chap 5

6.5K 398 3
                                    

"anak? anakku? anakku dan ben? bagaimana mungkin? aku tak ingat pernah melakukan hal itu dengan ben. pagi itu memang aku melihat darah di sprei. tapi aku bahkan tak ingat tidur dengan siapa", gumam frederick sembari mengendarai mobil nya ke apartemen seseorang

υ´• ﻌ •'υ

ting tong
ting tong
ting tong

frederick memencet  bel pintu apartment didepannya berkali-kali.

bruk bruk bruk

"Ben! aku tahu kau di dalam! Buka! Kita perlu bicara!",  teriak frederik kesal

frederick yakin jika benjamin ada didalam apartemennya karena sempat melihat mobil yang sama saat terakhir bertemu dengan benjamin di cafe.

bruk bruk bruk

" permisi tuan. maaf , anda dilarang membuat keributan disini. kami mendapat laporan jika anda mengganggu kenyamanan penghuni disini", ucap seorang satpam dari belakang frederik

"tapi saya ada perlu dengan penghuni kamar ini", ucap frederick

" jika anda ingin bertemu, mungkin anda bisa membuat janji terlebih dahulu. kami mohon pada anda untuk tidak membuat keributan", ujar satpam yang lain

dengan berat hati, frederick pun meninggalkan apartemen ben.

υ´• ﻌ •'υ

ben memegang dadanya yang berdegup kencang. baru saja leon memberitahunya jika tak sengaja memberitahukan kebenaran tentang erick pada frederick.

"bagaimana ini. aku harus segera pindah. tapi tak mungkin semudah itu mencari tempat tinggal. ", ucap ben

" mama"

ben melihat kearah erick yang sedang berdiri sembari mengusap matanya.

"tadi erick dengar suara ribut-ribut. ada apa ma?", tanya erick berjalan mendekati ben

" ti-tidak ada apa-apa sayang. kalau masih ngantuk kenapa ga tidur lagi?", ben mengelus rambut erick

"hmmm..erick laper", ucapnya sembari mengelus perut buncitnya

ben pun tertawa dan menarik tangan erick ke dapur untuk membuat makan malam.

υ´• ﻌ •'υ

ben gelisah. selama ini ben sudah mengikhlaskan segalanya. ben pikir hidupnya sudah terlalu lengkap meski hanya berdua dengan erick.

tring~~~~~~

ben melihat ponselnya dan mendapati nomor tak dikenal menelponnya.

" Ben, aku tahu ini kamu kan. Ben, aku mohon berikan aku kesempatan untuk bicara. Kenapa kamu egois sekali ben. Please, aku hanya ingin meluruskan segalanya. Kau tak membiarkanku tahu keadaanmu. Kau menghilang begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku. Apa salahku ben. Kumohon. Aku ada di depan gedung apartemenmu. Aku tak akan pergi kemana pun, sampai kita bicara"

terdengar suara frederick yang membuat ben tercekat.

ben diam sesaat sebelum menutup panggilan telpon itu.

ben berjalan ke jendela dan melihat kearah bawah apartemen. meski kamarnya berada dilantai 12, tapi ben dapat dengan jelas melihat mobil frederick yang kini terparkir di area parkir.

υ´• ﻌ •'υ

Ben menyatukan jari-jarinya sembari menundukkan kepala.

"ben", panggil frederick memecah keheningan

" kamu tahu kan alasan ku kesini untuk apa. ada yang perlu kamu jelaskan padaku?", ucap frederick

ben menarik nafas dan menutup matanya

"5 tahun lalu, dimalam kamu patah hati karena gia selingkuh... kamu memaksa melakukannya denganku. a-aku terlalu bodoh karena tak bisa menolakmu. a-aku .. a-ku sudah jatuh cinta padamu sejak SMA. A-aku minta maaf karena lancang. Awalnya aku pikir kamu menyadari semuanya, ta-tapi nyatanya kamu biasa saja. Aku pun mencoba untuk bersikap biasa juga. Ta-tapi nyatanya seminggu kemudian aku menyadari tentang kehamilanku. Aku panik, takut, bingung. Aku bahagia memilikinya, tapi aku sadar jika tak mungkin mengakui hal itu padamu. Aku tau kamu straight. keluarga mu juga tak mungkin menerima hubungan seperti itu. sebabnya aku memilih untuk pergi jauh darimu" , jelas ben

"Ta-tapi kamu tenang saja. aku tak akan membebani mu tentang erick. dia tanggung jawabku. Aku pun sudah mendengar tentang rencana pernikahanmu bulan depan. Jadi biarkan semua berjalan seperti semula. Kamu bisa menikah dengan calon istrimu. membuat bahagia bersama nya dan mungkin calon anak kalian kelak. Aku pun akan bahagia bersama erick", ucap ben lagi

" Egois sekali kamu bicara seperti itu. Bagaimana pun dia darah dagingku. Sekeras apapun kamu menjauhkannya dariku, nyatanya takdir tetap mempertemukan kami. Lalu kamu siapa, bisa menentukan kebahagiaanku?! Selama ini aku hampir gila mencarimu. Orang yang kujaga dan lindungi, pergi tanpa jejak", ucap frederick

"Aku minta maaf karena selama ini mengabaikan perasaanmu. tapi aku sungguh tak tahu. aku terlalu nyaman untuk mengubah status hubungan kita. Selama ini aku pikir cukup kamu berada disisiku sebagai sahabat. tapi justru aku yang menghancurkan hubungan kita", ucap frederick memegang bahu ben

" Ben. beri aku kesempatan memperbaiki semuanya. Mari kita bangun keluarga dan membahagiakan erick bersama", ucap frederick

(づ ̄ ³ ̄)づ to be continue

Can we be a happy ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang