Can we be a happy ending?

Sequel Erick-Dion part 1

16 tahun kemudian

Seorang anak remaja dengan wajah cantik, rambut wolfcut dan berkaca mata tengah membaca buku di kelasnya.

"Heh cupu", panggil seorang anak perempuan menghampiri anak itu

anak yang tengah membaca buku itu pun perlahan melihat anak perempuan itu

PLAK

" ke-kenapa sis?", tanya nya sembari memegang pipinya yang panas karena tamparan, terlebih terasa perih karena terkena kuku perempuan itu

"lu udah gua bilang, jauhin kak Beni! lu punya kuping ga budek kan?!", bentak nya

" Ta-tapi kak beni yang maksa buat ba-", ucapan anak itu terhenti saat tubuhnya disiram dengan air

"Gua ga mau tau. Lu harus jauhin kak beni. Kak beni itu punya gua! denger ga lu!", ucap anak perempuan itu dengan nada mengintimidasi den menunjuk wajah nya

♡´･ᴗ･'♡

" ini kenapa baju kamu basah? terus pipi kamu merah", tanya anak laki-laki ber name tag beni

"Ta-tadi aku ga sengaja kesiram dan jatuh di kamar mandi", ucap anak di depannya

"Dion. ngomong jujur sama aku. siapa yang ngelakuin ini sana kamu? Berani berani nya dia ngelakuin ini sama calon menantu keluarga frederick!", kesal beni

" Kak, u-udah ya. Ak-aku gapapa. Ta-tadi ga sengaja kesiram aku sendiri kog. beneran", ucap dion

"Mau sampai kapan kamu diem aja di perlakukan seenaknya seperti ini? Mama papa kamu orang terpandang, tapi anaknya justru di bully begini. Kamu juga tunangan kak erick, pengusaha ternama kedua setelah tuan besar frederick. lawan dion, lawan.", kesal beni

"Aku mohon ya kak. jangan sampai mama, papa atau pun kak erick tau. A-aku ga mau mereka balas dendam pada orang tua mereka. Terlebih kak erick, dia pasti", dion memegang dadanya

" Dion.. hey.. dion.. dimana obat mu?", tanya beni panik

"di.. akhhh.. di kelas. a-ada di tas", ucap dion terbata

" Kamu tunggu disini sebentar. aku ambilkan", ucap beni sebelum berlari menuju ke kelas dion

Sejak kecil, dion di diagnosa memiliki penyakit jantung karena kelahirannya yang premature. Hal itu baru diketahui setelah usia dion memasuki 10 hari.

♡´･ᴗ･'♡

Dion mengerjapkan matanya saat menyadari dirinya berada di kamar rumah sakit.

"Sudah bangun?", tanya seseorang dengan nada dinginnya

Dion melihat kearah sisi ruangan VIP yang ditempatinya.

" Kak erick", panggil dion lemas

Erick berjalan perlahan dan duduk dikursi yang berada disamping dion.

"siapa?", tanya erick to the poin

" Kak, udah ya. Jangan lagi", ucap dion tau kemana arah pertanyaan erick