Operasi caesar bona selesai dilaksanakan . Seorang bayi laki-laki terlahir dengan perpaduan wajah bona dan juga morgan.
cup
Morgan mencium kening bona, mengucapkan terima kasih atas kesabarannya selama ini. Morgan menangis, melihat bagaimana pengorbanan istrinya itu yang sudah mau menerima goresan pisau di perutnya.
"Terimakasih sayang. Kamu hebat", ucap morgan
bona tersenyum menanggapi ucapan morgan. bona melihat bayinya yang kini berada dalam gendongannya dan sedang menyusu di dadanya
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
Sedangkan di tempat lain yang tepatnya didepan ruang operasi pras, dokter baru saja keluar.
"keluarga pasien", ucap dokter
"saya calon suaminya, bagaimana keadaan calon istri saya dok? dan juga bagaimana kondisi anak kami?", tanya beni
" Peluru sudah berhasil dikeluarkan. Beruntung tembakan tak ada yang mengenai organ vital. keadaan pasien saat ini stabil. Dan untuk kandungan pasien baik-baik saja. kita doakan saja semoga pasien cepat sadar . setelah ini pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat", jelas dokter
"kamar VIP saja dokter", ucap frederick
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
" Yuki kenapa?", tanya leon pada yuki yang sempat dititipkan oleh beni
kini yuki tengah duduk di ayunan yang berada di halaman belakang rumah leon dan dika
"Mama.... Kak beni tak memperbolehkan yuki untuk bertemu mama", ucap sedih yuki
Leon sudah mendengar tentang hilangnya pras bersamaan dengan pengakuan yuki yang menyukai beni. Leon bisa paham mengapa beni memilih untuk tak mempertemukan yuki lebih dulu dengan pras.
" Yuki, om boleh tanya sesuatu?", tanya leon
"apa yuki masih menyukai kak beni?", tanya leon setelah mendapat anggukan
yuki terdiam sejenak lalu menatap leon.
" masih. tapi, rasa suka yuki pada kak leon tak sebesar rasa suka yuki ke mama. Yuki ga suka kalau mama pergi gitu aja. Yuki merasa bersalah karena menyakiti mama. Lagi pula, kak beni adalah papa dari calon adik yuki... Yuki sudah merasakan bagaimaba rasanya tak memiliki papa selama ini.. yuki tak ingin jika adik juga merasakan hal yang sama", ucap yuki
Leon tersenyum dan menepuk kepala yuki, senang dengan jawabannya.
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
"Bagaimana keadaan om pras, ma? tanya bona saat ben menjenguknya
" Masih belum sadar , tapi dokter sudah memastikan jika pras baik-baik saja", jawab ben
"aku sangat berhutang budi pada om pras. aku akan sangat merasa bersalah jika terjadi hal buruk-", ben menepuk tangan bona, mencoba menenangkan putra tengah nya itu
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
Erick menepuk bahu beni yang tengah duduk sendirian di taman depan kamar rawat pras.
"Seharusnya aku lebih cepat menemukan dan membawanya pergi. Ini semua tak akan terjadi kan kak", ucan beni frustasi
" menyesal sekali pun tak akan mengubah keadaan. tugas mu saat ini adalah banyak banyak berdoa agar om pras segera pulih", erick menepuk tangan beni
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
mata dengan bola mata coklat terang itu mulai terbuka dengan perlahan.
"ha-haus", ucap nya lirih
tangan nya ingin meraba meja disampingnya, namun terasa berat
" tu-tuan beni.. sa-saya hauuss..", ucap pras terbata karena beni tertidur sembari menggenggam tangannya
dengan sekuat tenaga pras mencoba menarik tangannya
"emmhh.. om", kaget deni begitu menyadari pras telah sadar
" hauss", ucap pras lagi
Beni yang mendengar suara serak pras pun langsung mengambilkan air untuk sang pujaan hati.
beni dengan telaten mengubah tempat tidur pras agar kepalanya lenih naik dan membantu menyuapkan air kemulut pras dengan perlahan.
"Cukup?", tanya beni setelah pras menggelangkan kepalanya
beni kembali meletakkan gelas dan menatap pras. beni mengelus rambut pras, menumpahkan rasa rindunya selama ini.
beni mengelus perut pras yang nampak bertambah lebih besar dari terakhir kali mereka bertemu.
pras memejamkan mata karena tubuhnya terasa sangat lelah. pras memiringkan tubuhnya dibantu oleh beni, karena dadanya rasanya sangat sesak.
"Cepat sembuh, jangan buat aku khawatir", ucap beni berbisik
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
pagi ini suasana kamar rawat pras cukup ramai. frederick dan ben baru datang setelah menginap di apartemen bona dan morgan. bona dan morgan pun datang setelah meminta ijin pada dokter.
" om pras, terimakasih banyak karena menyelamatkan ku", ucap bona
"itu sudah kewajiban saya. selama ini tuan frederick sudah sangat baik pada saya. setidaknya saya bisa membalas budi", ucap pras
frederick dan ben kini duduk di bangku yang diletakkan di samping brankar pras.
" Pras, kami berdua secara resmi ingin melamar kamu untuk anak kami beni. Kami ingin hubungan kalian melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kami melihat ketulusan mu selama ini pada keluarga kami. Kami tak mempermasalahkan latar belakang atau pun usia mu", ucap ben
"Masalah yuki. Anak itu masih belum cukup dewasa untuk mengartikan perasaannya. Tadi malam, leon sudah mengajak yuki bicara. Yuki mengatakan jika yang terpenting adalah kebahagiaanmu", ucap ben lagi
nampak pras meremas ujung selimutnya saat mendengar nama yuki
"mama", mata pras memanas saat mendengar suara yuki dari arah pintu
DRAP DRAP DRAP DRAP
yuki berlari dan langsung memeluk pras, memeluk mama nya yang sangat dirindukannya.
"maaf kan yuki, mama. yuki sudah membuat mama marah dan juga sedih. jangan tinggalkan yuki lagi ma", ucap yuki
Frederick dan ben pun berdiri, menyambut Leon dan dika yang baru saja datang bersama dion dan juga baby al.
" maaf kami baru bisa datang", ucap leon memeluk ben
" tenang saja, aku tahu suami mu itu sibuknya seperti apa", ucap ben
"Kak ben, tolong jangan lama-lama peluk istri aku", ucap dika menarik leon kepelukannya
Ben hanya memutar mata nya, malas dengan ke posesif an dika pada leon.
" Udah tua masih ga tau diri, heran", ucap ben sinis
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...