brian tengah mencari pancing di gudang, rencana nya dia akan pergi ke pemancingan untuk menjernihkan pikirannya. Entah lah, hino sering muncul dalam mimpinya akhir-akhir ini.
tak
brian melihat sebuah berkas dan beberapa bukti pembayaran.
brian membawa kertas-kertas itu, berencana membacanya sembari memancing.
(◍•ᴗ•◍)
"mama, ini apartemen kita", ucap erick pada ben yang masih setia digandengnya
ben yang masih kebingungan pun melihat kekiri dan kanan. banyak foto-fotonya dan erick bergantungan.
lalu? bagaimana hubungannya dengan frederick?
ben meringis saat kepalanya merasakan sakit
" jangan terlalu di paksakan. aku akan jelaskan perlahan-lahan nanti", ucap frederick yang melingkarkan lengan nya di pinggang ben
(◍•ᴗ•◍)
BRAK
"APA INI? JADI SEMUA ITU RENCANA DIAN. BRENGSEK!", teriak brian setelah membaca surat surat ditangannya
Brian meremat kertas ditangannya sembari terisak. mengingat kebodohannya karena begitu saja percaya pada hal yang bahkan belum tentu kebenarannya.
" Maaf sayang. maafkan aku", isak brian
Tanpa menunggu lama, brian memutar arah mobilnya dan menyuruh sopirnya kembali ke rumah.
(◍•ᴗ•◍)
"DIAN! KEMARI KAU PELACUR!", kesal brian
" pa, a-ada apa? kenapa papa marah-marah?", tanya dian ketakutan
PLAK
"KAMU! SELAMA INI AKU KAU BODOHI! KAU! JADI KAU YANG SUDAH MEMFITNAH HINO DAN MEMBUATKU MENGUSIRNYA BEGITU SAJA!" , bentak brian
"DAN APA INI. JADI SAAT AKU MENIKAHIMU, KAU DALAM KEADAAN SUDAH HAMIL. LUAR BIASA SEKALI. KAU BODOHI AKU SEDEMIKIAN RUPA SELAMA BERTAHUN-TAHUN!", ujar brian dengan dada naik turun dan memperlihatkan surat keterangan rumah sakit
BRAK
brian menarik guci dan memecahkannya begitu saja di lantai
" KELUAR KAU DARI RUMAHKU! AKU AKAN SEGERA MENGIRIMKAN SURAT PERCERAIAN. AKU SUDAH MUAK DENGANMU. KALIAN SEMUA BRENGSEK! KAU TEGA MEMISAHKAN AKU DENGAN KEKASIHKU, BAHKAN CALON ANAK KAMI!", bentak brian
"ti-tidak pa. itu pasti ada kesalahan. aku melepas keperawananku hanya padamu. tak mu-mungkin aku hamil duluan. itu pasti ada kesalahan pengetikan", ucap dian
" TAK ADAKAH ALASAN YANG LEBIH MASUK AKAL? SEKARANG JUGA SILAHKAN PERGI DARI RUMAH INI!", bentak brian
"satpam!", panggil brian
" usir dia dari rumah ini sekarang. jangan pernah biarkan wanita ular ini kembali ke rumah ini lagi", ucap brian
(◍•ᴗ•◍)
Brian menangis menatap figura foto hino. Brian meraung mengingat kebodohannya.
"maaf sayang. maafkan aku. aku tahu jika tempramen ku tak stabil. aku seharusnya mendengar perkataanmu. sayang, kamu dimana sekarang. a-aku merindukanmu sayang. bagaimana kabar anak kita? aku akan mencari kalian, kita akan berkumpul bersama. aku minta maaf. semoga aku tak terlambat", ucap brian
(◍•ᴗ•◍)
"jadi kita tidak menikah atau pun bersama selama ini?", tanya ben pada fred
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...