pilih kasih", ucap pras jujur
" beni sudah cukup dewasa untuk bisa bersikap adil. meski umurnya baru akan 18, tapi saya tahu anak itu memiliki pola pikir melebihi usianya saat ini", jelas ben
Kruuuuuuk~~~
Pras tiba-tiba saja ingin makan sesuatu, namun hal yang menyebalkan adalah pras ingin makanan itu dibuat oleh beni sendiri.
"Nak, jangan nakal ya. Selama 5 bulan ini kamu ga pernah rewel. Jangan nyusahin papa kamu ya, kita makan diluar saja", ucap pras
pras turun dari ranjang dan dompet juga ponselnya.
(〃∀〃)ゞ
Pras berjalan sendirian menyusuri jalan karena sejak tadi tak ada satu pun driver online menerima orderan nya.
Jika ada yang bertanya di mana yuki, anak itu tengah di bawa oleh ben ke supermarket untuk menemaninya belanja bulanan.
Lalu dimana ben? Anak itu ada jam kuliah siang.
Hampir 15 menit dan pras menemukan ada pedagang bakso keliling yang menggugah seleranya. Pras pun menghentikan pedang itu, lalu membeli dagangannya
(〃∀〃)ゞ
"Itu mobil tuan muda", ucap pras setelah memasuki pekarangan rumah keluarga frederick
Baru saja pras membuka pintu rumah, mata nya langsung disuguhi beni yang tengah berciuman dengan seorang perempuan muda.
" Maaf saya mengganggu", ucap pras begitu beni melihat kearahnya
"om, ini bukan seperti yang om lihat", ucap beni
namun pras sudah berjalan menuju ke kamar nya. Pras mengunci kamar, berjalan ke dalam kamar mandi dan menangis.
Hatinya terluka dan kecewa. Pras merasa di permainkan. Apakah karena pras seperti ini, maka beni sudah tak tertarik padanya.
"apa aku harus menerima tawaran tuan ben?", ucap pras sembari menahan sakit
perutnya kini terasa sangat sakit, bahkan pras merasakan cairan darah mengalir di selangkanya
to be continue (〃∀〃)ゞ
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...