"beni , bangun sayang", ucap benjamin membangunkan sang bungsu
ben mendekati beni dan terkejut mendapati wajah pucat beni dan juga suhu tubuhnya tinggi
" FREDERICK!", teriak ben
(〃∀〃)ゞ
"Tuan muda hanya stress, saya akan resepkan obat. Jik begitu saya pamit undur diri", ucap dokter pribadi keluarga pada ben dan fred
Ben melihat pada beni sejenak, mengelus kepala sang putra
"Bawa dia kembali fred. Mungkin ini juga salah ku memanjakan beni, memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi ini mungkin permintaannya yang paling besar. Hati ku sakit melihat beni seperti ini", ben berbaring di samping beni
(〃∀〃)ゞ
Frederick mencoba menghubungi pras, namun pria itu menolak untuk kembali dan berakhir frederick sendiri yang terbang ke kota dimana sang sekretaris berada.
Tok tok tok
"ya", suara anak kecil menyahuti
CEKLEK
" Maaf, mau cari siapa?", tanya seorang anak yang berwajah blasteran
"Bukankah ini tempat tinggal pras?", tanya fred
" om kenalan mama?", tanya nya
" mama?", batin fred
(〃∀〃)ゞ
Frederick kini berhadapan dengan Pras dengan perasaan yang campur aduk. Pras pun sudah menjelaskan semua tentang masa lalunya. Alasan alasan mengapa ia tak ingin menerima beni.
"Maafkan saya tuan", pras mencoba berlutut, namun fred langsung menahan tubuhnya
" Duduklah, tak baik jika berlutut saat hamil", ucap fred
"Saya tahu jika saya salah. Saya akan resign secepatnya. Saya akan menghilang sepenuhnya. Saya janji pada tuan", ucap pras
" Anak kamu memiliki darah keluarga kami. Lalu mau kemana kamu membawanya?", ucap fred
"Kembalilah bersama ku. Menikahlah dengan beni. Meski anakku itu baru akan masuk kuliah, tapi dia cukup bertanggung jawab. Dia sudah mulai menangani beberapa perusahaan, jadi tak perlu khawatir tentang apapun. Dan untuk anakmu, kami tak mempermasalahkannya. ", ucap fred
(〃∀〃)ゞ
"ma, om pras apa kabar ya? ", tanya beni entah sudah keberapa kalinya setelah sadar
" sesuka itu kamu pada nya?", tanya ben sembari mengelus kepala beni
"ya. hatiku telah memilihnya ma", jawab beni
" Sayang, tidak semua hal yang kamu inginkan pasti kamu dapatkan", ucap ben
"Tapi om pras juga mencintaiku ma", ucap beni yakin
" Huh.. dia itu sudah 40 tahun. Setiap harinya dia bekerja keras pada papa. Dibagian mana kamu yakin dia mencintaimu?", jengah ben
"Karena selama ini om pras ga menolak ciumanku. Bahkan om pras membalasnya", jawab beni kukuh
" Dia menghargai papamu sebagai atasannya", jawab beni
"Sebentar, kamu menciumnya? ", kaget ben
(〃∀〃)ゞ
Setelah hampir seminggu dibujuk dengan susah payah, kini Pras berdiri di depan pintu rumah keluarga frederick
"mama, rumahnya besar sekali", ucap yuki kagum
bagaimana tidak, selama ini yuki tak pernah keluar dari apartemen. Untuk sekolah pun, pras memilih untuk meng home schooling kan yuki
" iya sayang", jawab pras
Jantung pras rasanya berdegup sangat kencang. Pikiran jahat pun langsung muncul. Entah itu penolakan dari beni atau hinaan yang akan kembali di terimanya.
"Masuklah", ucap Frederick melihat pras hanya diam
(〃∀〃)ゞ
Suasana ruang keluarga pun kini tegang.
" Sa-saya disini bukan meminta pertanggung jawaban tuan muda. Sa-saya sadar diri. Saya juga bukan ingin membohongi siapapun dengan menutupi keberadaan yuki anak saya. Sebab itu saya disini hanya ingin meluruskan pada tuan muda, jika saya baik-baik saja selama ini", ucap pras
"sudah?", tanya beni setelah mendengarkan penjelasan pras panjang lebar
" Kau pikir aku ini apa?", ucap beni dengan deep voice nya
"Kamu pikir aku sebrengsek itu? Bukankah kau jahat memisahkan aku dengan anak kita yang ada dalam kandunganmu itu. Lalu kenapa jika kau sudah memiliki anak? Aku mencintai mu dan siap menerima apapun kekurangan dan kelebihanmu", ucap beni
" Tapi saya tidak mencintai anda tuan muda", ucap pras
"BOHONG!", bentak beni
Tubuh pras menegang menerima bentakan beni.
" Kamu pikir aku tak tahu jika om juga membalas perasaanku? Om juga merasakan cemburu kan saat aku berdekatan dengan teman-teman wanita ku di sekolah. Om juga sering merespond ciumanku", ucap beni menekan setiap kalimatnya
Ben yang mulai merasa suasana semakin tegang pun berpindah dari duduk disampin fred, kini duduk disamping pras.
"Saya tidak masalah dengan masa lalu kamu. Itu sepenuhnya bukan salah kamu. Kamu tahu, keluarga kami tak sesempurna itu. dan saya hanya ingin anak-anak bahagia dengan pilihannya. Dan dua butuh ayahnya", ucap ben mengelus perut pras
(〃∀〃)ゞ
"Apa mama harus menerima nya?", tanya pras pada yuki yang sudah terlelap
Sedang sibuk mengelus rambut sang putra, pras merasakan ranjangnya bergerak dan sebuah tangan memeluknya
" Aku merindukan mu. Maaf tadi aku membentakmu", ucap beni
Beni meletakkan kepala di bahu pras, menikmati aroma pujaan hatinya. Tangan nya pun mulai menyelus perut pras
"Sudah malam. tidurlah. Tak baik untuk baby kita", ucap beni menyamankan diri
Pras menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak yang muncul di hatinya.
Beni benar tentang perasaan pras, entah sejak kapan pras membalas perasaan beni padanya. Yang pras tahu, jantungnya berdegup kencang saat berada di dekat beni.
(〃∀〃)ゞ to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be a happy ending?
Teen FictionBenjamin putra graha, seorang laki-laki mandiri yang sejak kecil di besarkan di panti asuhan. Kini usianya menginjak usia 30 tahun. Frederick d'Amsel, putra tunggal salah satu pemilik Hotel Ternama di kotanya. Memiliki wajah tampan dan kekayaan yan...